WASHINGTON- Pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden tewas di sebuah kompleks rumah mewah di Abbottabad, Pakistan, dalam serangan pasukan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (1/5).
Dengan tewasnya Osama, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendeklarasikan bahwa keadilan telah ditegakkan, satu dekade setelah serangan 11 September 2001. Kematian Osama disambut gembira di penjuru Paman Sam. Massa berkumpul di luar Gedung Putih dan Ground Zero pada malam hari sambil meneriakkan “USA, USA” saat Obama berpidato untuk rakyat Amerika.
“Malam ini, saya dapat laporkan pada rakyat Amerika dan pada dunia bahwa AS telah melakukan satu operasi yang menewaskan Osama bin Laden, pemimpin Al Qaeda, dan seorang teroris yang bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan pria, wanita, dan anak-anak tidak bersalah,” papar Obama, seperti dikutip kantor berita AFP.
Dalam pidato bersejarah dari Gedung Putih itu, Obama menjelaskan bahwa dia memerintahkan pasukan AS melancarkan satu serangan di sebuah kompleks rumah mewah di Pakistan pada Minggu (1/5). “Satu tim kecil Amerika melakukan operasi dengan kemampuan luar biasa. Tidak ada warga Amerika yang terluka. Mereka berhati-hati untuk menghindari korban warga sipil,” tuturnya.
“Setelah baku tembak, mereka menewaskan Osama bin Laden dan membawa jasadnya,” kata Obama.
Presiden AS menambahkan, kematian Osama menandai pencapaian paling penting terhadap bangsa AS dalam upaya mengalahkan Al Qaeda. “Meski kematiannya belum menandai berakhirnya upaya kami. Tidak ada keraguan bahwa Al Qaeda akan melanjutkan serangan terhadap kita. Kita harus tetap waspada di dalam negeri dan luar negeri,” ungkapnya.
“Kami akan terus membela warganegara, teman-teman, serta aliansi kita. Kami akan mempertahankan nilai-nilai yang menjadikan kita seperti ini. dan di malam seperti ini, kami dapat katakan pada keluarga-keluarga yang kehilangan orang yang dicintainya karena teror Al Qaeda, keadilan telah ditegakkan,” kata Obama.
Obama menyatakan dia telah menghubungi Presiden Pakistan Asif Ali Zardari setelah kematian Osama. Menurut Obama, kerja sama dengan Pakistan membantu pasukan AS menemukan pemimpin Al Qaeda. Pakistan merupakan aliansi AS dalam perang melawan teror
Pemerintah AS mengakui tidak memberitahu Pakistan tentang operasi khusus memburu Osama tersebut. “Kami tidak membagi inforamsi intelijensi tentang kompleks itu dengan negara lain, termasuk Pakistan,” papar pejabat AS secara anonim.
Kerahasiaan operasi itu sangat terjaga untuk menyukseskan penyerangan mematikan terhadap Osama. Dalam penyerbuan, pasukan AS diterjunkan dengan helikopter.
Pejabat senior AS menjelaskan, selain Osama, tiga pria dewasa tewas dalam serangan tersebut, dua orang diyakini sebagai kurir Osama, dan satu lagi merupakan salah satu putra Osama. Seorang perempuan juga tewas dalam serangan tersebut.
Sejak serangan 11 September, menurut pejabat AS itu, Paman Sam menegaskan pada Pakistan bahwa mereka akan memburu Osama di mana pun dia berada. “Pakistan sudah paham bahwa kami berperang melawan Al Qaeda, AS memiliki kewajiban hukum dan moral untuk bertindak berdasarkan informasi yang ada,” paparnya.
Perburuan AS terhadap Osama semakin sejak sejak Agustus 2010, saat Obama mendapat laporan intelijen bahwa Osama diduga kuat bersembunyi di Abbottabad. Membutuhkan waktu delapan bulan bagi para agen AS dan Pakistan untuk mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.
Kemudian pada pekan lalu, Obama mendapatkan foto-foto yang dengan jelas menunjukkan bahwa Osama berada di kompleks rumah mewah tersebut. Pasukan khusus dari angkatan laut AS, Navy Seals, diterjunkan ke kompleks tersebut dengan satu perintah jelas, tangkap Osama, hidup atau mati.
“Penyerbuan di kompleks yang hanya berjarak 100 yard dari sebuah akademi milik Pakistan itu dilancarkan pada pukul 1.15 pagi,” ungkap beberapa saksi mata. Empat helikopter AS terbang dari pangkalan udara Ghazi di baratlaut Pakistan menuju kompleks rumah mewah itu.
Para pengawal Osama menembakkan senapan dari atap gedung dan salah satu helikopter tertembak. Dalam serangan mengejutkan selama 40 menit, dari awal hingga selesai, Osama tertembak di bagian kepala saat dia hendak melarikan diri. Tiga pengawalnya tewas bersama seorang perempuan saat mereka berusaha menjadi tameng manusia. Salah satu dari tujuh putra Osama juga tewas dalam serangan itu.
Tidak ada satu pun pasukan Amerika yang terluka dalam misi itu. Tapi helikopter yang mereka gunakan untuk menerobos dinding rumah mewah itu mengalami kerusakan mekanik dan tidak dapat menerjunkan tentara keluar.
Pasukan AS kemudian membakar helikopter itu dan membawa jasad Osama dengan berjalan kaki, akhir memalukan bagi pemimpin Al Qaeda. Ini merupakan kemenangan besar bagi CIA dan tim pasukan khusus yang berjumlah sekitar 100 orang, yang memiliki misi untuk menemukan dan membunuh Osama.
Menurut laporan media AS, jasad Osama sudah dibuang ke laut setelah dia tewas dalam serangan pasukan Paman Sam. Jaringan televisi CNN, MSNBC dan Fox mengutip pernyataan seorang pejabat AS yang mengonfirmasi bahwa jasad Osama dibuang ke laut, tanpa memberi penjelasan lebih banyak.
Pejabat AS tidak mengonfirmasi kebenaran laporan ini saat dihubungi AFP. Tapi kemudian pejabat AS menjelaskan, “Kami memastikan bahwa jasadnya ditangani berdasarkan tradisi dan ajaran Islam. Ini sesuatu yang kami lakukan sangat serius. Dan karena itu, masalah ini ditangani oleh orang yang ahli.”
“Membuang jasad Osama di laut akan memastikan bahwa peristirahatan terakhir pemimpin Al Qaeda tidak akan menjadi makam atau tempat peziarah bagi para pengikutnya,” papar laporan televisi ABC.
Setelah perburuan panjangnya, pasukan AS justru tidak menemukan Osama bersembunyi di pegunungan batu di perbatasan Afghanistan, tapi tinggal di kompleks kediaman mewah berharga USD1 juta yang mirip dengan resort musim panas, hanya satu jam perjalanan dari ibu kota Pakistan, Islamabad. “Osama tinggal di kompleks tersebut bersama istri termudanya,” papar pejabat AS.
Satu tim pasukan AS yang menggunakan sebuah helikopter akhirnya menuju ke gedung tiga lantai yang mirip benteng itu setelah lebih dari empat tahun mengikuti salah satu kurir paling dipercaya Osama. Kurir itu merupakan salah satu pria yang tertangkap setelah serangan 11 September 2001.
“Para tahanan mengidentifikasi pria ini sebagai salah satu dari sebagian kecil kurir Al Qaeda yang paling dipercaya Osama. Mereka menduga dia mungkin tinggal bersama Osama atau dilindungi oleh Osama,” papar pejabat senior AS dalam konferensi pers kemarin.
Osama akhirnya ditemukan, lebih dari sembilan setengah tahun setelah serangan 11 September di AS, setelah otoritas menemukan pada Agustus 2010 bahwa kurir itu tinggal bersama saudara kandung dan keluarganya di gedung berkeamanan sangat tinggi.
“Saat kami mengamati kompleks tempat mereka tinggal, kami terkejut dengan apa yang kami saksikan, sebuah kompleks gedung yang luar biasa unik,” tutur pejabat AS. “Inti analisis dan temuan kami ialah kami sangat yakin bahwa kompleks tersebut melindungi seorang teroris tingkat tinggi. Para pakar yang mengkaji isu ini selama bertahun-tahun memiliki dugaan kuat bahwa teroris yang bersembunyi ialah Osama bin Laden.”
Rumah mewah itu berada di Abbotabad, kota yang terletak 60 kilometer utara Islambad. Kota tersebut merupakan kediaman banyak anggota militer Pakistan yang telah pensiun. Gedung itu delapan kali ukuran rumah-rumah di dekatnya, dan berdiri di tanah yang luas saat dibangun pada 2005.
Saat rumah itu dibangun, gedung itu berada di pinggiran pusat kota Abbotabad, di ujung sebuah jalan yang jelek. Tapi beberapa rumah lain dibangun di dekatnya dalam enam tahun kemudian.
Keamanan rumah Osama itu antara lain dinding pagar luar setinggi 3,6 meter hingga 5,5 meter, dilengkapi kawat berduri, dan dinding-dinding bagian dalam yang juga dibangun untuk memisah-misahkan berbagai bagian kompleks gedung tersebut. “Dua penjaga keamanan di gerbang membatasi akses masuk. Semua yang tinggal di kompleks tersebut selalu membakar sampah mereka, tidak membuangnya begitu saja untuk diambil pengumpul sampah, seperti yang dilakukan tetangga-tetangganya,” kata pejabat AS.
Selain itu, hanya ada sedikit jendela di rumah tiga lantai itu yang menghadap ke luar kompleks. Sebuah teras memiliki dinding privasi setinggi 2,1 meter. “Properti itu bernilai sekitar USD1 juta, tapi tidak memiliki jaringan telepon atau internet ke dalamnya. Orang-orang yang tinggal di dalamnya tidak dapat menjelaskan sumber kekayaan pemiliknya,” kata pejabat AS.
“Semua yang kami amati, sangat sesuai dengan dugaan pakar-pakar kami bahwa Osama bersembunyi di sana,” ujar pejabat AS.
Abbotabad merupakan resort musim panas terkenal, berada di sebuah lembah yang dikelilingi dataran tinggi hijau dekat Kashmir Pakistan. Pejuang di Kashmir memiliki kamp-kamp pelatihan di dekat kota tersebut. Abbottabad diambil dari nama James Abbott, warga Inggris yang mendirikan kota itu pada 1853 sebagai pusat wisatawan.
Menanggapi tewasnya Osama, mantan Presiden AS George W. Bush menyatakan bahwa kabar ini merupakan kemenangan bagi Amerika. “Perang melawan teror terus berlanjut, tapi malam ini Amerika mengirimkan pesan tak terlupakan: tidak peduli seberapa lama ini dilakukan, keadilan akan tegak,” ujarnya.
Penduduk AS bersuka cita dan berkumpul di Ground Zero sambil menyanyikan lagu "God Bless America.” Ground Zero merupakan lokasi puing-puing gedung World Trade Center yang hancur akibat serangan Al Qaeda. “Ini sebuah keajaiban. Serangan itu mengubah New York dan kini 10 tahun kemudian kita memiliki kata terakhir kita. Kini kita ingin merayakannya,” tutur Monica King, 22, warga New York.
Diane Massaroli yang suaminya, Michael, sedang bekerja di lantai ke-101 gedung World Trade Center saat pesawat-pesawat yang dibajak Al Qaeda menabrak gedung tersebut. “Saya merindukannya setiap saat, tapi saya merasa keadilan telah ditegakkan dan itu perasaan besar bagi saya. Dan saya merasa semua kembali tenang, sesuatu yang tidak saya rasakan dalam 10 tahun ini,” katanya.
“Kami sangat gembira. Ini seperti tidak nyata,” kata Garret Lomauro, 20. Sebagian orang yang berkumpul di Ground Zero juga memegang bendera Amerika. Ground Zero menjadi lokasi untuk mengenang para korban serangan Al Qaeda.
Warga New York juga memenuhi jalanan setelah mendengar kabar tewasnya Osama. “Tidak ada kebahagiaan terbesar dalam hidup saya selain tahu bahwa pria ini tewas,” kata Harry Gomez, tentara payung Garda Nasional yang menjadi salah satu orang pertama yang berada di lokasi serangan 11 September 2011.
“Sembilan tahun, tujuh bulan, dan 12 hari, kesabaran itu terbayar,” kata Anthony Colonna, 20, warga New York.
Dua dari empat pesawat yang dibajak Al Qaeda ditabrakkan ke gedung World Trade Centers. Lebih dari 2.750 orang tewas di New York, dan total ada 3.000 orang tewas. Sekitar 400 polisi dan pemadam kebakaran tewas saat dua menara kembar WTC roboh.
(syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar