Cari di Sini

Rabu, 07 Desember 2011

Putin Janji Rombak Pemerintahan

MOSKOW – Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin kemarin menyatakan pemerintahan perlu dirombak setelah pemilihan umum presiden (pilpres) 4 Maret tahun depan.

Pernyataan itu muncul setelah pemilu parlemen pada Minggu (4/12) memberikan pukulan telak bagi Partai Rusia Bersatu yang dipimpin Putin. Perolehan suara partai berkuasa itu mengalami penurunan drastis dan mengancam upaya Putin kembali ke kursi kepresidenan tahun depan. “Tentu saja akan ada pembaruan personel dalam pemerintahan,” tutur Putin pada anggota Partai Rusia Bersatu,dikutip Reuters.

Saat salah satu anggota partai bertanya apakah “Putin lama” atau “Putin baru” yang akan kembali ke Kremlin setelah pemilu presiden,Putin menjawab,“ Saya akan menyelesaikan permintaan masyarakat untuk modernisasi.

” Unjuk rasa digelar ribuan orang di Moskow sejak Senin (5/12) malam untuk menentang hasil pemilu parlemen.Tentara Rusia lantas dikerahkan untuk membubarkannya kemarin. “Mereka (tentara) hanya memiliki satu tujuan,memastikan keamanan warga negara,” papar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia Kolonel Vasily Panchenkov pada kantor berita Interfax.

Juru bicara kepolisian mengatakan menetapkan status waspada untuk menghadapi kemungkinan unjuk rasa lainnya.Sejak kemarin pagi para blogger Rusia merilis videovideo dan mengklaim mereka melihat beberapa kendaraan lapis baja yang membawa tentara menuju pusat kota Moskow. Jumlah tentara yang dikerahkan untuk menghadapi demonstran tidak diketahui pasti.

Polisi menyatakan menahan 300 orang, termasuk aktivis terkenal Ilya Yashin dan blogger Alexei Navalny saat unjuk rasa Senin (5/12) saat demonstran menuju Lapangan Lubyanka yang menjadi lokasi badan keamanan FSB. “Sebanyak 250 orang masih ditahan hingga Selasa (6/12) siang. Banyak yang menghadapi penahanan 15 hari,” tutur Olga Shorina, juru bicara gerakan Solidaritas yang menggerakkan unjuk rasa,pada AFP.

Selama unjuk rasa yang diserukan melalui jejaring sosial, demonstran meneriakkan “Rusia tanpa Putin” dan “Putin harus dipenjara.” Unjuk rasa tersebut merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Putin menghadapi kemunduran terburuk dalam pemilu parlemen. Rusia Bersatu memperoleh 238 kursi di Duma yang memiliki total 450 kursi. Perolehan kursi itu turun drastis dari 315 kursi pada pemilu parlemen 2007.

Partai Komunis yang meraih 92 kursi akan menjadi oposisi terberat bagi Rusia Bersatu. Adapun Partai Rusia Adil meraih 64 kursi dan ultranasionalis Partai Demokrat Liberal memiliki 56 kursi.Tingkat partisipasi pemilih mencapai lebih 60%.

Vladislav Surkov,deputi kepala pemerintahan Kremlin yang disebut sebagai arsitek sistem politik Rusia saat ini, mengakui bahwa negaranya memerlukan reformasi untuk memastikan stabilitas masa depan.“Masa pembersihan dan revitalisasi sistem politik yang membusuk pada 1990-an sudah berakhir,”katanya. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar