Cari di Sini

Senin, 07 November 2011

Iran Kembangkan Senjata Nuklir

VIENNA – Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berencana melaporkan bukti terbaru bahwa Iran sedang mengembangkan kemampuan persenjataan nuklir secara rahasia.


Laporan terbaru itu menyebutkan informasi intelijen bahwa Iran membuat model-model komputer untuk hulu ledak nuklir.

Laporan itu menuduh Iran berupaya memasang material radioaktif di hulu ledak dan mengembangkan rudal untuk membawanya mengenai target. Pejabat Iran menganggap laporan IAEA yang akan dirilis pada Selasa (8/11) atau Rabu (9/11) mendatang itu merupakan rekayasa.Laporan terbaru itu muncul setelah Israel mengancam akan melakukan aksi militer untuk mencegah Iran memiliki persenjataan nuklir.

“Laporan itu memasukkan beberapa bagian ‘senjata asap’. Tapi, ini akan menjadi bukti utama yang akan sangat sulit bagi Iran untuk menyangkalnya sebagai laporan palsu, seperti yang mereka lakukan di masa lalu,” papar seorang diplomat Barat secara anonim pada AFP. Laporan IAEA pada September lalu menyoroti tentang upaya Iran memproduksi material fisik, uranium dan plutonium, yang dapat menjadi sumber energi dan tujuan damai, termasuk bom atom.

Kepala IAEA Yukiya Amano menyatakan, laporan lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu semakin meningkatkan kekhawatiran dimensi militer aktivitas nuklir Iran.menurut Amano, laporan tersebut sudah luas dan komprehensif. Para diplomat Barat berharap, informasi baru ini akan membantu meyakinkan negaranegara lain untuk lebih menekan Iran yang sudah menghadapi empat kali sanksi Dewan Keamanan PBB.“Namun Rusia dan China tidak yakin tentang perlunya lebih banyak sanksi,” papar diplomat Barat.

Moskow dan Beijing lebih bersikap lunak terhadap Iran daripada anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya,Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Inggris. Rusia sejauh ini menyerukan agar IAEA tidak merilis laporan terbarunya. Menurut Moskow, laporan tersebut akan mempersulit kondisi dan meningkatkan atmosfer keraguan serta merusak upaya memulai negosiasi yang lebih serius.

Karena sikap Rusia dan China tersebut,tidak jelas apakah Dewan Keamanan PBB akan mengeluarkan resolusi lagi terhadap Iran.Jika PBB mengeluarkan resolusi lagi,IAEA akan mengadopsinya saat bertemu pada 17–18 November. “Salah satu opsi bisa berupa melaporkan Iran ke Dewan Keamanan PBB lagi, sedangkan opsi lain dapat memberikan Teheran batas waktu hingga pertemuan IAEA selanjutnya pada Maret 2012, untuk memberikan jawaban atas kekhawatiran lembaga pengawas PBB tersebut,” ujar diplomat Barat pada AFP.

“Isu nuklir Iran dapat memecah sikap 35 negara anggota dewan IAEA dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman,”kata Oliver Thraenert dari German Institute for International and Security Affairs (SWP). “Bagi saya, itu tidak menciptakan banyak hal, meskipun semua akan tergantung pada bahasa dalam laporan tersebut.” Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan, berbagai tuduhan dan buktibukti itu hanya rekayasa dan bagian dari kampanye AS untuk merusak citra Teheran.

Laporan terbaru IAEA itu akan dirilis sering meningkatnya spekulasi bahwa Israel kehilangan kesabarannya dan mungkin melancarkan serangan militernya ke fasilitas nuklir Iran. Surat kabar Israel, Haaretz, pekan lalu melaporkan bahwa Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu meminta dukungan kabinet untuk melakukan serangan militer ke Iran.Karena itu, laporan IAEA akan memiliki dampak besar dalam kebijakan rezim Zionis.

Presiden Israel Shimon Peres pada Jumat (4/11) mengatakan bahwa Tel Aviv yang pekan lalu melakukan tes roket, semakin mendekat untuk menggunakan opsi militer daripada mencari solusi melalui langkah diplomatik.Peres kembali mengatakan di televisi swasta Israel pada Sabtu (5/11) bahwa serangan ke Iran oleh Israel dan negara-negara lain “lebih dapat dipastikan”. “Iran mendekati kemampuan persenjataan nuklir dan dalam waktu yang tersisa, kita harus menggalang negara-negara dunia dan mendesak mereka memenuhi janjinya.Yang perlu dilakukan harus dilakukan dan tidak ada daftar opsi yang panjang,”kata Peres.

Adapun Washington mengatakan, meski fokus pada solusi diplomatik, semua opsi tetap ada.“AS berencana menambah kehadiran militernya di Teluk Persia setelah penarikan pasukan dari Irak tahun ini. Washington juga hendak memperluas hubungan militer dengan Dewan Kerja Sama Teluk,” tulis laporan New York Times bulan lalu. “Militer Inggris juga membuat berbagai rencana untuk berpartisipasi dalam serangan udara terhadap fasilitas pengayaan nuklir Iran,”tulis harian Guardian. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar