SEOUL- Korea Utara (Korut) dapat meluncurkan
roket jarak jauh dalam tiga pekan mendatang. Perkiraan ini berdasarkan citra
satelit yang menunjukkan peningkatan aktivitas di lokasi peluncuran.
Operator satelit DigitalGlobe Inc
mengungkapkan perkiraan itu kemarin. Menurut perusahaan penyedia citra bumi
beresolusi tinggi itu, foto-foto terbaru menunjukkan meningkatnya aktivitas di
Stasiun Peluncuran Satelit Sohae (Laut Barat) Korut.
“Berdasarkan level aktivitas yang diamati,
satu tenda baru, truk-truk, orang-orang, dan sejumlah tangki bahan bakar atau
oxidizer, menunjukkan rencana Korut yang dapat meluncurkan satelit untuk yang
kelima kali, dalam tiga pekan mendatang,” papar pernyataan DigitalGlobe Inc, dikutip
kantor berita AFP.
DigitalGlobe menjelaskan bahwa bentuk
aktivitas itu seperti persiapan-persiapan yang diamati sebelum Korut
meluncurkan rudal Unha-3 pada April yang berakhir gagal. Pyongyang saat itu
menegaskan bahwa roketnya bertujuan menempatkan satelit di orbit, tapi Amerika
Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Korut menyamarkan tes
rudal jarak jauh.
Peluncuran roket itu menyulut kecaman
internasional yang semakin mengisolasi Korut. AS lantas membatalkan bantuan
pangan yang sangat diperlukan negara yang mengalami krisis kelaparan tersebut.
Jika Korut jadi meluncurkan roket dalam tiga
pekan ke depan, hal itu akan membayangi pemilu presiden Korea Selatan (Korsel)
pada 19 Desember mendatang. Ada kekhawatiran di Seoul bahwa Korut berupaya
mempengaruhi hasil pemilu dengan meluncurkan rudal atau memprovokasi
pertempuran di perbatasan.
Surat kabar Jepang, Asahi Shimbun pekan lalu melaporkan bahwa pemerintah AS telah
memperingatkan Jepang dan Korsel bahwa tes rudal oleh Korut bisa saja terjadi.
Bulan lalu, Institut AS-Korsel di Universitas Johns Hopkins menyatakan bahwa
citra satelit menunjukkan Korut melakukan tes mesin di fasilitas Sohae untuk
meningkatkan jangkauan rudal jarak jauhnya.
Sejumlah pengamat yakin jika roket Korut
berhasil dikembangkan, dapat menjangkau wilayah AS. Pyongyang diketahui
memiliki rudal antar benua (ICMB) yang sedang dikembangkan, Taepodong-2, tapi
rudal itu tidak pernah berhasil diuji coba.
Beberapa hari setelah gagal meluncurkan roket
pada April lalu, Korut memamerkan ICBM baru saat parade militer memperingati
100 tahun kelahiran pendiri Korut Kim Il-Sung. Namun pengamat militer Barat dan
pakar PBB menganggap model rudal yang ditampilkan itu hanyalah tiruan.
Juru bicara Pentagon menolak berkomentar
mengenai citra satelit terbaru yang menunjukkan aktivitas persiapan peluncuran
rudal Korut tersebut. Namun Departemen Pertahanan AS menegaskan sikapnya tidak
berubah dalam menanggapi upaya pengembangan rudal oleh Korut.
“Korut harus mematuhi resolusi Dewan Keamanan
PBB yang mengharuskan Pyongyang menghentikan semua aktivitas terkait program
rudal seluruhnya, dan menetapkan lagi penghentian peluncuran rudal,” papar juru
bicara Pentagon. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar