Cari di Sini

Rabu, 14 Juli 2010

Dorong Transparansi Informasi Demi Akuntabilitas




Ketika seseorang memiliki suatu informasi rahasia dan harus diungkapkan ke publik, mereka biasanya menyerahkan informasi itu ke surat kabar atau televisi. Tapi saat ini, ada cara baru yang lebih efektif dan kontroversial dalam mengungkapkannya, melalui website WikiLeaks.org.

WikiLeaks.org diciptakan oleh seorang pakar teknologi informasi Julian Assange. Website nonprofit itu sekarang menjadi salah satu tujuan utama pengguna internet untuk mengakses berbagai informasi rahasia yang selama ini ditutup-tutupi pihak-pihak tertentu.

“Kami memiliki misi mempromosikan reformasi politik dengan merilis informasi yang diberangus,” papar Assange.

Keberadaan WikiLeaks dapat membuat para koruptor dan pelanggar hak asasi manusia (HAM) berpikir ulang karena aksi mereka dapat terungkap melalui situs tersebut. Assange beberapa kali muncul dalam video YouTube dan wawancara media dan menjelaskan bahwa tujuan WikiLeaks ialah mempromosikan keterbukaan demokrasi di mana pejabat pemerintah dan birokrat tidak dapat menyimpan rahasia buruk dari publik.

“Kami yakin bahwa transparansi dalam aktivitas pemerintahan dapat mengurangi korupsi, menjadikan pemerintahan lebih baik, dan menguatkan demokrasi. Seluruh dapat diuntungkan dengan adanya pengawasan komunitas dunia, serta rakyat mereka sendiri,” paparnya.

Popularitas Assange meningkat saat pengguna internet di penjuru dunia melihat tayangan video yang dirilis WikiLeaks.org. Video yang dirilis pada April 2007 itu menunjukkan sebuah helikopter militer Amerika Serikat (AS) menyerang dan menewaskan puluhan warga sipil Irak, termasuk dua wartawan Reuters yang tidak bersenjata.

Assange menjelaskan, WikiLeaks mendorong era baru dalam transparansi pemerintahan. Karena walau suatu informasi penting hendak dirahasiakan, seseorang dapat membocorkan dokumen, video, atau foto-foto itu ke situsnya.

“Semua artikel yang dimasukkan dan diubah, dikaji lagi oleh tim editorial kami yang merupakan wartawan profesional dan pengamat anti korupsi. Artikel-artikel yang tidak memiliki standar tinggi akan ditolak dan artikel non-editorial juga dihubungkan seluruhnya,” ungkap Assange.

Keberanian Assange menciptakan situs tersebut membuat Majalah Time menjuluki WikiLeaks dengan kalimat “dapat menjadi alat jurnalistik penting seperti dijamin Akta Kebebasan Informasi (FIA).”

Assange mengakui mendapat banyak tantangan setelah situs itu berdiri, baik dari para hacker yang ingin merusak situs itu atau dari pihak lain. Karena itu, berbagai cara dilakukannya untuk melindungi data dan dokumen dalam situs tersebut. Salah satunya dengan mem-back up seluruh data dan dokumen dalam server komputer di beberapa negara.

“Dalam peran saya sebagai editor WikiLeaks, saya telah terlibat dalam melawan berbagai serangan hukum yang sangat banyak. Untuk melakukannya dan menjaga sumber kami aman, kami telah menyebar aset, melintasi batas semuanya dan menggerakkan telekomunikasi serta publik di penjuru dunia untuk mengaktifkan undang-undang perlindungan di berbagai yurisdiksi negara berbeda,” katanya pada BBC News.

Assange juga harus memelihara beberapa alamat Web untuk mempersulit pihak-pihak tertentu merusak dan menghapus dokumen-dokumen rahasia dari internet saat mereka diposting di WikiLeaks.

Untuk mendanai website tersebut, pria berambut putih kekuning-kuningan itu mendirikan sebuah organisasi bernama Sunshine Press yang menerima sumbangan publik. Time.com melaporkan, saat ini WikiLeaks memiliki anggaran tahunan USD600.000 (Rp5,5 miliar).

Beberapa pengamat memuji diciptakannya situs tersebut sebagai tempat untuk berbicara secara bebas. “Jika saya ingin membocorkan dokumen rahasia lagi, saya akan mengirimkannya ke WikiLeaks.org. Publik harus memilih WikiLeaks saat metode lain untuk membocorkan informasi gagal,” ujar Daniel Ellsberg, mantan analis militer pemerintah Amerika Serikat (AS).

Ellsberg pernah membocorkan Pentagon Papers tentang Perang Vietnam pada 1970-an dan kini menjadi salah satu donatur WikiLeaks. Dia memuji situs itu dapat membuat para pemimpin pemerintahan lebih akuntabel terhadap publik.

Meski mendapat pujian, Assange juga mendapat kritik beberapa pihak yang menilai caranya mengancam keamanan nasional. Mereka yang mengkritik umumnya merupakan pihak-pihak yang merasa terganggu jika publik mengetahui sebuah kebenaran.

Pria warga negara Australia itu menyebut dirinya sebagai seorang eksentrik pengembara dunia. Dia membawa semua barang yang dimiliki dan tetap mempertahankan status “semi-penduduk” di Kenya, Islandia, dan Swedia. Di negara-negara itulah servernya berada. Posisi terbaru Assange dilaporkan berada di Islandia, negara yang saat ini mengesahkan undang-undang untuk melindungi sumber anonim seperti yang dipromosikan WikiLeaks.

Kontroversi memang tidak dapat dilepaskan dari sosok Assange dan WikiLeaks karena berbagai informasi yang dirilisnya. Saat ini, WikiLeaks telah mempublikasikan berbagai informasi, mulai dari email pribadi kandidat Wakil Presiden AS Sarah palin; manual dari pangkalan militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba; email yang menimbulkan kontroversi terkait isu pemanasan global tahun lalu; dan dokumen yang menyebutkan adanya perubahan hasil pemilu presiden di Kenya pada 2007.

Berbagai informasi rahasia akan terus dirilis Assange melalui WikiLeaks. Publik pun turut berpartisipasi dalam mengirim dan menyebarkan berbagai dokumen rahasia. Era baru transparansi informasi sedang dimulai. (syarifudin, seputar indonesia, 9 Juli 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar