GAZA- Gencatan senjata yang dimediasi Mesir,
kemarin, diterapkan di Jalur Gaza, setelah sepekan pertempuran sengit antara
pejuang Palestina dan Israel.
Palestina dan Israel saling mengklaim
kemenangan dalam konflik terbaru itu. Namun kedua pihak tetap khawatir jika
salah satu pihak melanggar gencatan senjata. Di kota Gaza, suasana jalanan
berangsur normal setelah sepekan serangan udara Israel. Warga Gaza pada Rabu
(21/11) malam merayakan awal gencatan senjata tersebut.
Menteri Luar Negeri (menlu) Mesir Mohammed
Kamel Amr yang mensponsori perundingan gencatan senjata, mengumumkan
penghentian kekerasan itu saat konferensi pers dengan Menlu Amerika Serikat
(AS) Hillary Clinton di Kairo.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) mendesak Israel dan Hamas menghormati gencatan senjata. PBB bersama
Presiden AS Barack Obama memuji upaya Presiden Mesir Muhamad Mursi yang
menengahi perundingan gencatan senjata.
Ketenangan kembali hadir di Gaza untuk pertama
kali, kemarin, sejak agresi Israel pada 14 November yang menewaskan komandan
Hamas. Agresi Israel satu pekan terakhir menewaskan 163 warga Palestina dan
melukai 1.235 orang lainnya. Roket pejuang Gaza menewaskan lima warga Israel,
termasuk seorang tentara, dan melukai 280 orang lainnya.
Warga Gaza menyambut gencatan senjata kali ini
dengan memenuhi jalanan. Suara tembakan terdengar menyalak di langit malam
Gaza, saat pesawat-pesawat pengintai tanpa awak Israel terbang di wilayah itu
pada Rabu (21/11) malam. Seiring dengan itu, masjid-masjid di Gaza pun
menyiarkan, “Allah Maha Besar. Perlawanan mencapai kemenangan.”
Beberapa penduduk melambaikan bendera hijau
gerakan Hamas yang memerintah di Gaza. Sebagian juga mengibarkan bendera Mesir
untuk menyambut peran aktif Kairo dalam negosiasi gencatan senjata. “Saya
senang dengan berakhirnya perang dan tercapainya gencatan senjata. Saya tidak
dapat meninggalkan rumah sejak awal eskalasi. Saya merasa bebas sekarang,” kata
Mai Abu Watfa, 26, warga Gaza pada AFP.
“Kami berada di penjara. Saya sangat gembira
dengan berakhirnya pengeboman dan perang. Saya meninggalkan rumah saat
kekerasan terjadi dan saya di sini untuk kembali ke rumah,” tutur Nasim Hamduna
yang berjalan dengan anaknya.
Para pemilik toko mulai membuka kembali
kiosnya kemarin. Pemerintah Hamas mengumumkan bahwa Kamis (22/11) menjadi hari
libur. “Pemerintah Palestina mengumumkan bahwa Kamis 22 November sebagai hari
libur kemenangan nasional dan hari libur resmi. Kami mengundang seluruh warga
merayakan dan mengunjungi keluarga para martir dan yang terluka akibat
kekerasan serta memperkuat solidaritas nasional,” ungkap pernyataan Hamas.
Di sebagian wilayah Gaza, anggota sayap
militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam dielu-elukan warga sebagai pahlawan.
Saat gencatan senjata mulai berlaku, Kepala Hamas Khaled Meshaal menegaskan
bahwa Israel telah gagal dengan semua tujuannya.
“Setelah delapan hari, Tuhan menaungkan
tangannya pada rakyat Gaza dan mereka bertekad melakukan perlawanan. Israel
telah gagal dalam semua tujuannya,” kata Meshaal di sebuah hotel di Kairo,
sambil memperingatkan Israel agar tidak melanggar kesepakatan. “Jika Anda
komitmen, kami akan komitmen. Jika Anda tidak berkomitmen, senapan ada di
tangan kami. Kami akan melanjutkan mempersenjatai diri kami sendiri.”
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak juga
mengeluarkan peringatan serupa. “Gencatan sejata dapat bertahan sembilan hari
atau sembilan pekan atau lebih, tapi jika ini tidak bertahan, kami tahu apa
yang harus dilakukan dan tentu, kami akan mempertimbangkan kemungkinan melakukan
lagi aktivitas kami jika ada penembakan atau provokasi apapun,” tuturnya.
“Operasi semacam itu dapat menciptakan sebuah situasi yang kami bisa
melakukannya di Gaza selama bertahun-tahun.”
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu
menyatakan rezim Zionis mencapai hasil yang bagus dalam Operasi Pilar
Pertahanan. “Saya katakan kami akan memberikan harga mahal dari organisasi
teror. Organisasi teror menyangka kami akan menahan diri dari aksi keras.
Mereka salah,” tuturnya.
Netanyahu mengatakan bahwa kampanye militer
mereka berhasil menewaskan para pemimpin pejuang Gaza, menghancurkan ribuan
roket dan meratakan pusat-pusat komando Hamas.
Militer Israel menyatakan mereka menangkap 55
pejuang Palestina di Tepi Barat pada Rabu (21/11) malam, beberapa jam setelah
gencatan senjata berlaku di Jalur Gaza. “Total 55 pelaku lapangan, yang
berafiliasi dengan kelompok berbeda telah ditahan. Mereka yang ditahan termasuk
pelaku lapangan senior,” papar penyataan militer Israel.
Sementara, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad
menyambut gencatan senjata antara Hamas dan Israel. “Presiden Ahmadinejad
menyatakan kekejaman di Gaza harus menyatukan Muslim. Dia menyambut gencatan
senjata antara Hamas dan Israel, tapi tidak sangat optimistis dengan gencatan senjata
tersebut,” ungkap laporan TV Iran.
Iran memiliki aliansi dengan Hamas. Pemimpin
Hamas Khaled Meshaal berterima kasih pada Iran atas apa yang digambarkan dengan
bantuan dana dan persenjataan. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar