TOKYO- Jepang kemarin diguncang gempa bumi berkekuatan 7,1 skala richter dan sempat muncul peringatan tsunami meski segera dicabut.
Gempa itu mengakibatkan gedung-gedung bergoyang di ibu kota Tokyo, beberapa saat setelah semenit mengheningkan cipta untuk mengenang 13.000 orang yang tewas dan 15.000 orang yang hilang dalam bencana 11 Maret.
“Gempa 7,1 skala richter terjadi pada pukul 5.16 sore di kedalaman 13 kilometer. Pusat gempa berada 81 kilometer selatan kota Fukushima, dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang mengalami masalah,” papar Survei Geologi Amerika Serikat kemarin.
Badan meteorologi Jepang kemarin memperingatkan gelombang tsunami setinggi satu meter yang dapat menerjang wilayah Ibaraki, salah satu kawasan yang terkena tsunami 11 Maret. Namun peringatan tsunami terbaru itu segera dicabut dalam waktu kurang satu jam setelah dikeluarkan.
Gempa 7,1 skala richter pada 7 April itu hanya satu dari ribuan gempa susulan yang menimpa negara yang masih trauma akibat gempa besar 11 Maret. Gempa kemarin kian menambah trauma rakyat Jepang akibat gempa sebelumnya.
Pemerintah Jepang juga memperluas zona evakuasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi. Edano mengatakan, dalam satu bulan, orang-orang akan diminta meninggalkan desa Katsurao, kota Namie dan desa Litate, serta bagian kota Kawamata dan kota Minamisoma, terkait masalah kesehatan jangka panjang.
“Pemerintah sudah merancang area-area evakuasi di mana level paparan radiasi diperkirakan mencapai 20 millisievert per tahun,” kata Edano. “Ada beberapa tempat yang level kumulatif radiasinya meningkat, tergantung pada kondisi iklim dan geografis di sekitar lingkaran radius 20 kilometer.”
Orang-orang di penjuru Jepang kemarin mengheningkan cipta pada pukul 2.46 sore waktu setempat untuk mengenang gempa terbesar pada 11 Maret. Semua kegiatan di negeri itu dihentikan sementara ketika mengheningkan cipta secara nasional itu.
Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan kemarin berterima kasih pada dunia yang memberikan dukungan sebulan pasca gempa bumi dan tsunami yang mengakibatkan krisis nuklir.
Kan menulis surat terbuka di beberapa surat kabar terpopuler di dunia untuk berterima kasih pada semua orang yang membantu Jepang. Bencana itu menewaskan 13.000 orang dan 14.500 orang masih dinyatakan hilang.
Tiga perempat halaman pengumuman yang dibuat Kan itu berjudul “Terima kasih untuk Kizuna (ikatan persahabatan)” dan dimuat di berbagai surat kabar internasional, termasuk Financial Times, the Wall Street Journal dan the International Herald Tribune. Surat itu juga dimuat di sejumlah harian di Prancis, Rusia, Singapura, dan China.
“Saat waktu sulit itu, orang-orang dari penjuru dunia berdiri bersama kami memberikan harapan dan dorongan inspirasi. Kami sangat mengapresiasi Kizuna teman-teman kami di penjuru dunia dan saya ingin berterima kasih pada setiap bangsa, entitas, dan Anda secara pribadi, dari lubuk hati saya paling dalam,” tulis Kan.
Sebelumnya, Kan berjanji tidak akan pernah meninggalkan korban tsunami yang selamat. Saat mengunjungi zona bencana, Kan menegaskan, pemerintah akan bekerja secepat mungkin untuk merumahkan 150.000 orang yang kini masih berada di penampungan darurat.
Saat surat terbuka itu muncul di media, juru bicara pemerintah Jepang Yukio Edano mengatakan, kemungkinan kebocoran besar material radioaktif dari PLTN Fukushima Daiichi sudah berkurang.
“Tentu saja, PLTN itu tidak berjalan normal. Kami telah meminta penduduk terdekat untuk tetap dievakuasi untuk menghadapi situasi terburuk,” tutur Edano. “Kami yakin resiko sudah semakin kecil, dibandingkan dua atau tiga pekan setelah gempa bumi.”
Para teknisi PLTN Fukushima pekan lalu berhasil menutup kebocoran air kontaminasi radioaktif level tinggi ke laut. Tapi pada saat yang sama, operator PLTN, Tokyo Electric Power Co (TEPCO) membuang lebih dari 10.000 ton air mengandung radioaktif level rendah ke lautan, untuk mengosongkan ruang penampungan untuk diisi cairan racun radioaktif tingkat tinggi.
Presiden TEPCO Masataka Shimizu kemarin mengunjungi Fukushima dan meminta maaf atas terjadinya krisis nuklir di wilayah itu. “Saya minta maaf secara pribadi dari hati terdalam pada warga di wilayah Fukushima dan penduduk dekat PLTN yang terkena dampak fisik dan mental,” ujarnya.
Shimizu ingin pergi ke kantor pemerintahan daerah Fukushima, untuk bertemu Gubernur Yuhei Sato. Tapi pejabat daerah menyatakan tidak ada pertemuan yang digelar. Pejabat itu tidak memberikan alasan apa pun, tapi Sato sebelumnya menolak menemui Shimizu.
(syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar