Cari di Sini

Jumat, 20 Juni 2014

Gencatan Senjata Berlaku di Gaza


Add captionMembers of the Palestinian al-Attar family, displaced during the eight-day conflict with Israel, return to their home in the al-Atatra area in the northern Gaza Strip November 22, 2012, a day after a ceasefire took hold in and around Gaza. A week of cross-border violence between Israel and Palestinian militants has killed at least 160 people. AFP PHOTO/MARCO LONGARI Add caption
GAZA- Gencatan senjata yang dimediasi Mesir, kemarin, diterapkan di Jalur Gaza, setelah sepekan pertempuran sengit antara pejuang Palestina dan Israel.
Palestina dan Israel saling mengklaim kemenangan dalam konflik terbaru itu. Namun kedua pihak tetap khawatir jika salah satu pihak melanggar gencatan senjata. Di kota Gaza, suasana jalanan berangsur normal setelah sepekan serangan udara Israel. Warga Gaza pada Rabu (21/11) malam merayakan awal gencatan senjata tersebut.

Menteri Luar Negeri (menlu) Mesir Mohammed Kamel Amr yang mensponsori perundingan gencatan senjata, mengumumkan penghentian kekerasan itu saat konferensi pers dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton di Kairo.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Israel dan Hamas menghormati gencatan senjata. PBB bersama Presiden AS Barack Obama memuji upaya Presiden Mesir Muhamad Mursi yang menengahi perundingan gencatan senjata.

Ketenangan kembali hadir di Gaza untuk pertama kali, kemarin, sejak agresi Israel pada 14 November yang menewaskan komandan Hamas. Agresi Israel satu pekan terakhir menewaskan 163 warga Palestina dan melukai 1.235 orang lainnya. Roket pejuang Gaza menewaskan lima warga Israel, termasuk seorang tentara, dan melukai 280 orang lainnya.

Warga Gaza menyambut gencatan senjata kali ini dengan memenuhi jalanan. Suara tembakan terdengar menyalak di langit malam Gaza, saat pesawat-pesawat pengintai tanpa awak Israel terbang di wilayah itu pada Rabu (21/11) malam. Seiring dengan itu, masjid-masjid di Gaza pun menyiarkan, “Allah Maha Besar. Perlawanan mencapai kemenangan.”

Beberapa penduduk melambaikan bendera hijau gerakan Hamas yang memerintah di Gaza. Sebagian juga mengibarkan bendera Mesir untuk menyambut peran aktif Kairo dalam negosiasi gencatan senjata. “Saya senang dengan berakhirnya perang dan tercapainya gencatan senjata. Saya tidak dapat meninggalkan rumah sejak awal eskalasi. Saya merasa bebas sekarang,” kata Mai Abu Watfa, 26, warga Gaza pada AFP.

“Kami berada di penjara. Saya sangat gembira dengan berakhirnya pengeboman dan perang. Saya meninggalkan rumah saat kekerasan terjadi dan saya di sini untuk kembali ke rumah,” tutur Nasim Hamduna yang berjalan dengan anaknya.

Para pemilik toko mulai membuka kembali kiosnya kemarin. Pemerintah Hamas mengumumkan bahwa Kamis (22/11) menjadi hari libur. “Pemerintah Palestina mengumumkan bahwa Kamis 22 November sebagai hari libur kemenangan nasional dan hari libur resmi. Kami mengundang seluruh warga merayakan dan mengunjungi keluarga para martir dan yang terluka akibat kekerasan serta memperkuat solidaritas nasional,” ungkap pernyataan Hamas.  

Di sebagian wilayah Gaza, anggota sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam dielu-elukan warga sebagai pahlawan. Saat gencatan senjata mulai berlaku, Kepala Hamas Khaled Meshaal menegaskan bahwa Israel telah gagal dengan semua tujuannya.

“Setelah delapan hari, Tuhan menaungkan tangannya pada rakyat Gaza dan mereka bertekad melakukan perlawanan. Israel telah gagal dalam semua tujuannya,” kata Meshaal di sebuah hotel di Kairo, sambil memperingatkan Israel agar tidak melanggar kesepakatan. “Jika Anda komitmen, kami akan komitmen. Jika Anda tidak berkomitmen, senapan ada di tangan kami. Kami akan melanjutkan mempersenjatai diri kami sendiri.”

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak juga mengeluarkan peringatan serupa. “Gencatan sejata dapat bertahan sembilan hari atau sembilan pekan atau lebih, tapi jika ini tidak bertahan, kami tahu apa yang harus dilakukan dan tentu, kami akan mempertimbangkan kemungkinan melakukan lagi aktivitas kami jika ada penembakan atau provokasi apapun,” tuturnya. “Operasi semacam itu dapat menciptakan sebuah situasi yang kami bisa melakukannya di Gaza selama bertahun-tahun.”

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan rezim Zionis mencapai hasil yang bagus dalam Operasi Pilar Pertahanan. “Saya katakan kami akan memberikan harga mahal dari organisasi teror. Organisasi teror menyangka kami akan menahan diri dari aksi keras. Mereka salah,” tuturnya.

Netanyahu mengatakan bahwa kampanye militer mereka berhasil menewaskan para pemimpin pejuang Gaza, menghancurkan ribuan roket dan meratakan pusat-pusat komando Hamas.

Militer Israel menyatakan mereka menangkap 55 pejuang Palestina di Tepi Barat pada Rabu (21/11) malam, beberapa jam setelah gencatan senjata berlaku di Jalur Gaza. “Total 55 pelaku lapangan, yang berafiliasi dengan kelompok berbeda telah ditahan. Mereka yang ditahan termasuk pelaku lapangan senior,” papar penyataan militer Israel.

Sementara, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyambut gencatan senjata antara Hamas dan Israel. “Presiden Ahmadinejad menyatakan kekejaman di Gaza harus menyatukan Muslim. Dia menyambut gencatan senjata antara Hamas dan Israel, tapi tidak sangat optimistis dengan gencatan senjata tersebut,” ungkap laporan TV Iran.

Iran memiliki aliansi dengan Hamas. Pemimpin Hamas Khaled Meshaal berterima kasih pada Iran atas apa yang digambarkan dengan bantuan dana dan persenjataan. (syarifudin)

Members of the Palestinian al-Attar family, displaced during the eight-day conflict with Israel, return to their home in the al-Atatra area in the northern Gaza Strip November 22, 2012, a day after a ceasefire took hold in and around Gaza. A week of cross-border violence between Israel and Palestinian militants has killed at least 160 people. AFP PHOTO/MARCO LONGARI Members of the Palestinian al-Attar family, displaced during the eight-day conflict with Israel, return to their home in the al-Atatra area in the northern Gaza Strip November 22, 2012, a day after a ceasefire took hold in and around Gaza. A week of cross-border violence between Israel and Palestinian militants has killed at least 160 people. AFP PHOTO/MARCO LONGAMembers of the Palestinian al-Attar family, displaced during the eight-day conflict with Israel, return to their home in the al-Atatra area in the northern Gaza Strip November 22, 2012, a day after a ceasefire took hold in and around Gaza. A week of cross-border violence between Israel and Palestinian militants has killed at least 160 people. AFP PHOTO/MARCO LONGARIkeluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar