BEIRUT – Presiden Suriah Bashar al- Assad menyatakan pemerintahannya
sedang menghadapi rencana asing untuk menghancurkan Suriah.
Pernyataan itu diungkapkannya
kemarin saat pidato di parlemen untuk pertama kali sejak pemilu 7 Mei
silam.Assad menegaskan bahwa negaranya tidak menghadapi masalah politik,
tapi upaya asing untuk menghancurkan Suriah. “Topeng-topeng telah jatuh
dan peran internasional dalam berbagai kejadian di Suriah kini jelas.
Pemilu merupakan respons tepat penjahat pembunuh dan pihak yang mendanai
mereka,” kata Assad kemarin,dikutip AFP.
Assad yang kini
menghadapi tekanan internasional untuk melepaskan jabatan itu juga
mengatakan bahwa darah para martir tidak akan tumpah dengan
sia-sia.“Kita tidak menghadapi masalah politik, tapi sebuah proyek untuk
menghancurkan negara.Tidak akan ada dialog dengan oposisi yang
menginginkan intervensi asing,” tuturnya. Merujuk pada pemilu 7 Mei,
Assad mengungkapkan, “Suriah terbuka untuk seluruh rakyat Suriah tidak
peduli bagaimana pandangan mereka, tapi terorisme tidak bisa menjadi
bagian dari proses politik dan kita harus berjuang melawan terorisme
untuk menyembuhkan bangsa.”
“Keamanan nasional merupakan garis
merah.Suriah telah membayar mahal hingga sekarang,” ujarnya. Mengenai
Kebangkitan Arab yang menyapu kawasan itu,Assad menekankan,“Rakyat
Suriah itu cerdas dan tidak meniru secara buta dengan apa yang terjadi
di tempat-tempat lain. Jutaan orang yang berpawaimendukung
Assaditumemahami apa yang sebenarnya dibutuhkan negara ini.” Pidato
Assad ini dilakukan setelah para pemimpin negaranegara Arab mendesak
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bertindak menghentikan kekerasan
di Suriah yang telah berlangsung 15 bulan.
Saat ini PBB telah
mengerahkan sekitar 300 pemantau di Suriah, namun tetap tidak dapat
menghentikan kekerasan. Utusan Liga Arab dan PBB Kofi Annan telah
menengahi gencatan senjata antara Suriah dan pemberontak bersenjata pada
12 April.Namun,gencatan senjata itu tampaknya tidak menghentikan
kekerasan di Suriah. Sementara itu,Menteri Luar Negeri(Menlu)
AmerikaSerikat (AS) Hillary Clinton dan Menlu Rusia Sergei Lavrov
sepakat bahwa mereka perlu bekerja sama dalam mengatasi masalah Suriah.
“Mereka
sepakat perlu ada kerja sama. Pesan Hillary pada Lavrov: ‘Kita harus
mulai bekerja sama untuk membantu rakyat Suriah dengan strategi transisi
politik Suriah’.Dan saya ingin rakyat kita bekerja sama untuk berbagai
ide di Moskow, Eropa,Washington,dandimanapun kita perlukan,” papar
pejabat AS,setelah percakapan telepon antara Hillary dan Lavrov.
Ketegangan antara AS dan Rusia meningkat sejak pembunuhan lebih dari 100
orang di Houla,Suriah,pada 25 Mei.AS menuduh Rusia melindungi rezim
Assad.Rusia dan Iran merupakan aliansi utama Suriah.
AS
meningkatkan kritik terhadap Moskow dan Teheran sejak pembunuhan di
Houla, Suriah, yang menewaskan 108 orang,termasuk 49 anak-anak.
Sementara itu, Komite Kementerian Liga Arab mendesak PBB bertindak tegas
terhadap Suriah. ● syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar