Cari di Sini

Senin, 19 Desember 2011

Cermati Peluang di Tengah Konflik Laut China Selatan

Indonesia pada 2012 menghadapi perubahan geopolitik yang sangat cepat. Sebagai negara yang berada di antara dua samudera dan dua benua,Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis sekaligus rawan. Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat (AS) dan China diperkirakan akan mendominasi konflik di kawasan Asia.

AS sangat khawatir dengan peningkatan kekuatan militer China di wilayah Asia Pasifik. Kekhawatiran itu semakin meningkat setelah militer China mengumumkan pengembangan pesawat tempur generasi kelima dan membangun kapal induk pertama. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan bagi merosotnya pengaruh AS di kawasan Asia Pasifik.Karena itu AS berulangkali mendesak China untuk secara transparan mengungkapkan peningkatan anggaran militernya dan menjelaskan alasan mengapa Beijing membangun kapal induk.

China dengan terang-terangkan menunjukkan prioritas pengembangan kekuatan Angkatan Laut dan ambisi memperluas pengaruh maritimnya. Peter Howarth dalam bukunya China’s Rising Sea Power: The PLA Navy’s Submarine Challengemenyebutkan, dalam strategi militernya, China sudah memasuki tahap ketiga untuk menciptakan blue water navy yang memiliki pengaruh global pada 2050.

Tujuan strategis China ini akan menghadapi kekuatan militer AS di Asia. Tidak heran jika kawasan Asia Pasifik di masa depan diprediksi menjadi hot spot bagi berbagai konflik maritim.Hal ini karena banyak negara di wilayah ini yang masih memiliki masalah perbatasan laut. Misalnya konflik perbatasan maritim di Laut China Selatan yang melibatkan China,Jepang, Vietnam,Filipina,dan Malaysia.

Ketegangan di Laut China Selatan juga berimbas pada keamanan nasional Indonesia. Wilayah laut Indonesia sangat luas,terbentang seluas 5,8 juta kilometer persegi,mencapai 75,3% dari total luas wilayah negara Indonesia.Garis pantainya membentang 81.000 kmyang merupakan salah satu garis pantai terpanjang di dunia.Sebagai bangsa yang sebagian besar wilayahnya berupa lautan, Indonesia jelas sangat rentan menghadapi berbagai ancaman keamanan maritim.

Karena itulah industri pertahanan yang sedang dibangun Indonesia perlu fokus pada kekuatan maritim. Kita perlu membangun kapal perang yang memiliki teknologi yang sesuai karakteristik wilayah kita yang berupa kepulauan. Pembangunan kapal perang yang modern perlu ditingkatkan karena ancaman di masa depan yang semakin besar. Luasnya wilayah lautan dan perbatasan maritim kita,membutuhkan banyak kapal patroli dan perang dengan kemampuan maneuver maksimal.

Mengingat banyaknya pulau kecil dan selat,kapal perang Indonesia perlu didesain dalam ukuran kecil,ringan,dan cepat, dengan tetap tidak meninggalkan kemampuan bertempur. Kapal perang berukuran kecil dan ringan itu bergerak dalam formasi kawanan atau kelompok sehingga dapat saling mendukung. Kemampuan tempur setiap kapal akan meningkat dalam formasi kelompok kapal perang tersebut.

Peter Dombrowski dan Eugene Gholz dalam bukunya Buying Military Transformation: Technological Innovation and the Defense Industry menjelaskan, konsep pembangunan kapal kecil yang beroperasi dalam kelompok itu sudah diterapkan AS.Konsep ini tentu sangat cocok diterapkan Indonesia yang memiliki puluhan ribu pulau yang perlu dilindungi.

Kapal perang canggih Indonesia akan menjadi kekuatan penangkal dan memperkuat setiap langkah diplomasi kita.Selain itu,jika kapal perang yang diproduksi ternyata handal,akan banyak negara lain yang tertarik membelinya sehingga ekspor industri pertahanan kita dapat meningkat. Kekuatan industri pertahanan ini akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar