Cari di Sini

Selasa, 17 April 2012

Pemantau PBB Mulai Awasi Gencatan Senjata di Suriah

DAMASKUS – Tim pemantau gencatan senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai bekerja di Suriah kemarin. Mereka akan memastikan pasukan pemerintah dan oposisi menghormati gencatan senjata.

Tim yang terdiri atas tiga pemantau itu tiba di Damaskus pada Minggu (15/4) malam dipimpin Kolonel Ahmed Himmiche dari Maroko.“Misi akan dimulai dengan mendirikan kantor pusat operasi pagi ini serta bertemu pemerintah Suriah dan pasukan oposisi,sehingga kedua pihak memahami sepenuhnya peran pemantau PBB,” papar Juru Bicara Utusan Liga Arab dan PBB Kofi Annan,Ahmad Fawzi, dikutip Reuters. “Sisanya 25 orang diharapkan tiba dalam beberapa hari lagi,”kata Fawzi.

Dewan Keamanan PBB sepakat mengirimkan pemantau tak bersenjata untuk mengawasi gencatan senjata yang secara resmi dimulai Kamis (12/4) lalu. Menurut Fawzi, Dewan Keamanan PBB diperkirakan mengadopsi resolusi kedua pada akhir pekan untuk mengesahkan pengerahan misi pemantau penuh yang terdiri atas 250 pemantau,termasuk pakar hak asasi manusia (HAM).

“Sebanyak 25 orang lagi akan terlibat dalam misi pemantau. Mereka berasal dari Timur Tengah dan Afrika, sehingga kami dapat mengirimkan orang secepatnya dan mereka berpengalaman di kawasan itu,” papar juru bicara departemen penjaga perdamaian PBB Kieran Dwyer,dikutip AFP. Misi mereka hanya satu dari enam poin rencana damai yang disepakati Assad dengan Annan.

Annan yang merupakan mantan sekretaris jenderal PBB itu ingin ada lebih dari 200 pemantau di Suriah. Namun, Dewan Keamanan PBB menyatakan misi pemantau penuh hanya akan dikirimkan jika kekerasan berhenti. Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, melaporkan bahwa Damaskus menyambut kehadiran misi pemantau dan berharap pemantau akan melihat berbagai kejahatan yang dilakukan kelompok teroris bersenjata.

Misi pemantau itu menanggung tugas berat karena negara- negara Barat meragukan komitmen rezim Suriah melakukan gencatan senjata.Apalagi, ada laporan bahwa pasukan pemerintah masih menembaki basis-basis pemberontak dan bertempur dengan pejuang oposisi. Kehadiran pemantau di Suriah tampaknya tidak mengurangi kekerasan yang terjadi di negara tersebut.

Hanya beberapa jam setelah tim pemantau PBB tiba di Damaskus,kekerasan terjadi di pusat Kota Hama dan Idlib.“Pasukan pemerintah Presiden Suriah Bashar al- Assad menewaskan dua warga sipil di pusat Kota Hama dan terjadi pertempuran melawan pemberontak di Idlib dan Homs,”papar Pengawas Suriah untuk HAM (SOHR).

Sejak gencatan senjata Kamis (12/4), sedikitnya 41 orang tewas dalam kekerasan di penjuru Suriah. Menurut SOHR, pasukan rezim juga bertempur melawan pemberontak di Khaldiyeh dan Bayyada, pusat Kota Homs,sehari setelah lima warga sipil tewas di sana. Otoritas menyatakan pemberontak mengintensifkan serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil.

Rezim Suriah memperingatkan akan membalas serangan pemberontak tersebut. “Pasukan keamanan akan mencegah kelompok-kelompok teroris melanjutkan serangan kriminal mereka,”ujar seorang pejabat militer kepada SANA.Dia menuduh pemberontak sengaja meningkatkan kekerasan untuk merusak gencatan senjata. Jika gencatan senjata gagal, yang disalahkan oleh Barat ialah rezim Suriah, bukan pemberontak. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar