Cari di Sini

Rabu, 14 Juli 2010

Bintang Pop Bertenaga Surya



Profesi apa pun tidak menghalangi seseorang untuk berperan aktif menyelamatkan lingkungan dari kerusakan. Itu pula yang dilakukan penyanyi pop Jack Johnson dalam aktivitasnya sebagai musisi.

Johnson pun memprakarsai Kokua Festival di Hawaii, Amerika Serikat (AS), untuk menyampaikan pesan penyelamatan lingkungan hidup. Bahkan, berbagai pesan peduli lingkungan dipasang sebelum para pengunjung tiba di pintu gerbang menuju pagelaran festival pekan lalu.

Pesan itu antara lain “kendarai sepeda, hemat listrik” di parkir sepeda yang terletak di luar Waikiki Shell, auditorium terbuka di dekat Honolulu, Hawaii. Sebuah mobil van yang digambari logo dan bendera-bendera styrophobic.com, berisi peralatan makan yang dapat didaur ulang, ditempatkan selama festival tahunan tersebut.

Johnson dan istrinya menciptakan festival itu pada 2004. Sejak saat itu, setiap tahun selalu digelar festival serupa yang ditonton puluhan ribu penggemarnya. Semua penggemar Johnson juga didorong untuk membeli kredit pengganti karbon dengan tiket yang mereka beli.

Dalam festival itu, berbagai band tampil. Tentu saja, Johnson dan band-nya itu menjadi daya tarik utama 20.000 orang yang menonton dua malam festival tersebut. Menurut Johnson, seluruh pendapatan festival digunakan untuk mendanai kegiatan Kokua Hawaii Foundation (KHF) yang didirikannya.

KHF merupakan organisasi non-profit yang mendukung pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas di Hawaii. Melalui KHF, Johnson dapat memberikan pengetahuan baru bagi para pelajar dan masyarakat di sana.

“Sebanyak 85% makanan di kepulauan ini diimport. Itu gila,” papar Johnson saat memaparkan data statistik.

Khusus untuk penyebaran kesadaran peduli lingkungan di sekolah-sekolah, Johnson mendirikan Aina In Schools. Aina berarti tanah di Hawaii, dan akronim bagi Integrasi Nutrisi dan Pertanian secara Aktif. Melalui Aina, Johnson mengajari murid-murid tentang bagaimana menanam makanan sendiri serta mendorong para petani terus melaksanakan aktivitas di wilayahnya. Karena itu sangat penting.

Kepekaan Johnson, 35, terhadap isu lingkungan berakar sejak masa kecilnya. Dia dan dua kakak kandung laki-lakinya tumbuh besar di wilayah pedesaan dan hutan Hawaii. Karena itu sejak kecil dia sudah terbiasa dengan berbagai perjalanan dengan perahu, mendaki gunung, camping, ekpedisi alam dan bertahan hidup bersama alam. Johnson pun tidak asing lagi dengan menombak ikan, membuat perahu rakit dari pohon hao yang banyak terdapat di Hawaii.

“Ini tentang mencoba memberikan pengalaman anak-anak yang sama dengan yang saya peroleh. Mencoba memberi mereka sikap hormat kepada alam,” tutur Johnson yang tangannya tak pernah lepas dari dawai gitar.

Sebagai penggemar selancar, dia memulai kehidupan profesionalnya sebagai pembuat film selancar. Johnson pun kian menunjukkan kepeduliannya terhadap bahaya polusi. “Pulau utama Hawai di bagian timur, Oahu, merupakan penyaring Samudera Pasifik dan di sana terdapat plastik yang di sepanjang pantai. Ini sangat membuat hati saya miris karena saya sering berselancar di sana,” ungkap penyanyi yang lagu-lagunya sering mengisi beberapa film Hollywood.



Johnson sengaja menghiasi ruangan festival dengan poster-poster himbauan penyelamatan lingkungan. Misalnya, sebuah poster ditempel di atas pintu gerbang auditorium yang mengambil tema utama “penghijauan.”

Menurut Johnson, yayasan Kokua (artinya bantu) itu memiliki berbagai program dan seruan antara lain melarang botol minum dari plastik, gunakan biodiesel, raih tujuan zero (nol) sampah, dan kumpulkan dana untuk organisasi non-profit. Dekorasi ala pedesaan terlihat di auditorium.

Sejumlah elemen dan organisasi juga dilibatkan Johnson, antara lain Hawaii Farmers’ Union, Surfrider Foundation, dan Liquid Aloha Brewery. Bahkan, salah satu program terbaru yang muncul ialah bir tenaga surya. Bagaimana bentuknya? Seperti bir lainnya, Cuma dalam proses pengolahannya, seluruhnya menggunakan bantuan energi surya.

Sebagai musisi, Johnson tetap produktif dengan karya kreatifnya. Kini Johnson mengeluarkan album terbaru, atau keenam, berjudul “To the Sea”. Album itu direkam di studio rumahnya di Oahu, North Shore, menggunakan listrik yang diperoleh dari panel-panel surya yang dipasang di atap rumahnya.

Bahkan, listrik tenaga surya itu tidak hanya dinikmati keluarga Johnson. Para tetangganya turut menggunakan kelebihan listrik yang dihasilkan panel-panel surya miliknya.

Johnson juga aktif melakukan tur ke berbagai wilayah. Hebatnya, seluruh pendapatan selama tur akan disumbangkan ke berbagai proyek amal di setiap kota yang disinggahinya. Bagi Johnson, uang yang dia hasilkan dari penjualan CD-CD miliknya sudah lebih dari cukup untuk menghidupi dia dan keluarganya.

“Hal terpenting ialah memastikan yayasan Kokua tidak seperti festival lainnya yang hanya untuk bersenang-senang,” tegas Johnson saat ditemui Telegraph di kebun belakang studionya setelah festival.

Johnson mengaku, banyak komentar miring dari pengamat yang mengatakan, upaya hijaunya ini terlalu bagus untuk terwujud menjadi kenyataan. Tapi apa pun pendapat miring yang muncul, Johnson dengan gayanya yang cool, gitar akustik, lagu-lagu yang bersahabat, atau komitmennya pada gaya hidup Hawaii yang terisolasi, dia tulus dalam segala yang dilakukannya.

Meski konsernya telah menjangkau berbagai negara di dunia, dia tetap setia dengan gaya hidup sederhana. Tidak tampak kemewahan yang ditunjukkan dari jutaan dolar penghasilan yang ia peroleh sejak merilis debut albumnya pada 2001. (syarifudin, seputar indonesia, 15 Juni 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar