TRIPOLI- Ledakan dan tembakan senjata anti-pesawat bersahutan di Tripoli, kemarin, saat serangan udara militer sekutu terhadap pasukan Pemimpin Libya Muammar Khadafi memasuki hari keenam.
Seorang wartawan AFP mengatakan, suara tembakan senjata anti-pesawat terdengar sejak pukul 04.30 GMT seiring bunyi ledakan beruntun. Saksi mata juga melaporkan ada sebuah ledakan besar pada Rabu malam (23/3) di sebuah pangkalan militer di Tajura, 32 kilometer timur Tripoli, saat tembakan senjata anti-pesawat dan sejumlah pesawat tempur Barat terdengar bergemuruh di ibu kota.
“Api dapat terlihat di pangkalan militer itu setelah ledakan,” papar para saksi mata.
Televisi pemerintah Libya melaporkan, “Penjajah membombardir warga sipil dan lokasi militer di Tajura. Serangan koalisi di Tajura menewaskan sangat banyak warga sipil.”
Sedangkan kantor berita Jana menjelaskan, Tajura diserang selama beberapa saat pada tadi malam. Tajura merupakan lokasi pangkalan militer paling penting Libya dan sudah digempur pasukan koalisi pada Sabtu (19/3), hari pertama operasi militer dilancarkan di Libya untuk pemberlakuan zona larangan terbang yang disahkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Tajura diserang untuk ketiga kali (oleh militer koalisi Barat) yang menargetkan tim penyelamat yang berupaya memindahkan jasad dan orang yang terluka akibat tertimbun puing dan kehancuran yang diakibatkan oleh dua serangan sebelumnya,” papar pejabat militer Libya.
“Sirine ambulance terdengar di pusat Tripoli dan Tajura,” kata koresponden AFP. “Tripoli yang sempat tenang untuk pertama kali di malam hari, kemudian dikejutkan oleh tembakan senjata anti-pesawat sejak pukul 20.30 GMT. Satu jam setelah bunyi senjata anti-pesawat bergema, jejak-jejak warna merah memenuhi langit malam saat beberapa pesawat tempur terbang di atas kota.”
Sementara itu pasukan Khadafi kemarin menggempur kota Ajdabiya yang masih dikuasai pemberontak. “Asap tebal membumbung di atas kota dan berbagai ledakan terdengar,” kata seorang reporter AFP.
Seorang pria yang mengemudikan sebuah mobil bersama keluarganya di jalan pantai utara kota Ajdabiya, mengaku terlalu takut untuk tetap berada di kota tersebut. “Kami pergi karena pertempuran. Kami sangat takut. Kami tidak dapat tinggal,” paparnya.
Hamed al-Qabaili yang juga melarikan diri dari Ajdabiya menjelaskan, “Pasukan Khadafi menembakkan rudal-rudal Grad ke rumah-rumah. Hanya sedikit orang yang tetap tinggal. Di sana tidak ada listrik dan gas.”
Akibat serangan udara pasukan koalisi yang bertubi-tubi, Inggris mengklaim angkatan udara Libya hampir seluruhnya lenyap. “Angkatan udara Libya hampir lenyap seluruhnya dan tidak lagi eksis sebagai pasukan tempur,” kata komandan angkatan udara Inggris Marshal Greg Bagwell.
Kemarin satu armada kapal perang NATO mulai berpatroli di pantai Libya untuk memberlakukan embargo persenjataan terhadap rezim Khadafi. Ini merupakan tindakan terbaru NATO untuk memegang komando operasi militer aliansi setelah beberapa hari perdebatan alot.
“Aliansi 28 negara akan berupaya menyepakati keputusan tentang apakah NATO harus mengambil kepemimpinan operasi yang dilancarkan oleh Inggris, Prancis, dan AS pada Sabtu (19/3),” papar diplomat NATO.
Di tengah ketidakpastian hasil akhir invasi Barat di Libya, Menteri Pertahanan (menhan) AS Robert Gates menyatakan selama lawatan ke Mesir bahwa meningkatnya tekanan terhadap rezim Khadafi dapat membuat lingkaran inti dan anggota keluarganya membelot.
“Saya pikir ada sejumlah kemungkinan hasil di sana dan tidak ada seorang pun yang dapat memprediksinya, apakah akan ada lebih banyak pembelotan di dalam lingkaran inti atau perpecahan dalam keluarganya,” ujar Gates.
Pejabat AS menyatakan, anggota lingkaran inti Khadafi sedang mencari jalan keluar dari krisis. Sedangkan militer AS memaparkan, pasukan darat Khadafi mengancam kota-kota yang dikuasasi pemberontak yang kini menjadi target serangan udara koalisi.
“Kami menekan pasukan darat Khadafi yang mengancam kota-kota,” ujar kepala staf AS untuk misi Libya, Admiral Gerard Hueber.
Menhan Prancis Gerard Longuet mengatakan, zona pengusiran telah menjadi realitas. “Prancis sudah menghancurkan puluhan kendaraan bersenjata dalam tiga hari. Langkah tegas ini mengakibatkan tidak terlihat kumpulan tank apa pun sejak serangan,” katanya. “Ada sinyal bahwa tentara Khadafi menyadari bahwa di sana tidak ada jalan keluar.”
Menteri Pertahanan Prancis Alain Juppe kemarin menganggap serangan udara koalisi di Libya telah sukses dan akan dilanjutkan. “Kami akan melanjutkan serangan udara. Kampanye udara sukses dan akan dilakukan selama yang diperlukan,” paparnya.
Pesawat tempur Kanada membombardir target pertama di Libya sepanjang malam kemarin. Mereka menghancurkan gudang amunisi di kota yang dikuasai pemberontak di Misrata, 214 kilometer timur Tripoli.
Juru bicara Gedung Putih Ben Rhodes mengonfirmasi, setelah memaksa pasukan Khadafi mundura dari Benghazi timur, militer Barat fokus di Misrata. Pada Rabu (23/3), pasukan Khadafi menggunakan tank-tank untuk mengepung satu-satunya rumah sakit di Misrata. “Situasinya sangat buruk dan serius. Tank-tank menembaki rumah sakit dan rumah-rumah,” kata juru bicara pemberontak. Pada Selasa (22/3), sebanyak 17 orang tewas akibat tembakan sniper dan artileri di Misrata.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak semua pihak di Libya untuk gencatan senjata. “Semua pihak yang melanggara hukum HAM dan kemanusiaan internasional akan bertanggung jawab penuh,” tegas juru bicara Ban, Martin Nesirky, mengacu serangan di Misrata dan Zintan.
Di Paris, Mansour Saif al-Nasr, utusan dewan transisi nasional dari pemberontak Libya menyatakan, tujuan mereka ialah rezim demokratis dan sekuler. Mansour memprediksi Khadafi akan terguling secepatnya untuk memberi kesempatan masyarakat membangun kembali negara itu. “Rakyat Libya itu moderat dan negara tidak akan dipimpin oleh ulama,” katanya.
Dewan transisi nasional memiliki 31 anggota, tapi identitas yang sudah diungkap hanya delapan orang karena sebagian besar masih tinggal di zona yang dikuasasi pasukan Khadafi.
Enam negara sepakat mengerahkan 16 kapal untuk mencegah Khadafi membawa masuk persenjataan melalui Mediteranea. Turki menawarkan lima kapal selam dan satu kapal selam, meski masih keberatan dengan aksi militer asing di Libya.
Sedangkan aliansi Barat hingga kini masih berbeda pendapat tentang siapa yang harus memegang komando operasi militer asing di Libya. Prancis bersikeras dengan pembentukan satu komite negara koalisi agar tidak mengesampingkan negara-negara Arab. Sedangkan Italia menginginkan komando tunggal di bawah NATO.
Sementara Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, Washington mengharapkan partisipasi lebih banyak dari negara Arab dalam operasi militer di Libya pada beberapa hari mendatang.
Qatar sudah mengerahkan pasukan tempur Mirage. Qatar merupakan satu-satunya negara Arab yang sejauh ini mengirimkan aset militer pada pasukan koalisi. Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron mengatakan, Kuwait dan Yordania akan menyediakan kontribusi logistik.
Di Berlin, juru bicara pasukan koalisi Beverly Mock melaporkan 97 serangan militer asing di Libya dalam 24 jam terkahir pada pukul 12.00 GMT pada Rabu (23/3). Serangan udara pasukan koalisi itu menargetkan tank-tank, baterai anti-pesawat, dan pusat-pusat komando.
Sejak dimulainya operasi militer asing pada Sabtu (26/3), angkatan laut AS dan Inggris sudah menembakkan 162 rudal jelajah Tomahawk, termasuk 112 rudal Tomahawk pada Sabtu saja (19/3).
Kemarin, sebuah kapal selam Inggris menembakkan rudal Tomahawk ke sistem pertahanan udara Libya. “Pasukan Inggris berpartisipasi lagi dalam serangan terkoordinir terhadap sistem pertahanan udara Libya untuk mendukung Resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB,” kata juru bicara kepala staf pertahanan Inggris Mayor Jenderal John Lorimer.
“Inggris meluncurkan Rudal Penyerang Darat Tomahawk dari sebuah kapal selam Trafalgar Class yang menargetkan pertahanan udara Libya,” papar Lorimer.
Di Washington, Ketua DPR (House of Representative) AS John Boehner mendesak Presiden AS Barack Obama untuk menjelaskan strateginya di Libya. “Kurang ada kejelasan tentang tujuan misi ini, apa kepentingan keamanan nasional kita di dalamnya, dan bagaimana ini sesuai dengan kebijakan kita untuk Timur Tengah,” ujarnya.
“Rakyat Amerika menginginkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini,” tutur Boehner, lawan utama Obama dari Partai Republik di Kongres AS. Pernyataan Boehner itu senada dengan komplain dari anggota parlemen lain dari Republik dan Partai Demokrat. “Mengapa AS menggunakan sumber daya Amerika untuk menerapkan resolusi PBB yang tidak konsisten dengan tujuan kebijakan negara dan kepentingan nasional kita?”
Boehner juga mempertanyakan rencana Obama untuk membiayai operasi militer AS di Libya. “Semua ini kembali pada pertanyaan mendasar: apa dalih Anda untuk kesuksesan di Libya?” ungkapnya.
Harga minyak meningkat drastis kemarin, di tengah gejala meningkatnya permintaan dan terus terjadinya krisis di Libya. West Texas Intermediate untuk pengiriman April naik USD78 sen sejak Selasa (22/3) menjadi USD105,75 di New York, tertinggi dalam dua tahun terakhir. di London, Brent North Sea naik USD15 sen menjadi USD115,55. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar