Cari di Sini

Senin, 12 Desember 2011

Demo Anti-Putin Meluas di Rusia

MOSKOW– Lebih dari 50.000 orang berunjuk rasa di Moskow dan ribuan lainnya berdemonstrasi di kota-kota lain di penjuru Rusia, kemarin. Ini merupakan unjuk rasa terbesar menentang 12 tahun pemerintahan Vladimir Putin.

Massa yang meneriakkan “Rusia tanpa Putin” melintasi penjagaan ketat polisi menuju lapangan di Moskow. Mereka mengecam hasil pemilu par-lemen yang dimenangkan Partai Rusia Bersatu yang dipimpin Putin. Demonstran menuduh pemilu itu penuh kecurangan. “Sekarang ini adalah peluang bagi kita untuk mengubah sesuatu di negeri ini,”kata Anna Bekhmentova, 44, kepada AFP,saat demonstran meneriakkan “Tolak negara polisi!”

Bekhmentova menambahkan,“ Tidak seorang pun yang saya kenal, memilih Rusia Bersatu.” “Orang-orang yang memiliki kaitan dengan otoritas merasa mereka dapat melakukan segalanya. Saya datang untuk mendukung rakyat yang menginginkan perusahaan sistem ini,” tegas Yelizaveta Derenkovskaya, 26, seorang pengacara. Unjukrasayangdigelarpada Sabtu (10/12) waktu setempat atau kemarin WIB itu menjadi yang terbesar di Moskow sejak kerusuhan 1990-an.

Kepolisian kemarin mengerahkan lebih dari 50.000 aparat keamanan dan beberapa helikopter untuk mengendalikan demonstran. Polisi menahan 30 orang saat 10.000 demonstran beraksi di Saint Petersburg, tempat Putin dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev tumbuh besar. Penggerak unjuk rasa menyatakan jumlah demonstran antara 50.000 hingga 80.000 orang di Moskow. Beberapa orang mengatakan jumlahnya lebih dari 100.000 orang.

Besarnya unjuk rasa itu tidak pernah disaksikan sebelumnya di era pemerintahan Putin. Demonstran juga menyerukan akan menggelar unjuk rasa lagi pada 24 Desember. “Ini mungkin peluang terakhir yang kita miliki untuk mengubah segalanya,” ujar Ilya Sarmabarov di Lapangan Pionerskaya Ploshad,Saint Petersburg.

Daniil Klubov, pemimpin mahasiswa dalam unjuk rasa di St Petersburg, mengatakan kepada BBC bahwa mereka mendapat tekanan agar tidak mengikuti demonstrasi.“Saya bukan bagian gerakan politik mana pun.Saya hanya seorang mahasiswa yang lelah dengan semua kebohongan itu,”tegasnya.

Menurut Klubov, dia dan mahasiswa lainnya mendapat ancaman di vKontakte, laman jejaring sosial semacam Facebook di Rusia.Mereka mendapat ancaman penjara, diusir dari universitas,atau wajib militer.“ Beberapa orang ketakutan, tapi banyak orang paham bahwa semakin banyak yang berunjuk rasa, peluang kami semakin baik,”tegasnya. Unjuk rasa dalam jumlah lebih kecil digelar di Timur Jauh dan Siberia serta Urals.

Dalam unjuk rasa di Khabarovsk, Timur Jauh, sedikitnya 40 orang ditahan saat sekitar 400 orang menggelar aksinya meski suhu saat itu minus 15 derajat Celsius. Penggerak unjuk rasa menyatakan, sedikitnya 5.000 orang berdemonstrasi di Kota Chelyabinsk dan lebih dari 4.000 orang di Kota Yekaterinburg, Pegunungan Urals. Demonstrasi serupa digelar di Siberia Barat dan selatan.

Demonstran di Pelabuhan Vladivostok, Pasifik, memasang spanduk bertuliskan “Tikus harus pergi!” dan “Penipu dan pencuri,kembalikan pemilu kami!”Adapun demonstrasi di Kurga,perbatasan Rusia dan Kazakstan, dibubarkan polisi setelah 200 hingga 400 pengunjuk rasa berkumpul di sebuah lapangan, meski cuaca membeku. Sedikitnya 3.000 orang berunjuk rasa selama dua jam di Novosibirsk, meski suhu saat itu minus 20 derajat Celsius.

Lebih dari 3.000 orang berunjuk rasa di Yekaterinburg dengan meneriakkan “Bebaskan tahanan politik”. Oposisi Rusia menganggap besarnya partisipasi publik dalam unjuk rasa kemarin menunjukkan tanda-tanda awal perubahan. Sumber Kremlin menyatakan Medvedev memerintahkan polisi Moskow menghadapi demonstran dengan lunak, setelah lebih dari 1.600 aktivis ditahan polisi antiunjuk rasa pekan sebelumnya.

Kubu komunis, nasionalis, dan liberal berunjuk rasa bersamasama, meskipun ada perbedaan antara mereka. Anggota parlemen dari Rusia Bersatu Konstantin Kosachyov menyatakan bahwa tidak ada negosiasi antara Kremlin dan desakan pengunjuk rasa.“ Dengan seluruh aspek dari orang-orang yang ikut berunjuk rasa,mereka bukan sebuah partai politik,” paparnya pada Reuters.

Otoritas mengizinkan unjuk rasa dengan syarat demonstrasi dipindahkan dari pusat Lapangan Revolusi ke Lapangan Bolotnaya, sebuah lahan di Sungai Moskow, selatan Kremlin, yang aksesnya dapat lebih mudah dikontrol. Beberapa tokoh terkenal ikut dalam unjuk rasa, termasuk aktivis muda seperti Yevgenia Chirikova,mantan Perdana Menteri Rusia Mikhail Kasyanov, dan mantan deputi PM Boris Nemtsov yang menjabat di era Boris Yeltsin. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar