Cari di Sini

Selasa, 23 April 2013

Starbucks Terus Berekspansi



Berawal dari satu toko kopi di Seattle pada 1971, kini Starbucks menjadi jaringan kedai kopi terbesar di dunia dengan 20.891 kedai di 62 negara. Untuk mencapai keberhasilan itu, beragam strategi mereka terapkan, mulai dari perluasan jaringan, ekspansi, akuisisi, hingga menciptakan jutaan pelanggan setia.
Puluhan ribu kedai yang tersebar di dunia itu termasuk 13.279 kedai di Amerika Serikat (AS), 1.324 di Kanada, 989 di Jepang, 851 di China, 806 di Inggris, 556 di Korea Selatan (Korsel), 377 di Meksiko, 291 di Taiwan, 206 di Filipina, 171 di Thailand dan 10 di India.

Starbucks Corporation merupakan perusahaan kopi global dan jaringan kedai kopi yang berbasis di Seattle, Washington. Di setiap kedainya, Starbucks menyajikan minuman dingin dan panas, kopi utuh, kopi instan, teh, kue, dan snack. Sebagian besar toko juga menjual makanan khas, sandwiches panas dan dingin, serta asesoris seperti gelas.

Tidak hanya itu, kedai-kedai Starbucks Evenings juga menyajikan bir, wine, dan makanan setelah pukul 4 sore. Melalui divisi Starbucks Entertainment dan brand Hear Music, perusahaan itu juga menjual buku, musik, dan film. Sebagian besar produk perusahaan itu dibuat secara khusus atau musiman berdasarkan ciri khas wilayah setempat. Bahkan, es krim dan kopi dengan merek Starbucks juga dijual di berbagai toko grosir.

Kedai pertama Starbucks dibuka di Seattle, Washington pada 30 Maret 1971 oleh tiga pendirinya yang awalnya bertemu saat kuliah di University of San Francisco. Ketiganya ialah guru bahasa Inggris Baldwin, guru sejarah Zev Siegl, dan penulis Gordon Bowker. Mereka terinspirasi untuk menjual biji kopi berkualitas tinggi dan peralatan yang disediakan oleh pengusaha penggilingan kopi Alfred Peet.

Sebelumnya, Peet mengajari tiga pendiri Starbucks itu tentang caranya menggiling kopi. Pada tahun pertama berdiri, Starbuck membeli biji kopi mentah dari Peet. Lama-kelamaan mereka berusaha mencari langsung biji kopi dari para petani kopi.

Awalnya, perusahaan penjual kopi itu hendak dinamakan Pequod, nama kapal penangkap ikan paus dari Moby-Dick. Namun nama ini ditolak oleh beberapa pendirinya. Perusahaan itu kemudian diberi nama kapal lainnya, Starbuck. 

Sejak 1971 hingga 1976, kedai Starbucks pertama berada di 2000 Western Avenue. Kedai itu kemudian pindah ke 1912 Pike Place Market dan tak pernah pindah lagi. Perusahaan itu mulanya hanya menjual biji kopi panggang dan tidak menjual minuman kopi.

Terus Berekspansi

Sejak awal berdiri pada 1971 di Seattle sebagai penjual kopi lokal, perusahaan itu berekspansi sangat cepat. Para pemilik Starbucks, dipimpin Jerry Baldwin, mengambil peluang untuk membeli Peet pada 1984. Selama 1980-an, total penjualan kopi di AS turun, tapi penjualan kopi yang dibuat khusus, meningkat hingga menguasai 10% pasar pada 1989. Ini merupakan peningkatan pesat karena dibandingkan pada 1983, mereka hanya menguasai 3% pasar.

Pelan tapi pasti, Starbucks memperluas bisnisnya dengan membangun 6 kedai kopi di Seattle dan hanya menjual kopi espresso. Kemudian pada 1987, para pemilik asli Starbucks menjual jaringan atau francaise perusahaan itu pada mantan pegawai Howard Schultz yang mengubah merek kedai kopinya, Il Giornale, menjadi Starbucks. Sejak saat itulah ekspansi sesungguhnya dimulai.

Dimulai pada 1987, Starbucks terus membuka rata-rata dua kedai baru setiap hari. Di tahun yang sama, Starbucks membuka kedai pertama di luar Seattle di Waterfront Station, Vancouver, British Columbia, dan Chicago, Illinois. Hingga 1989, Starbucks memiliki 46 kedai di penjuru Northwest dan Midwest. Dengan peningkatan jumlah kedai tersebut, Starbucks harus memanggang lebih dari 910.000 kg kopi per tahun. Kedai pertama di luar AS atau Kanada dibuka pada pertengahan 1990-an dan kedai-kedai di luar negeri itu sekarang mencakup hampir sepertiga dari seluruh kedai Starbucks.

Bisnis Starbucks terus merekah hingga perusahaan itu go public di bursa saham pada Juni 1992. Pada tahun itu, kedai Starbucks tumbuh menjadi 140 outlet dan pendapatan USD73,5 juta, naik dari USD1,3 juta pada 1987. Nilai pasarnya USD271 juta. 12% saham perusahaan yang dijual, memberikan tambahan modal USD25 juta yang digunakan untuk menambah jumlah kedainya dalam dua tahun berikutnya. Hingga September 1992, harga saham Starbucks naik 70% hingga melebihi 10 kali lipat pendapatan per saham pada tahun sebelumnya.    

Meski demikian, perjalanan Starbucks tidak selalu mulus. Bertepatan dengan krisis keuangan 2008, perusahaan itu pernah melakukan penutupan beberapa kedai kopinya di AS. Perusahaan itu pernah berencana membuka 900 kedai baru di luar AS pada 2009, tapi kemudian mengumumkan penutupan 300 kedai di AS sejak 2008. 

Rambah Pasar Baru

Lokasi kedai Starbucks di luar Amerika Utara dibuka di Tokyo, Jepang, pada 1996. Starbucks memasuki pasar Inggris pada 1998 dengan akuisisi 65 outlet milik Seattle Coffee Company senilai USD83 juta. Setelah akuisisi itu, mereka mengubah semua outlet Seattle Coffee Company menjadi Starbucks. Langkah perluasan pasar ini terus dilakukan dengan membuka kedai pertama di Amerika Latin, tepatnya di Mexico City pada September 2002.

Starbucks terus melakukan eksperimen untuk merambah pasar baru. Strategi ini dilakukan dengan membuka kedai baru di Teluk San Francisco melalui jaringan restoran yang disebut Circadia pada 1999. Jaringan restoran ini kemudian diubah menjadi Starbucks.

Seperti tak habis-habisnya melakukan ekspansi, Starbucks mendirikan sebuah perusahaan perdagangan kopi di Lausanne, Swiss, pada Oktober 2002. Perusahaan itu didirikan untuk menangani pembelian biji kopi mentah. Meski demikian, seluruh operasi bisnis utama dikelola dari Seattle.

Strategi akuisisi untuk ekspansi juga terus dilakukan tanpa henti oleh Starbucks. Perusahaan itu pada April 2003 menyelesaikan pembelian Best Coffee and Torrefazione Italia di Seattle dari AFC Enterprises senilai USD72 juta. Akuisisi ini hanya memberikan tambahan 150 kedai untuk Starbucks. Namun menurut Seattle Post-Intelligencer, keseluruhan bisnis perusahaan itu lebih menguntungkan bagi Starbucks.

Ekspansi Starbucks pun membuat ciut nyali para pesaingnya. Konsumen seakan-akan terus membanjiri kedai-kedai baru yang dibuka Starbucks. Adapun kedai-kedai kopi milik pesaingnya pun kian sepi. Dampaknya, perusahaan pesaing, Diedrich Coffee pada September 2006 mengumumkan menjual seluruh kedainya pada Starbucks.

Penjualan ini termasuk kedai-kedai jaringan Coffee People di Oregon. Starbucks pun mengubah Diedrich Coffee dan Coffee People menjadi Starbucks. Meski demikian, lokasi Coffee People di bandara Portland tidak termasuk dalam penjualan tersebut.

Mimpi besar Starbucks ternyata belum terpuaskan. Perusahaan itu terus membuka kedai baru di luar negeri. Pada Agustus 2003, Starbucks membuka kedai pertama di Amerika Selatan di Lima, Peru. Pada 2007, perusahaan itu membuka kedai pertama di Rusia, sepuluh tahun setelah mereka mendaftarkan merek di negara itu.

Strategi beli dan ubah pun terus diterapkan Starbucks. Pada Maret 2008, mereka membeli manufaktur Clover Brewing System. Dengan membeli perusahaan itu, Starbucks mulai melakukan eksperimen dengan mengolah kopi secara "fresh-pressed" di beberapa lokasi di Seattle, California, New York dan Boston.  

Bentuk Komunitas

Salah satu strategi Starbucks yang membawa perusahaan itu meraih puncak sukses ialah kemampuannya membentuk komunitas pecinta kopi. Ide membentuk komunitas itu diwujudkan dengan membangun satu website komunitas, My Starbucks Idea, yang didesain untuk mengumpulkan berbagai saran dan masukan dari para pelanggannya.

Website itu juga benar-benar menggali ide-ide segar dari para pelanggannya. “My Starbucks tampaknya menjadi ajang pertukaran ide dan pendapat yang sangat bagus. Saya pikir itu tidak mungkin terjadi jika ada banyak sensor,” ungkap jurnalis Jack Schofield dalam catatannya. Website itu dibuat dengan software Salesforce.

Ide membentuk komunitas itu kemudian dikembangkan lagi dengan munculnya program kesetiaan yang mendorong para pelanggan mendaftar sebagai pengguna Starbucks Card. Kartu itu awalnya merupakan kartu diskon atau hadiah sederhana seperti menawarkan akses Wi-Fi Internet gratis, minuman susu kedelai dan sirup gratis, serta gratis isi ulang kopi atau teh.

Starbucks juga terus menerapkan ide-ide baru perusahaan tanpa mengenal henti. Satu kedai di Seattle menjadi tempat pertama untuk menguji dan menerapkan ide-ide baru tersebut. Salah satunya, pada 2010, desain interior kedai itu dimodifikasi dengan menempatkan mesin-mesin espresso di tengah toko.

Dengan strategi dan inovasi yang selalu segar, mesin pertumbuhan Starbucks tampaknya akan terus menggelinding. Yang terbaru, pada 14 November 2012, Starbucks mengumumkan akan membeli Teavana senilai USD620 juta secara tunai dan kesepkatan itu resmi dibuat ada 31 Desember 2012. Februari 2013, Starbucks membuka satu kedai baru di Ho Chi Minh City, Vietnam. (syarifudin) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar