Cari di Sini

Minggu, 18 November 2012

Agresi Israel, Agenda Pemilu Netanyahu

Palestinian mourners pray over the body of 18-month-old Eyad Abu Khosa, killed in the latest Israeli airstrikes, during his funeral in the Bureij refugee camp in central Gaza Strip on November 18, 2012. Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu said that Israel is ready to "significantly expand" its operation against militants in the Hamas-run Gaza Strip as it entered its fifth day.
Ancaman Israel untuk mengulangi invasi ke Gaza seperti empat tahun silam, sangat berbeda antara dulu dan sekarang.
Memasuki hari kelima serangan udaranya, seperti yang dilakukan pada akhir 2008 silam, Israel belum memperoleh akses yang aman untuk mengerahkan pasukan daratnya. Pernyataan kabinet Israel pada Rabu (14/11) bahwa operasi militer itu hanya “memperbaiki” keamanan nasional, menunjukkan rezim Zionis masih menimbang rencana menginvasi Gaza.

Dilihat dari jumlah korban yang pada hari ketiga serangan hanya 21 warga Palestina, berbeda dengan agresi 2008 yang pada hari pertama dan kedua telah menewaskan 270 penduduk Gaza. Perbedaan skala serangan antara saat ini dan 2008, menunjukkan bagaimana Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu cukup lemah posisinya.

Israel pada 2008 dipimpin oleh pemerintahan sayap tengah yang mendapat dukungan besar di Barat dan negara-negara Arab aliansi Amerika Serikat (AS). Namun berbeda dengan pemerintahan Netanyahu saat ini yang membuat geram Uni Eropa dan AS terkait perdamaian dengan Palestina. Netanyahu juga menghadapi lebih banyak mendapat permusuhan di Timur Tengah.    

Serangan Israel ke Gaza kali ini dilancarkan saat rezim Zionis hendak menggelar pemilu 22 Januari. Agresi Israel ini pun dianggap para pengamat lebih terkait dengan upaya mengerek popularitas Netanyahu menjelang pemilu tersebut. Namun cara menarik popularitas melalui kampanye militer itu bagi sebagian pengamat hanya memiliki dampak yang singkat.

“Di Israel, dukungan populer untuk kampanye militer hanya bersifat sementara. Saya tidak dapat melihat pendudukan kembali Gaza dalam jangka panjang akan dilakukan sebelum pemungutan suara,” kata Yoaz Hendel, pengamat militer dan mantan juru bicara Netanyahu, dikutip kantor berita Reuters.

Agresi Israel di Gaza kali ini juga dibayangi oleh ancaman proliferasi senjata di perbatasan Mesir, Suriah, dan Lebanon. Netanyahu selama ini tampak lemah menghadapi para pejuang Gaza karena dia terlalu fokus pada Iran yang sedang mengembangkan program nuklirnya.

Karena itu, Israel tampaknya berupaya mengembalikan wibawanya dengan membunuh komandan militer Hamas Ahmed al-Jaabari dalam serangan rudal dan menargetkan gudang-gudang amunisi pejuang Palestina dalam serangan udaranya.

Namun serangan Israel itu kemudian disambut pejuang dengan meluncurkan roket-roket yang mengguncang wilayah selatan Israel, menewaskan tiga warga rezim Zionis dalam satu serangan mematikan pada Kamis (15/11). Jika serangan pejuang Hamas itu meningkat, maka rezim Israel akan semakin tertekan untuk meningkatkan kampanye militer.

Saat ditanya apakah Israel mungkin mengirim pasukan angkatan darat ke Gaza, Brigadir Jenderal Yoav Mordechai menjawab, “Ada persiapan dan jika kami diperlukan, opsi untuk masuk melalui darat itu mungkin dilakukan.”

Tokoh Mossad yang telah pensiun, Efraim Halevy memperingatkan rezim Israel agar tidak gegabah menggulingkan Hamas untuk mencegah gerakan lebih radikal dari Gaza dan populasi 1,7 juta jiwanya. “Jika, seperti harapan semua, Pasukan Israel mendapat kemenangan dari putaran kekerasan ini dan Hamas terpukul serta lemah, tiba waktunya untuk kemenangan untuk melakukan perundingan mencapai ketenangan bagi kedua pihak,” tulis Halevy di surat kabar terlaris di Israel, Yedioth Ahronoth. “Jika kita gagal melakukannya, satu-satunya yang kita dapat ialah peningkatan interval antara satu kekerasan dan kekerasan lain, serta tidak ada lagi yang tersisa.”

Adapun dengan kematian Jaabari, Hamas bertekad meningkatkan aksinya dalam perang jangka panjang melawan Israel. Hamas sejak Rabu (14/11) telah menembakkan lebih dari 200 roket ke wilayah Israel. Hamas juga meminta bantuan mesir. “Kami menunggu suara Arab dan khususnya suara Mesir, yang berbeda dan tidak akan berhenti mengeluarkan pernyataan mengecam. Namun kami perlu langkah praktis, serius, dan tegas untuk memaksa kekuatan pendudukan (Israel) berpikir ulang sebelum memperluas operasi di Jalur Gaza,” tegas pejabat Hamas Mustafa Assawaf.

Tekanan Mesir
Saat ini Presiden Mesir Muhamad Mursi mendapat tekanan di dalam negeri untuk membantu Hamas. Namun tekanan ini dapat efektif jika serangan Israel ke Gaza terbukti dilancarkan terus menerus.

Israel Hasson, anggota oposisi parlemen yang mewakili pemerintahan Netanyahu dalam perundingan sensitif dengan Mesir mengatakan bahwa serangan Gaza harus dikurangi karena tekanan Mursi.

Hasson memprediksi Mesir akan membuka perbatasannya dengan Gaza, sehingga secara efektif mengakhiri blokade Israel di Palestina dan membiarkan pejuang Hamas bergerak bebas di sepanjang gurun Sinai Mesir. Kondisi ini akan semakin menyulitkan Israel yang berupaya meredam kekuatan militer Hamas dan ancaman pejuang dari Sinai.

Namun Hasson mengatakan bahwa Israel yang di masa lalu menggunakan mediasi Kairo untuk membuat gencatan senjata dengan Hamas, sekarang harus membuat aturan baru dalam permainan untuk kondisi terbaru di Gaza dan Mesir. “Israel menggunakan peluang ini untuk menegaskan bahwa mereka akan membela kepentingan vitalnya. Setelah empat tahun kebijakan akomodasi dan menenangkan diri sendiri, Israel perlu mencapai kebijakan penangkalan, dan bahkan opsi menang, untuk memastikan tidak ada lagi tembakan dari Gaza ke warga sipil,” ujarnya.

Israel Lebih Fokus
Perubahan situasi geopolitik di Timur Tengah setelah Kebangkitan Arab jelas membuat Israel merubah strateginya dalam agresi ke Gaza. Rezim Zionis itu tidak lagi melancarkan serangan untuk menghancurkan Gaza hingga rata dengan tanah seperti 2008 silam, tapi melalui operasi militer yang lebih fokus.

Agresi jangka panjang sangat beresiko bagi Israel. Meskipun sistem pertahanan rudal Israel saat ini lebih canggih, dengan bantuan dari AS, tapi Hamas juga memiliki persenjataan yang lebih baik. Hamas saat ini sudah terbukti mampu meluncurkan rudal yang jangkauannya lebih jauh menusuk ke jantung Israel.

Hamas pun mendapat dukungan kuat dari pemerintahan Islam di Mesir. Ditambah lagi pemerintahan Presiden AS Barack Obama dan Eropa yang semakin curiga dengan Netanyahu, membuat Israel hanya memiliki sedikit ruang untuk kesalahan.

Israel tidak bisa semena-mena lagi seperti saat Mesir dipimpin oleh Presiden Hosni Mubarak yang saat itu selalu menjadi tameng dari kecaman negara-negara Arab pada rezim Zionis. Saat ini, Mursi langsung bereaksi keras saat Israel melancarkan lebih dari 50 serangan udara di Gaza yang menewaskan komandan militer Hamas. Mesir segera mengecam Israel, menarik Duta Besar Mesir di Tel Aviv dan mendesak Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi.

“Itu bahaya besar. Waktu lalu Mesir bersama Israel. Pertanyaan terbesar ialah apa yang akan terjadi jika Israel mengerahkan pasukan angkatan darat ke Gaza. Ini akan menjadi ujian besar bagi Mesir,” kata Efraim Inbar, direktur Begin-Sadat Center for Strategic Studies di Universitas Bar-Ilan, Israel.  

Kondisi itulah yang membuat para pejabat Israel mempertimbangkan untuk melancarkan serangan secepat mungkin. Baru beberapa hari lalu, Israel melibatkan diri dalam perang sipil Suriah dengan menembakkan artileri ke Suriah untuk pertama kali dalam empat dekade terakhir, setelah mortir dari Suriah mendarat di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Rezim Zionis itu yakin mortir itu ditembakkan dari pertempuran internal di Suriah dan tidak menargetkan Israel.

Saat ini, rezim Suriah juga mengecam agresi Israel di Gaza dan mencoba membuat aksi rezim Zionis itu untuk mengalihkan kekacauan yang terjadi di Suriah.

Israel juga dapat menghadapi kecaman dari pemerintahan Presiden AS Barack Obama. Empat tahun silam, George W. Bush merupakan teman baik Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Olmert saat itu. Karena itu, Israel dengan bebas melancarkan serangan brutalnya ke Gaza pada 2008. Namun saat ini Netanyahu memiliki hubungan yang kurang baik dengan Obama.

Netanyahu juga kurang mendapat citra baik di dunia internasional, dibandingkan dengan Olmert empat tahun silam. Agresi Israel di Gaza terjadi setelah negosiasi intensif dengan Palestina. Namun Netanyahu saat ini dikritik karena dianggap kurang berupaya menciptakan perdamaian. Jelas, hal itu membuat banyak pihak segera menekan Israel menghentikan agresinya di Gaza saat ini.

Militer Israel memperkirakan pejuang Palestina saat ini memiliki sekitar 10.000 roket dan mortir yang disimpan selama bertahun-tahun. Persejataan itu diperoleh melalui jaringan terowongan dari Mesir.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dengan percaya diri mengatakan bahwa rezim Zionis mampu menghancurkan hampir seluruh persenjataan Hamas yang paling berbahaya yakni roket Fajr buatan Iran yang mampu menerjang jantung Israel, Tel Aviv. Pada Kamis (15/11), tiga roket menerjang wilayah pemukiman di Tel Aviv namun tidak ada korban tewas atau terluka. Dua roket lainnya mendarat di laut.

Hamas menegaskan bahwa serangan mereka akan lebih mematikan dibandingkan perang sebelumnya dan roket-roket mereka dapat masuk lebih jauh ke Israel. “Setelah empat tahun, kami menjadi lebih kuat, kami memiliki sebuah strategi dan kami menjadi bersatu dengan semua sayap militer di Gaza. Gerakan Hamas telah memutuskan untuk memperpanjang jangkauan roketnya ke Tel Aviv,” ungkap juru bicara Hamas Fawzi Barhoum.

Serangan roket Hamas di Tel Aviv ini merupakan yang pertama kalinya senjata dari Gaza mencapai kota tersebut. Hal ini jelas menjadi prestasi tersendiri bagi Hamas dan membuat khawatir Israel.

Di wilayah selatan Israel yang paling dekat dengan Gaza, seluruh kota besar terus diserang pejuang Palestina pada Kamis (15/11). Satu serangan saja menewaskan tiga warga Israel di kota Kiryat Malachi. Bandingkan dengan hanya empat warga Israel yang tewas akibat roket Palestina dalam tiga pekan agresi militer Israel pada 2008-2009.

Sejak empat tahun silam, Israel telah mengembangkan sistem pertahanan roket “Kubah Besi” yang dikembangkan untuk menangkis serangan roket jarak pendek dari Gaza. Baterai Israel juga berhasil mencegat puluhan proyektil. Namun sistem ini terbukti tidak sepenuhnya ampuh untuk menangkis seluruh serangan roket dari Gaza.

“Tidak ada militer dan negara mana pun di dunia dengan teknologi seperti sistem Kubah Besi. Namun penting untuk menekankan bahwa sistem ini tidak memberikan 100% perlindungan. Tidak ada sistem yang sempurna,” tutur Barak di kota Beersheba, Israel.

Uzi Dayan, mantan deputi kepala militer Israel mengatakan bahwa halaman depan Israel sekarang lebih memiliki teknologi untuk menghadapi ancaman roket dari Gaza. Intelijen Israel juga lebih canggih dan mampu melacak aset-aset Hamas. “Israel telah mengumpulkan intelijen selama bertahun-tahun. Israel memiliki daftar target-target yang telah dilacak dan menunggu hingga sekarang untuk diserang. Pada saat ini Anda pergi untuk menciptakan kerusakan maksimal,” tuturnya.

Karena itu, pejabat militer Israel mengambil pelajaran dari empat tahun silam untuk tidak melancarkan agresi jangka panjang. Semakin lama agresi dilakukan, semakin besar peluang salah tembak dan kecaman internasional. (syarifudin)

1 komentar:

  1. KABAR BAIK!


    Untuk mengenalkan diri dengan benar,
    Nama saya NADIRA MUHAMMAD dari [PERUSAHAAN PIHAK NADIRA MUHAMMAD]

    Saya adalah pemberi pinjaman pribadi, perusahaan saya memberikan pinjaman segala jenis dengan suku bunga 2% saja. Ini adalah kesempatan finansial di depan pintu Anda, terapkan hari ini dan dapatkan pinjaman cepat Anda.

    Ada banyak di luar sana yang mencari peluang atau bantuan keuangan di seluruh tempat dan tetap saja, tapi mereka tidak dapat mendapatkannya. Tapi ini adalah kesempatan finansial di depan pintu Anda dan dengan demikian Anda tidak bisa melewatkan kesempatan ini.
    Anda disarankan untuk melengkapi dan mengembalikan rinciannya di bawah ini ..

    Namamu: ______________________
    Alamat Anda: ____________________
    Negara: ____________________
    Tugas Anda: __________________
    Jumlah pinjaman yang dibutuhkan: ______________
    Jangka waktu pinjaman: ____________________
    Pendapatan bulanan: __________________
    Nomor ponsel: ________________
    Apakah Anda mengajukan pinjaman sebelum: ________________

    Jika Anda telah melakukan pinjaman sebelumnya, di mana Anda diperlakukan dengan jujur

    Layanan ini membuat individu, perusahaan, pelaku bisnis dan wanita.
    Jumlah pinjaman yang tersedia berkisar dari jumlah pilihan Anda untuk informasi lebih lanjut hubungi kami melalui email:
    Nadiramuhammadloancompany@gmail.com

    BalasHapus