DAMASKUS– Pemberontak Suriah me lan car - kan serangan terbesar melawan
pasukan pe me rin - tah di Damaskus dan sekitarnya kemarin.
Pusat Komando Gabungan Tentara
Suriah Besar (FSA) di Homs menyatakan, ope - ra si yang disebut “Gunung
Api Damaskus dan Gempa Bumi Suriah” itu dilan car - kan sebagai respons
atas pem bunuhan yang dila ku - kan rezim Presiden Bashar al-Assad.
“Kami mulai me lan car - kan serangan di semua kan - tor keamanan dan
cabangcabangnya di kota itu dan wilayah sekitarnya untuk memasuki
pertempuran se - ngit dengan pasukan me re - ka serta mendesak mereka
untuk menyerah,” papar pernyataan FSA, dikutip AFP.
FSA mendesak
semua jalan internasional ditutup, mulai dari Aleppo di utara hingga
Daraa di selatan, dan dari Deir Ezzor di timur hingga Pantai Latakia,
agar terputus jaringan suplai. Beberapa jam setelah pengumuman FSA,
aktivis dan pengawas melaporkan bahwa rezim Suriah sejak kemarin pagi
telah me nge - rah kan helikopter-he li kop - ter untuk menembaki dis -
trik Qaboon, Damaskus. Se - lain itu, pemberontak dan pasukan pemerintah
ber - tem pur sengit di Al-Midan dan Al-Hajar al-Aswad.
“Rezim
menggunakan helikopter-helikopter yang dilengkapi persenjataan berat
untuk menyerang dis - trik Qaboon,” ungkap Pe - nga was Hak Asasi
Manusia Suriah (SOHR) yang ber pu - sat di Inggris. Aktivis di Damaskus
men jelaskan bahwa se - rangan helikopter terjadi setelah FSA di Qaboon
mem balas serangan pa su - kan rezim yang berusaha menguasai kembali
wilayah pemberontak. “Militer me - nem baki daerah itu dengan mortir dan
senapan mesin dari helikopter-helikopter yang terbang rendah,” tutur
Omar, aktivis oposisi. SOHR menjelaskan, sebanyak 149 orang tewas di
Suriah, termasuk 82 warga sipil, 26 pemberontak, dan 41 tentara.
Jumlah
tersebut me nambah total korban te - was melebihi 17.000 orang se jak
pemberontakan terjadi. Sejumlah kawasan juga menjadi ajang per tem pur -
an sejak Minggu (15/7), ter - ma suk Tadamon di selatan, Kfar Sousa di
barat, dan Jobar di timur. “Per tem pur - an ini menandai titik balik
revolusi melawan rezim Assad,” ujar para aktivis pada AFP. Pemerintah
Suriah me - ne gaskan tidak akan me - nye rahkan ibu kota pada
pemberontak. “Anda tidak akan pernah mendapatkan Damaskus,” tulis harian
Al- Watanyang menjadi corong Pemerintah Suriah.
Sementara, Duta
Besar Suriah yang pertama kali membelot, Nawaf Fares, mem peringatkan
bahwa Presiden Assad akan menggunakan senjata kimia terhadap pemberontak
dan mungkin telah mengerahkannya. Fares merupakan politisi paling
penting yang membelot sejak pembe rontakan mulai bangkit. Saat ditanya
BBCme ngenai maksud penggunaan senjata kimia, Fares menjawab, “Saya
yakin jika rezim Bashar al-Assad akan semakin terpojok oleh rakyat, dia
akan menggunakan senjata semacam itu.
” Sementara, tekanan
diplomatik semakin terasa saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(DK PBB) akan melakukan voting pada Jumat (20/7) untuk memutuskan
apakah Misi Supervisi PBB di Su - riah (UNSMIS) akan di per - panjang
waktunya. Di sisi lain, Duta Besar Rusia di PBB Vitaly Churkin
menegaskan bahwa pi hak - nya menolak resolusi DK PBB yang mengusulkan
sank si terhadap Suriah. “Saya dengan sangat jelas menyatakan bahwa kami
menentang resolusi ini,” tegasnya.
Kemarin Sekretaris Jen -
deral PBB Ban Ki-moon me - nuju Beijing untuk men da - pat kan dukungan
China agar menekan Suriah. Chi - na berulang kali menolak intervensi
internasional untuk menghentikan konflik di Suriah. Namun, ke - kuat an
Barat mengusulkan resolusi baru DK PBB yang hendak menerapkan sanksi
terhadap Assad. “Nasib pemimpin politik Suriah saat ini hanya dapat
ditentukan oleh rakyat Suriah. Ini masalah internal dan komunitas in ter
na sio - nal harus menghormati itu,” tulis People’s Daily yang dikelola
Pemerintah China dalam tajuknya.
Sementara, Ban tiba di Beijing
untuk berunding dengan Presiden China Hu Jintao dan pemimpin China
lain. Pembicaraan itu di per - ki rakan akan didominasi pembahasan
krisis Suriah. “Intervensi luar untuk perubahan rezim dan men - ce gah
bencana ke ma nu sia - an mungkin tampak seperti alasan yang bijaksana
dan bertanggung jawab untuk dilakukan,” tulis People’s Daily yang
menjadi corong Partai Komunis China.
“Sejumlah perang sejak awal
abad baru telah ber - ulang kali membuktikan bah wa promosi demokrasi
dan humanitarianisme men jadi alasan bagi ke - kuatan asing yang meng -
ingin kan kepentingan pri - badi,” papar tajuk People’s Daily.
●syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar