TRIPOLI- Pemimpin Libya Muammar Khadafi kemarin mengirim pesan untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, setelah penarikan pesawat tempur-pesawat tempur Paman Sam dari Libya.
Militer AS menarik jet-jet tempur dari kampanye udara internasional di Libya pada Senin (4/4), setelah NATO meminta Washington melakukan pengeboman untuk 48 jam lainnya.
AS menarik semua pesawat tempurnya dari garis depan, tapi menyisakan 11 pesawat yang siap beroperasi jika NATO membutuhkannya.
“Pemimpin revolusi (Khadafi) mengirim satu pesan pada Presiden AS Barack Obama setelah AS menarik dari koalisi penjajah, agresif, terhadap Libya,” ungkap kantor berita pemerintah Libya, JANA, kemarin, tanpa memberi penjelasan tentang isi pesan tersebut.
AS menyatakan masih mempertimbangkan apakah akan mengakui pemberontak Dewan Nasional Transisional sebagai pemerintahan yang memiliki legitimasi di Libya atau tidak. Prancis, Qatar, dan Italia, telah memberikan dukungan pada dewan pemberontak tersebut.
Kementerian Luar Negeri AS kemarin menjelaskan, seorang diplomat AS tiba di kota timur yang dikuasai pemberontak untuk membicarakan berbagai tujuan politik dan pengawasan bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, rezim Libya menunjuk deputi menteri untuk Eropa Abdelati Obeidi sebagai menteri luar negeri (menlu) Libya yang baru, menggantikan Mussa Kussa yang membelot ke Barat pekan lalu. “Abdelati Obeidi merupakan menteri yang baru,” papar deputi menlu Libya Khaled Kaim kemarin.
Obeidi, 72, merupakan mantan duta besar Libya untuk Turki dan Italia. Dia pernah terlibat dalam perundingan untuk menormalisasi hubungan jangka panjang Libya dengan Barat.
Khadafi telah mengimpor 19.000 ton bensin, saat ibu kota Tripoli menghadapi kekurangan bahan bakar. “Pemerintah Libya mengimpor satu kargo bensin dari sebuah kapal tanker asing yang berlabuh di perairan Tunisia, mengalirkannya ke sebuah kapal Libya dan membawanya ke pelabuhan Zawiyah di barat Tripoli. Pengiriman ini selesai pada Selasa (5/4),” papar sumber yang dekat dengan perusahaan minyak rezim Libya.
Saat ini sebagian besar pusat pengisian bahan bakar di Tripoli tutup karena kekurangan suplai. Sebaliknya, di wilayah timur yang dikuasai pemberontak, eksport minyak dilakukan untuk pertama kali sejak pertengahan Maret, setelah datangnya sebuah kapal tanker yang mampu memuat minyak mentah senilai USD100 juta. Hasil eksport minyak itu diperkirakan digunakan pemberontak dalam perjuangan menggulingkan Khadafi.
Sementara itu, pemberontak Libya dan Prancis mendesak NATO untuk bertindak lebih banyak untuk melindungi kota Misrata dari pasukan Khadafi. “Misrata merupakan prioritas nomer satu bagi kami,” papar juru bicara NATO Carmen Romero pada kantor berita AFP.
“Kami memiliki mandat jelas dan kami akan melakukan semuanya untuk melindungi warga sipil Misrata,” kata Romero.
Panglima pasukan pemberontak Libya Abdelfatah Yunis menuduh pesawat tempur-pesawat tempur NATO tidak melakukan apapun saat pasukan Khadafi melakukan serangan artileri selama 40 hari di kota Misrata. “NATO membiarkan warga Misrata mati setiap hari. Jika NATO menunggu satu pekan lagi, tidak akan ada yang tersisa di Misrata,” tegas Yunis di basis pemberontak, Benghazi.
Menteri Luar Negeri (menlu) Prancis Alain Juppe mengatakan, situasi di Misrata tidak dapat dipertahankan. Dia akan membahas hal itu dengan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.
Prancis kemarin berjanji membuka koridor laut untuk kapal-kapal bantuan dan suplai pemberontak ke kota Misrata. “Kami segera memastikan bantuan dari basis pemberontak di Benghazi tidak dapat dihentikan pasukan Khadafi,” ungkap pejabat Prancis.
NATO mengambil alih komando operasi di Libya pada 31 Maret, setelah debat sengit antar anggota aliansi. Seorang diplomat NATO mengatakan, sembilan negara telah melakukan 72 serangan pesawat terhadap target-target darat, termasuk 18 serangan dari Prancis, 10 serangan dari Inggris, tujuh serangan dari Kanada, dan enam serangan dari Uni Emirat Arab yang bukan anggota NATO serta satu-satunya negara Arab yang terlibat dalam misi penyerangan.
Pesawat-pesawat NATO sudah melakukan lebih dari 850 serangan tiba-tiba sejak 31 Maret, termasuk lebih dari 330 misi yang bertujuan menyerang target potensial di darat. Menurut kepala operasi NATO Brigadir Jenderal (Brigjen) Mark van Uhm, Khadafi mengubah taktik untuk melindungi artileri berat dari serangan NATO dengan memindahkannya ke wilayah perkotaan.
“Sekitar 30% kemampuan militer Khadafi telah dihancurkan sejak serangan Barat dimulai. Kami mengonfirmasi bahwa di Misrata, tank-tank Khadafi sudah lenyap, disembunyikan dan manusia dijadikan tameng untuk mencegah serangan NATO,” papar Brigjen Mark van Uhm. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar