BEIJING- Eksport China tumbuh 21,8% pada
Februari. Jumlah tersebut melebihi perkiraan pengamat sebesar 15%.
“Peningkatan eksport itu membantu China mencapai
surplus perdagangan USD15,3 miliar pada Februari. Surplus perdagangan itu
menyusut dari USD29,2 miliar pada Januari,” papar pernyataan Departemen Umum
Bea Cukai China, dikutip AFP.
Meski tidak terlalu besar, surplus perdagangan
pada Februari itu sangat mengejutkan. Pasalnya, pasar memperkirakan terjadi
defisit perdagangan USD16 miliar, berdasarkan poling perkiraan 13 ekonom yang
disusun Dow Jones Newswires.
“Eksport meningkat 21,8% menjadi USD139,4
miliar pada Februari. Adapun import turun 15,2% menjadi USD124,1 miliar,”
ungkap pernyataan Departemen Umum Bea Cukai China.
Pengamat menilai kuatnya pertumbuhan eksport
itu menjadi tanda perbaikan ekonomi. Namun pengamat menekankan bahwa lemahnya
import mungkin akibat tutupnya pabrik-pabrik saat hari libur nasional sehingga
mengurangi permintaan komponen dan bahan mentah.
“Data import mungkin dipengaruhi faktor
musiman Tahun Baru Imlek, tapi eksport tidak banyak terpengaruh sehingga tumbuh
lebih besar dari perkiraan,” ungkap Liu Ligang, ekonom untuk bank ANZ di Hong
Kong pada AFP. “China tidak diragukan lagi tetap pada jalur pemulihan tahun
ini, dengan ekonominya tumbuh lebih dari delapan persen.”
Kementerian Perdagangan China kemarin memperkirakan
pertumbuhan perdagangan akan membaik tahun ini dibandingkan 2012. Namun dia
memperingatkan terjadi masalah-masalah global tak terduga yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan itu.
“Saya optimistis dengan situasi perdagangan
umum tahun ini. Kita harus melakukan lebih baik tahun ini,” kata Menteri
Perdagangan China Chen Deming di sela-sela acara Kongres Rakyat Nasional.
Total pertumbuhan perdagangan asing China hanya
6,2% tahun lalu sebesar USD3,87 triliun, turun dari target pemerintah sekitar
10% pertumbuhan. Badan perencanaan negara tertinggi, Komisi Reformasi dan
Pembangunan Nasional memperkirakan pertumbuhan 8% untuk volume perdagangan
asing tahun ini.
Para investor menginginkan pertumbuhan ekonomi
China kembali menguat setelah pertumbuhan tahunan 7,8% pada 2012. Pertumbuhan
itu merupakan yang terburuk dalam 13 tahun terakhir. Kondisi ini terjadi akibat
melemahnya pasar domestik dan asing.
Awal pekan ini, Perdana Menteri (PM) China Wen
Jiabao menetapkan target pertumbuhan ekonomi 7,5% tahun ini. Target tersebut
tidak berubah dari tujuan yang ditetapkan pemerintah tahun lalu.
“Ekonomi domestik masih melakukan pemulihan,
tapi masih sulit untuk mengatakan penguatan pemulihan,” ujar Zhang Zhiwei,
ekonom asal Nomura Securities di Hong Kong, pada AFP.
Aktivitas manufaktur di China berada pada level
terlambat dalam lima bulan terakhir pada Februari. Data resmi yang ditunjukkan
bulan ini menunjukkan indeks pembelian manajer (purchasing managers index/PMI)
sebesar 50,1.
PMI dianggap sebagai barometer kesehatan
ekonomi China. Jika nilainya di atas 50 maka menunjukkan ekspansi dan jika di
bawah 50 menunjukkan kontraksi. Meski data eksport Februari itu positif, Shanghai
Composite Index ditutup pada penurunan 0,24% kemarin. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar