KABUL- Pasukan pemerintah dapat mengontrol lagi markas pusat pangkalan udara Pakistan, PNS Mehran, kemarin, setelah 16 jam bertempur melawan pejuang Taliban yang menyerbu fasilitas itu.
Penyerbuan Taliban itu merupakan serangan paling mengejutkan sejak tewasnya pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden. Lebih dari 20 pejuang Taliban menyerbu PNS Mehran di kota Karachi sejak Minggu (22/5). Taliban berhasil meledaknya sedikitnya satu pesawat serta mengepung satu gedung utama di pangkalan militer dengan penjagaan paling ketat di negara itu.
“Operasi (merebut kembali) sudah berakhir. Gedung utama sudah dibersihkan. Sebagai pencegahan, kami melanjutkan untuk mencari adanya teroris lain, tapi operasi utama selesai,” papar pejabat keamanan Pakistan, kemarin.
Serangan Taliban itu membuat banyak pihak meragukan kemampuan tentara Pakistan melindungi berbagai pangkalan militer. Apalagi pada 2009, Taliban pernah menyerbu markas militer di kota Rawalpindi.
“Sedikitnya 12 personil militer Pakistan tewas dan 14 tentara terluka akibat serangan yang terjadi sejak pukul 10.30 malam pada Minggu (22/5) waktu setempat,” papar juru bicara angkatan laut Pakistan.
Taliban Pakistan yang beraliansi dengan Al Qaeda menyatakan, serangan itu untuk membalas dendam atas kematian Osama. “Ini balas dendam atas meninggalnya Osama bin Laden. Ini bukti bahwa kami masih bersatu dan kuat,” tegas juru bicara Taliban Ehsanullah Ehsan pada kantor berita Reuters, dari lokasi rahasia.
Sumber keamanan pakistan awalnya menyatakan, pejuang Taliban menggunakan senapan dan granat untuk menyerbu pangkalan PNS Mehran yang terletak 24 kilometer dari Pangkalan Udara Masroor, fasilitas terbesar di Pakistan dan kemungkinan menjadi tempat menyimpan persenjataan nuklir.
PNS Mehran dikelilingi dinding beton dengan ketinggian lima kaki dan dipasangi kawat berduri di bagian atas. Sebuah pesawat, dilengkapi dengan beberapa roket, ditempatkan di bagian luar.
Saat pasukan Pakistan kewalahan menghadapi serangan Taliban, beberapa penduduk Karachi mengaku tidak percaya keamanan di PNS Mehran sangat lemah. “Jika orang-orang itu dapat masuk sebuah pangkalan militer seperti ini, lalu bagaimana rakyat Pakistan dapat merasa aman?” ujar Mazhar Iqbal, 28, pegawai perusahaan yang sedang makan siang di luar kompleks saat banyak orang berkumpul. “Pemerintah dan militer korup. Kita membutuhkan pemimpin baru dengan visi untuk Pakistan.”
Sebelumnya, seorang pejabat keamanan Pakistan menyatakan, Taliban berhasil mengambil alih sebuah gedung di PNS Mehran. Pejabat lain menyangkal laporan bahwa Taliban menyandera beberapa personil militer Pakistan.
Dalam serangan Taliban itu, satu pesawat patroli maritim P-3C Orion yang dikirim Amerika Serikat (AS), dapat dihancurkan pejuang dan pesawat lain mengalami kerusakan.
Sementara itu, satu stasiun televisi Afghanistan melaporkan bahwa pemimpin Taliban Mullah Omar tewas di Pakistan, kemarin. Namun laporan itu segera disangkal oleh Taliban. “Mullah Omar baik-baik saja dan berada di Afghanistan. Kami menolak klaim bahwa Mullah Mohammad Omar meninggal. Ini propaganda oleh musuh untuk melemahkan moral pejuang,” papar juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada Reuters.
Para pejabat keamanan di Pakistan, diplomat, komandan militer dan pejabat AS di Afghanistan juga meragukan laporan bahwa Omar tewas saat perjalanan antara Quetta dan North Waziristan di Pakistan.
Omar yang jarang muncul ke publik itu mengasingkan diri bersama sisa-sisa kepemimpinan Taliban Afghanistan menuju kota Quetta, Pakistan, setelah pemerintahannya digulingkan pasukan koalisi pimpinan AS pada 2001. Mereka membentuk syura Quetta sebagai dewan kepemimpinan Taliban.
Taliban digulingkan AS karena menolak menyerahkan Osama setelah serangan 11 September 2001 di Paman Sam. Osama tewas dalam serangan pasukan Navy Seal AS di dekat kota Islamabad, Pakistan, pada 2 Mei. Kematian Osama menjadi pukulan telak bagi Al Qaeda dan Taliban. Karena itulah Taliban bertekad melakukan berbagai serangan untuk membalas kematian Osama.
Seorang pejabat keamanan Pakistan menyatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan media tentang kematian Omar, termasuk laporan TV swasta TOLO bahwa Omar dibunuh anggota badan intelijen Pakistan (ISI).
Menurut salah satu laporan media, mantan kepala ISI Hamid Gul memindahkan Omar dari Quetta ke North Waziristan saat Omar tewas. Gul menyangkal laporan tersebut. “Saya di Muree bersama istri saya dan saya tidak terlibat dalam hal ini, baik dia tewas atau hidup. Kami tidak tahu apakah dia meninggal atau tidak. Dugaan saya dia masih hidup,” katanya. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar