Cari di Sini
Senin, 06 September 2010
Pengirim SMS Tercepat di Dunia
Siapakah pengirim SMS (pesan singkat melalui telepon seluler) tercepat di dunia? Dialah Ha Mok-min, perempuan asal Korea Selatan (Korsel) yang pada 14 Januari memenangkan kontes dunia mengirim SMS tercepat di New York, Amerika Serikat (AS).
Saat mulai belajar di kelas bahasa Inggris yang dia ikuti selama libur musim dingin, Ha mengaku merasa jantungnya berdetak layaknya senapan mesin yang sedang menyala. Tentu saja, dia sangat gembira mendapatkan juara pertama dalam kontes yang digelar LG Electronics, perusahaan pembuat telepon seluler asal Korsel itu. Ha, 16, dapat merasakan perasaan teman-temannya yang cemburu karena dia meraih gelar internasional dari kontes tersebut.
“Mereka datang dengan telepon selulernya dan mengira dapat mengalahkan saya. Saya biarkan mereka mencoba,” papar Ha dengan roman muka datar.
Ha memang tidak sendirian sebagai pemenang kontes, karena dia bermain dalam satu tim bersama pelajar lain asal Korsel, Bae Yeong-ho. Keduanya mengharumkan nama Korsel dengan ibu jari mereka. Tim mereka menang dalam kompetisi yang menobatkan pengirim sms paling cepat dan paling akurat di dunia.
“Ketika orang-orang melihat saya mengirimkan sms, mereka pikir saya tidak secepat yang mereka duga dan mereka mengira dapat melakukan lebih baik. Sejauh ini saya tidak pernah kalah dalam pertandingan mengirim sms,” kata Ha dan Bae.
Dalam kompetisi itu, Ha dan Bae mampu mengetik sms enam karakter dalam satu detik. “Jika saya dapat berpikir lebih cepat, saya dapat mengetik sms lebih cepat,” ujar Ha.
Ha dan Bae berhasil mengalahkan tim dari 13 negara yang mempertaruhkan gelar mereka setelah mengalahkan enam juta peserta dari seluruh dunia. Dalam pertandingan itu, semua tim tampil dengan membentangkan bendera nasional di belakang mereka di sebuah gedung di New York pada 14 Januari.
Untuk memastikan pertandingan berjalan adil, LG memberikan dua telepon seluler (ponsel), satu ponsel dengan papan ketik numerik dan satu ponsel dengan papan ketik QWERTY. Ponsel itu diberikan pada semua anggota tim, beberapa pekan sebelum pertandingan dimulai. Tujuannya untuk memberi kesempatan mereka berlatih.
Selama berpekan-pekan sebelum pertandingan, Ha tidak dapat dilepaskan dari ponselnya. Dia terus melatih kecepatannya mengetik dan mengirimkan sms setiap hari.
Dalam lomba, peraturannya sederhana. Semua peserta harus mengetik sama dengan kata-kata yang muncul di layar, baik itu abjad mau pun simbol, secepat mungkin. Walau semua peserta memiliki asal negara yang berbeda-beda, mereka dapat memilih sesuai bahasa masing-masing. Tentu saja, banyaknya karakter huruf yang harus mereka ketik jumlahnya sama.
Ha mengakui pertandingan dunia itu sangat berat karena lawan-lawannya juga memiliki kecepatan ibu jari yang luar biasa. Ha dan Bae harus melalui lima tahap pertarungan dalam final. Masing-masing tim menggunakan nama-nama seperti “The Monsters’ Swamp” dan “Race of Death.”
Setelah melalui masa latihan yang berat dan pertarungan sengit, Ha dan Bae akhirnya mengakhiri pertarungan dengan menyabet gelar sebagai pengirim sms tercepat di dunia. tim dari Amerika Serikat berada di urutan kedua dan tim dari Argentina di urutan ketiga.
Saat pulang ke Korsel, Ha disambut bak pahlawan besar yang mengharumkan nama Korea. Ha dan Bae masing-masing mendapatkan penghargaan uang tunai sebesar USD50.000 (Rp470 juta).
Kemenangan Ha itu kian mempopulerkan sebuah gaya hidup anak-anak muda Korea yang dikenal dengan sebutan “suku ibu jari.” Gaya hidup itu menunjukkan bahwa pemuda Korea merasa lebih senang mengirimkan pesan melalui sms daripada berbincang-bincang langsung.
Ha dan Bae memang dikenal sebagai penggila sms. Dalam sehari, Ha bisa mengirimkan 150 sms hingga 200 sms. Sedangkan Bae biasa mengirimkan 200 hingga 300 sms per hari.
“Jumlah sms sebanyak itu merupakan jumlah rata-rata yang dikirimkan teman-teman saya. Beberapa orang bahkan mengirimkan lebih dari 500 sms per hari,” ujar Ha sambil tersenyum, ditemani ibunya yang duduk di dekatnya.
Nama Ha telah terkenal di negara itu, jauh sebelum kompetisi internasional itu digelar bulan ini. Ha pernah memenangkan gelar nasional Korsel, mengalahkan 2,8 juta peserta. Ha menang dengan kecepatan mengirimkan 7,25 karakter per detik. Ini merupakan skor terbaik karena lawan-lawan Ha rata-rata hanya memiliki kecepatan mengirimkan 2,2 karakter per detik.
“Saya mengirimkan sms saat berjalan, makan, dan menonton TV,” papar Ha.
Bahkan, saat tidak memegang ponsel pun, Ha duduk sambil kedua ibu jarinya bergerak seperti siap memencet tombol-tombol imajiner. “Di sekolah, kami biasa melihat dan mendengarkan guru sambil mengirimkan sms melalui ponsel kami di bawah meja atau di dalam saku baju kami. Tidak ada kesalahan kirim sedikit pun,” kata Ha.
Perilaku mengirim sms di saat guru mengajar itu membuat banyak pelajar, termasuk Ha, kadang dimarahi guru-gurunya. Tapi kemenangan Ha dalam kontes internasional itu mungkin akan mengobati kemarahan para guru tersebut.
Lebih menarik lagi, Ha ikut dalam kompetisi internasional itu secara tidak sengaja. Oktober tahun lalu, dia dan temannya sedang berjalan-jalan di Coex Mall, tempat nongkrong anak-anak muda di Seoul bagian selatan. saat itu dia melihat informasi tentang kompetisi nasional sedang digelar.
Ha pun ikut mendaftar, berharap mendapatkan tiket bioskop gratis atau hadiah hiburan lain. Tapi akhirnya, dia malah mendapatkan hadiah utama sebesar USD17.000 (Rp 160 juta). Peristiwa itu lantas membawanya menuju kontes internasional selanjutnya. (syarifudin, sindo 29 januari 2010)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar