Cari di Sini

Rabu, 28 Maret 2012

Bukan Masalah Menang, Tapi Bangkitkan Kesadaran Politik Rakyat


Cho Cho May tahu siapa yang akan dia pilih pada pemilu sela Myanmar hari ini, yakni kandidat partai yang dibentuk junta militer.

“Jangan tanya saya pertanyaan itu,” katanya singkat pada Reuters. Kandidat Partai Pembangunan dan Persatuan Solidaritas (USDP) adalah bosnya. USDP merupakan partai yang didukung junta. Mencari selain pendukung USDP lainnya di kota sungai yang tenang itu jelas sulit.

Padahal saat Aung San Suu Kyi, yang memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), berkampanye dua hari di wilayah itu, jalanan Mawlamyaing dipenuhi orang-orang yang melambaikan bendera NLD dan meneriakkan “Panjang Umur Ibu Suu!”

Melihat konvoi Suu Kyi melintas saat itu, banyak pihak mungkin membayangkan sulit bagi partai lain mengalahkan NLD pada pemilu hari ini. Tapi NLD yang mengajukan sejumlah kandidatnya pada pemilu hari ini, menghadapi banyak tantangan. Berbagai tantangan NLD itu antara lain kandidat-kandidatnya yang belum terkenal, pemilih yang masih khawatir dan belum berpengalaman, serta kandidat lawan incumbent yang memiliki sumber dana yang kuat. 
 
Setelah lepas dari pemerintahan militer sejak tahun lalu, sejumlah reformasi memang telah dilakukan Myanmar. Pemilu hari ini menjadi ujian besar pertama bagi kejujuran pemilu Myanmar dan popularitas NLD.

Suu Kyi telah berkampanye dengan sangat serius di berbagai wilayah. Dia tidak segan mendatangi lokasi-lokasi terpencil untuk bertemu dengan para pendukungnya, termasuk di perkebunan karet yang jaraknya 10 kilometer dari kota. Konvoi Suu Kyi pun terdiri atas sejumlah truk, bus, dan sepeda motor. Suu Kyi bahkan sempat sakit sehingga menghentikan kampanyenya pada pekan ini.

Ikon demokrasi Myanmar itu jauh-jauh hari mengeluhkan kesalahan besar yang ada dalam daftar pemilih resmi. Berbagai kesalahan yang ada antara lain nama-nama pemilih yang diulang, atau nama orang yang sudah meninggal tapi tetap terdaftar sebagai pemilih. Dalam pidato kampanyenya awal bulan ini, Suu Kyi menegaskan bahwa dia melawan partai-partai politik yang berupaya memenangkan kursi parlemen melalui cara-cara curang. Menurut Suu Kyi, poster-poster kampanye NLD di ibu kota Naypyitaw juga dirusak oleh tangan-tangan jahil.

Jual Beli Suara

Saat berkampanye dekat Mawlamyaing, Suu Kyi menyoroti partai-partai yang menjanjikan berbagai hal pada publik, seperti pembangunan jembatan dan jalan baru. “Mereka juga berjanji menyediakan listrik bagi rakyat. Tapi kemarin saya melintasi sebuah kota di mana orang-orang menunggu untuk menyambut saya dengan lilin, karena mereka tidak memiliki listrik. NLD tidak akan mengumbar janji-janji yang tidak dapat dipenuhi,” katanya.

Suu Kyi tidak menyebut nama partai yang dimaksudnya. Tapi manajer kampanye NLD Nyan Win tidak terlalu merahasiakan nama partai tersebut. Bulan lalu dia menuduh sejumlah kandidat USDP membeli suara dan membujuk pemilih dengan menjanjikan akan membangun infrastruktur dan jaringan listrik.

Pemerintahan Presiden Myanmar Thein Sein tampaknya berhati-hati antara menghindari berbagai tindakan yang dapat menghalangi pencabutan sanksi Barat dan melakukan cara-cara lama untuk mempertahankan kekuasaan.

Seperti partai lainnya, NLD juga diijinkan merekam pidato kampanye selama 15 menit untuk disiarkan televisi pemerintah Myanmar, MRTV. Pidato kampanye Suu Kyi itu ada sebagian yang disensor karena mengkritik pemerintah militer sebelumnya yang menekan rakyat. “Tidak jelas apakah pemerintahan militer akan kembali berkuasa atau tidak,” ungkap Suu Kyi saat berkampanye di Mawlamyaing.

Suu Kyi, 66, berjuang keras mendapatkan sebuah kursi di Kawhmu, dekat bekas ibu kota Myanmar, Yangon. “Lebih penting mengawasi apa yang terjadi selama proses, karena saya cukup yakin bahwa hari pemilu tidak akan terlalu buruk,” paparnya.

Bertekad Menang

Selama kampanye, Suu Kyi tidak hanya menarik massa, tapi melipatgandakan orang yang mendukungnya. Warga sangat antusias bertemu Suu Kyi dengan menyambut konvoinya. Dalam setiap kampanye, truk-truk pick-up dipasangi pengeras suara yang melantunkan lagu berbahasa Burma. Lagu itu berisi lirik “Mari berdiri bersama Ibu Suu”.

Lagu lain yang sering diputar selama kampanye ialah tentang ayah Suu Kyi, pahlawan kemerdekaan Jenderal Aung San. NLD juga mengusung slogan-slogan berbahasa Inggris. Sejumlah poster dan kaos bertuliskan “We Love Truth Therefore We Love Suu" dan “We Must Win.”

“Kami mencintainya. Seluruh negeri mencintainya,” kata Ye Kyaw Thu, 41, penjaga toko di Thaton.

Namun dia mengakui, cinta saja tidak cukup untuk menghapus dampak tekanan rezim selama beberapa dekade. “Orang-orang telah takut untuk waktu yang lama. Sulit untuk menghapus ketakutan dari hati mereka,” papar Ye Kyaw Thu.

Sejumlah lawan politik NLD menyatakan bahwa Suu Kyi merupakan tokoh sentral di partainya. “Aung San Suu Kyi merupakan orang yang tepat untuk negara, tapi di belakangnya tidak banyak. Tapi USDP telah memilih orang yang tepat untuk banyak kursi. Setelah Aung San Suu Kyi, NLD harus memilih orang yang tepat,” papar Khin Shwe, anggota parlemen dari USDP.

Dia yakin pemilu akan berjalan adil dan jujur, tapi memperkirakan bahwa NLD hanya akan memenangkan setengah dari kursi yang diperebutkan. “Saya pikir ini akan 50-50,” katanya.

Sejumlah pengamat mengatakan bahwa USDP tidak perlu berkampanye menjelang pemilu hari ini. “Meskipun NLD memenangkan semua kursi yang diperebutkan, 48 kursi, ini dapat diabaikan. Tapi saya pikir akan ada pertarungan besar antara NLD dan USDP pada pemilu 2015,” kata ekonom independen Khin Maung Nyo.

Yang pasti, pertarungan telah dimulai. Kampanye Suu Kyi yang mengenalkan kandidat tunggal di Mon State merupakan bagian dari strategi besar untuk pemilu 2015. “Ini tidak hanya memenangkan pemilu sela. Ini tentang membangkitkan kesadaran politik rakyat. Dan sekarang mereka bangkit,” ungkap Mon Mon Myat, videografer yang mengikuti kampanye Suu Kyi untuk perusahaan produksinya, Creative Media House. (syarifudin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar