Cari di Sini

Jumat, 20 Juni 2014

Korut Dapat Luncurkan Rudal Tiga Pekan Lagi


A South Korean Navy mobile sea base platform operating off Yeonpyeong island is pictured on the second anniversary of North Korea's attack on the border island on November 23, 2012. South Korea marked on November 23 the anniversary of North Korea's 2010 shelling of a border island with a military drill and memorials, clouded by the threat of a fresh attack from Pyongyang. AFP PHOTO / KIM JAE-HWAN
 SEOUL- Korea Utara (Korut) dapat meluncurkan roket jarak jauh dalam tiga pekan mendatang. Perkiraan ini berdasarkan citra satelit yang menunjukkan peningkatan aktivitas di lokasi peluncuran.
Operator satelit DigitalGlobe Inc mengungkapkan perkiraan itu kemarin. Menurut perusahaan penyedia citra bumi beresolusi tinggi itu, foto-foto terbaru menunjukkan meningkatnya aktivitas di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae (Laut Barat) Korut.

“Berdasarkan level aktivitas yang diamati, satu tenda baru, truk-truk, orang-orang, dan sejumlah tangki bahan bakar atau oxidizer, menunjukkan rencana Korut yang dapat meluncurkan satelit untuk yang kelima kali, dalam tiga pekan mendatang,” papar pernyataan DigitalGlobe Inc, dikutip kantor berita AFP.

DigitalGlobe menjelaskan bahwa bentuk aktivitas itu seperti persiapan-persiapan yang diamati sebelum Korut meluncurkan rudal Unha-3 pada April yang berakhir gagal. Pyongyang saat itu menegaskan bahwa roketnya bertujuan menempatkan satelit di orbit, tapi Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Korut menyamarkan tes rudal jarak jauh.

Peluncuran roket itu menyulut kecaman internasional yang semakin mengisolasi Korut. AS lantas membatalkan bantuan pangan yang sangat diperlukan negara yang mengalami krisis kelaparan tersebut.

Jika Korut jadi meluncurkan roket dalam tiga pekan ke depan, hal itu akan membayangi pemilu presiden Korea Selatan (Korsel) pada 19 Desember mendatang. Ada kekhawatiran di Seoul bahwa Korut berupaya mempengaruhi hasil pemilu dengan meluncurkan rudal atau memprovokasi pertempuran di perbatasan.

Surat kabar Jepang, Asahi Shimbun pekan lalu melaporkan bahwa pemerintah AS telah memperingatkan Jepang dan Korsel bahwa tes rudal oleh Korut bisa saja terjadi. Bulan lalu, Institut AS-Korsel di Universitas Johns Hopkins menyatakan bahwa citra satelit menunjukkan Korut melakukan tes mesin di fasilitas Sohae untuk meningkatkan jangkauan rudal jarak jauhnya.

Sejumlah pengamat yakin jika roket Korut berhasil dikembangkan, dapat menjangkau wilayah AS. Pyongyang diketahui memiliki rudal antar benua (ICMB) yang sedang dikembangkan, Taepodong-2, tapi rudal itu tidak pernah berhasil diuji coba.

Beberapa hari setelah gagal meluncurkan roket pada April lalu, Korut memamerkan ICBM baru saat parade militer memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korut Kim Il-Sung. Namun pengamat militer Barat dan pakar PBB menganggap model rudal yang ditampilkan itu hanyalah tiruan.

Juru bicara Pentagon menolak berkomentar mengenai citra satelit terbaru yang menunjukkan aktivitas persiapan peluncuran rudal Korut tersebut. Namun Departemen Pertahanan AS menegaskan sikapnya tidak berubah dalam menanggapi upaya pengembangan rudal oleh Korut.

“Korut harus mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengharuskan Pyongyang menghentikan semua aktivitas terkait program rudal seluruhnya, dan menetapkan lagi penghentian peluncuran rudal,” papar juru bicara Pentagon. (syarifudin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar