Cari di Sini

Kamis, 28 Juli 2011

Pembuat Peralatan Sinyal Kereta China Minta Maaf

BEIJING- Perusahaan China yang mendesain peralatan sinyal dan disalahkan dalam kecelakaan kereta di kota Wenzhou, meminta maaf atas insiden tersebut, kemarin.

Dua kereta ekspres bertabrakan pada Sabtu (23/7) dan menewaskan sedikitnya 39 orang dan melukai 200 orang lainnya. Kecelakaan itu merupakan yang terburuk dalam sejarah kereta di negara itu sejak 2008.

“Kami menyatakan duka cita mendalam pada korban tewas dan meminta maaf sebesar-besarnya pada korban yang terluka dan keluarga korban tewas,” papar pernyataan Perusahaan Komunikasi dan Sinyal Institut Desain dan Riset Kereta Nasional Beijing, kemarin, seperti dikutip AFP.

Sebelumnya, kantor berita Xinhua mengutip sumber pejabat kereta Shanghai yang menyalahkan peralatan sinyal sebagai penyebab kecelakaan. “Sistem sinyal gagal mengubah lampu hijau menjadi merah, setelah sambaran petir,” papar An Lusheng, kepala Biro Kereta Shanghai, saat menjelaskan hasil rapat investigator.

Menurut Xinhua, peralatan sinyal telah beroperasi sejak September 2009. Institut yang menjadi bagian Perusahaan Komunikasi dan Sinyal Kereta China milik pemerintah, juga berjanji bekerja sama dengan tim investigator, bertanggung jawab dan siap menghadapi hukuman apa pun.

“Kami akan menggunakan semua kemampuan kami untuk memastikan produk kami aman dan dapat digunakan,” papar pernyataan Institut tersebut.

Permintaan maaf itu diungkapkan saat para pengguna internet, kerabat korban, dan media pemerintah meningkatkan kritik terhadap cara pemerintah mengatasi kecelakaan tersebut. mereka juga menuduh pihak terkait bersikap arogan dengan menutupi hasil penyelidikan.

Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao pada Rabu (27/7) memerintahkan hasil investigasi dipublikasikan. Dia mengunjungi lokasi kecelakaan, kemarin, dan berjanji memberikan hukuman terberat pada pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan mematikan tersebut.

“Kami akan menghukum seberat-beratnya pada pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu dan siapa pun yang terkait, sesuai undang-undang negara,” tegas PM Wen.

Sementara itu, keluarga korban tewas dalam kecelakaan itu menolak kompensasi hingga penyebab insiden itu dipublikasikan secara transparan. “Kami tidak butuh uang. Kami ingin kebenaran,” tegas seorang anggota keluarga korban tewas, Wang Hui, seperti dikutip China Daily.

Setiap keluarga korban tewas mendapat kompensasi sebesar USD77.600. Tapi tidak adanya transparansi tentang siapa saja atau apa penyebab kecelakaan masih membuat keluarga korban marah.
“Mereka tidak menjelaskan kecelakaan dan penyebabnya. Mereka hanya fokus pada uang, padahal kami tidak datang kesini hanya untuk uang. Apa yang bisa membuat kami lebih putus asa?” tegas keluarga korban lainnya.

Poling online yang digelar situs jejaring sosial Sina yang populer di China mengungkapkan bahwa 97% responden tidak mempercayai perkataan juru bicara Kementerian Kereta China sejak kecelakaan itu. Poling itu diikuti 37.400 responden.

Sementara itu, kabinet China memerintahkan agar hasil investigasi dipublikasikan. “Investigasi harus terbuka dan transparan, hasilnya harus dipublikasikan, dan kebenaran harus diungkapkan pada rakyat,” tegas pernyataan kabinet China.

Kabinet juga mempertanyakan standar keamanan di sektor-sektor lain, seperti pertambangan batubara, konstruksi, dan industri yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya.

Kecelakaan itu memunculkan berbagai pertanyaan tentang keamanan sistem kereta di China, saat negara itu gencar membangun sistem kereta super cepat terbesar di dunia dalam waktu hanya empat tahun.

China telah menggelontorkan dana sangat besar dalam pembangunan jaringan kereta berkecepatan tinggi yang meliputi jarak 8.358 kilometer pada akhir 2010 dan direncanakan memperpanjang jaraknya hingga 13.000 kilometer pada 2012 dan 16.000 kilometer pada 2020.

Jaringan kereta super cepat senilai USD33 miliar yang menghubungkan Beijing dan Shanghai telah dibuka untuk publik pada 30 Juni, satu tahun sebelum jadwal. Tapi jaringan ini masih mengalami masalah penundaan dan listrik padam.

Tingginya biaya pembangunan jaringan kereta itu dicurigai sarat korupsi. Auditor pemerintah China menyatakan, sejumlah perusahaan konstruksi dan individu pada tahun lalu telah mengkorupsi dana USD29 juta dari proyek kereta Beijing-Shanghai. (syarifudin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar