BAIKONUR – Pesawat antariksa Soyuz TMA-05M milik Rusia kemarin
meluncurkan tiga astronot menuju Stasiun Antariksa Internasional (ISS).
Peluncuran
Soyuz itu menunjukkan kemampuan program antariksa Rusia yang tidak
terpengaruh krisis ekonomi. Hal ini berbeda dengan Amerika Serikat (AS)
yang telah memangkas anggaran program antariksa karena terpengaruh
krisis ekonomi. Soyuz membawa astronot Sunita Williams dari NASA,
Akihiko Hoshide dari Jepang, dan Yury Malenchenko dari Rusia. Mereka
memulai perjalanan antariksa di bagian ujung roket Soyuz-FG saat cuaca
cerah di lokasi peluncuran di Baikonur, Kazakhstan.
Peluncuran
roket berjalan lancar sesuai dengan jadwal dan tanpa penundaan. Ketiga
astronot itu mengacungkan jempol setelah roket yang mereka tumpangi
berhasil menyibak awan putih dan selamat mencapai orbit, sembilan menit
setelah peluncuran. ”Selamat tinggal planet Bumi mulai sekarang! Woo
hoo!” tulis Williams di akun Twitter-nya beberapa jam sebelum roket
berbobot 305 ton itu memancarkan nyala berwarna oranye.
”Saya
berbicara singkat dengan anggota kru beberapa menit saat mereka dalam
peluncuran. Mereka merasa baik. Saya yakin semua berjalan lancar,”
tuturKepalaProgram Antariksa Roscosmos Rusia Vladimir Popovkin seperti
dikutip AFP. Tayangan langsung dari dalam kapsul Soyuz TMA-05M
menunjukkan sebuah boneka kecil dengan baju merah di dalam ruangan itu
sebagai simbol nasib baik. Ketiga astronot membaca dengan pelan beberapa
lembar kertas berisi prosedur penerbangan saat komandan misi
Malenchenko memencet sejumlah tombol kontrol di panel komputer dengan
tongkat hitam di tangannya.
Ketiga astronot yang meluncur kemarin
akan bergabung dengan astronot Rusia Gennady Padalka dan Sergei Revin
serta astronot NASA Joseph Acaba yang saat ini berada di
ISS.Padalka,Revin, dan Acaba sebelumnya berangkat dari pusat peluncuran
Rusia di Kazakhstan pada 15 Mei. Williams dan Akihiko memiliki
pengalaman di ISS, tapi belum pernah meluncur menggunakan Soyuz. Akihiko
di akun Twitter-nya menyatakan terima kasih kepada semua pihak yang
mempersiapkan Soyuz untuk perjalanan antariksa tersebut.
”Setiap
orang bekerja dengan kebanggaan,” tulis Akihiko. Williams merupakan
penerbang angkatan laut yang pernah terlibat misi di Irak.Dia mengaku
akan sangat gembira menonton Olimpiade Musim Panas London dari ISS
karena itu berarti event dunia tersebut memiliki perspektif global yang
lebih luas. Soyuz tahun lalu mengalami beberapa masalah yang memengaruhi
muatan dan satelit yang dibawanya.
Meski demikian, pesawat
antariksa milik Rusia tersebut saat ini merupakan satu-satunya kendaraan
penghubung antara manusia di Bumi dan ISS. Setelah peluncuran terakhir
sebuah satelit AS pada Juli 2011, Negeri Paman Sam kini lebih tergantung
dengan pesawat antariksa milik Rusia. Sementara itu, sejumlah negara
dan perusahaan swasta mulai berlomba mencari cara baru untuk membawa
manusia menuju ISS dan tujuan yang bahkan lebih jauh lagi. ● syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar