Cari di Sini
Senin, 06 September 2010
Jual Komik Superman Seharga Rp9,4 Miliar
Sejak mulai menjual buku komik di usia 16 tahun, Vincent Zurzolo hanya bermimpi menjual satu juta eksemplar komik.
Tapi, Senin (22/2) lalu merupakan hari keberuntungannya. Pendiri situs lelang ComicConnect.com itu berhasil menjual satu eksemplar komik Superman seharga USD1 juta (Rp9,4 miliar). “Ini merupakan hari paling penting dalam sejarah komik,” ungkap Zurzolo.
Zurzolo mengiklankan satu eksemplar komik yang pertama kali mengenalkan tokoh Superman, Action Comics #1 (edisi pertama), di situsnya pada Senin pagi (22/2). Komik itulah yang pertama kali menceritakan tokoh Manusia Baja alias Superman pada 1938.
Komik super langka yang dilelang Zurzolo itu merupakan milik seorang kolektor yang namanya dirahasiakan. “Hanya dalam waktu satu menit setelah lelang itu dibuka, seorang kolektor komik lainnya langsung membelinya seharga USD1 juta,” papar Zurzolo.
Menurut Zurzolo, harga fantastis itu tiga kali lipat melampaui rekor penjualan komik pada tahun lalu. Saat itu, versi lain Action Comics #1 dengan kualitas yang kurang bagus, dilelang melalui ComicConnect seharga USD317.200 (Rp3 miliar).
Karena itu, bagi Zurzolo, penjualan komik Action Comics #1 yang memiliki kondisi kertas masih sangat baik, merupakan sesuatu yang wajar. Apalagi, saat ini diketahui hanya ada 100 eksemplar Action Comics #1 yang masih tersisa di dunia. “Dari jumlah tersebut, hanya dua eksemplar yang memiliki bentuk masih bagus,” papar Zurzolo.
Sebagai penggemar komik, Zurzolo mengaku, memiliki komik-komik langka merupakan kebanggaan tersendiri. Bahkan, Zurzolo menjelaskan, saat ini pembeli komik-komik langka tidak hanya para penggemar setia komik. Komik-komik langka turut menjadi barang rebutan para kolektor barang antik, lukisan, koin-koin langka, bahkan para investor pasar modal.
Zurzolo mengakui, mereka yang bukan penggemar komik pun ikut membeli komik-komik langka sebagai bentuk investasi baru di saat resesi ekonomi. “Saat Anda melihat apa yang terjadi di bidang real estate, pasar saham, dan perbankkan, orang-orang panik. Mereka tidak menghasilkan keuntungan dengan menyimpan uang di bank-bank. Mereka tidak yakin tentang pasar saham dan real estate, seperti bermain judi,” katanya.
“Dengan membeli buku-buku komik, investor merasa lebih percaya diri. Kini kami telah mencapai tahap di mana Anda dapat menyamakan komik-komik langkah setara dengan karya-karya seni tersohor,” ujar Zurzolo.
Sebagai buktinya, Zurzolo menjelaskan, pada 15 tahun silam, satu eksemplar Action Comics #1 yang terjual pada Senin (22/2), dibeli seharga USD150.000 (Rp1,4 miliar). Pada saat terbit pertama kali pada 1938, komik itu hanya dijual seharga 10 sen dolar. Dengan melihat peningkatan harga itulah, masuk akal jika komik disebut Zurzolo sebagai bentuk investasi baru yang sangat menguntungkan.
Keberhasilan Zurzolo mendorong komik-komik langka sebagai investasi baru itu berkat kecintaannya pada buku cerita bergambar tersebut. Pria yang lahir 23 April 1971 di Brooklyn, New York, itu memang sejak kecil sangat keranjingan komik.
Dia mulai mencintai komik saat membaca koleksi kakak-kakak kandungnya. “Saya memiliki dua kakak, Jerry dan Sal. Kakak sayalah yang membuat saya mulai membaca komik. Saya suka berada di ruang bawah tanah rumah kami saat musim panas, karena ruang itu selalu lebih dingin dari ruang lain. Selain itu juga gelap serta misterius. Di tempat itulah komik-komik kakak saya disimpan,” papar Zurzolo.
Komik pertama yang dibaca Zurzolo ialah Uncanny X-Men edisi 95-100, Giant Size X-Men edisi 1, Incredible Hulk edisi 180-182 dan Iron Man edisi 1.
Karena suka membaca komik, dia terus menambah koleksi dengan membeli komik-komik baru. “Sejak usia empat atau lima tahun, saya ingat selalu pergi ke toko permen dekat rumah. Toko itu milik orang China. Saya membeli apa pun komik yang ada di rak toko itu. Semua berawal dari sana,” papar Zurzolo.
Beruntung, orang tua Zurzolo mendukung hobinya. “Orang tua saya tidak keberatan jika saya mengoleksi komik. Saya tidak pernah meminta uang untuk macam-macam, selain untuk membeli buku-buku dan komik,” katanya.
Beranjak dewasa, Zurzolo mulai memikirkan cara mendapatkan keuntungan dari hobinya itu. Maka, sejak usia 16 tahun, Zurzolo mencoba menjadi pedagang komik. Tahun demi tahun dilalui, sembari membangun reputasi bisnisnya. Hingga saat bertemu rekannya, Stephen Fishler, yang juga seorang pecinta komik, keduanya memutuskan membuat perusahaan baru, Metropolis Collectibles.
Melalui perusahaan itulah Zurzolo terus mendorong minat publik dunia untuk menganggap komik-komik sebagai lahan investasi masa depan. Zurzolo meyakinkan publik bahwa berinvestasi dengan membeli komik-komik langka, lebih aman daripada berinvestasi di pasar modal yang mudah bergejolak oleh kondisi politik, ekonomi, dan sosial.
Hingga begitu cintanya pada dunia komik, Zurzolo menyebut tempat tinggalnya saat ini di Manhattan, sebagai “Daredevil’s backyard,” Hell’s Kitchen.
Bagi para kolektor baru atau orang yang berminat menjadi kolektor komik, Zurzolo memberi saran. “Koleksi komik terbaik yang Anda temukan dan koleksi yang Anda cintai. Ciptakan strategi, rencana untuk apa yang ingin Anda miliki, termasuk anggaran Anda juga,” katanya.
Zurzolo menyarankan, sisakan 10% anggaran untuk “lain-lain” sehingga Anda dapat membeli komik yang tidak termasuk daftar utama yang ingin Anda koleksi. “Carilah banyak informasi dan jalin hubungan dengan para penggemar komik,” tuturnya. (syarifudin, sindo 26 februari 2010)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar