TOKYO – Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihiko Noda akan merombak
kabinetnya hari ini, demi mengamankan dukungan oposisi untuk pengesahan
undang-undang meningkatkan pajak penjualan.
Menteri Pertahanan Naoki Tanaka
dan Menteri Transportasi, Lahan dan Infrastruktur Takeshi Maeda
diperkirakan akan kehilangan jabatannya.Oposisi Partai Demokrat Liberal
(LDP) mendesak pemerintah mengganti dua menteri itu,karena dianggap
melakukan sejumlah kesalahan dan mencoba mempengaruhi hasil pemilu
lokal. ” Menteri Pertanian Michihiko Kano mungkin juga diganti, karena
dituduh membocorkan dokumen rahasia pada seorang diplomat China yang
dipulangkan ke Beijing.Diplomat China itu dituduh melakukan aktivitas
mata-mata,” ungkap laporan media lokal,dikutip AFP.
PM Noda
menjelaskan rencananya untuk merombak kabinet itu, setelah gagal
meyakinkan Ichiro Ozawa atas rencananya menaikkan pajak penjualan. Ozawa
merupakan pemimpin berpengaruh di Partai Demokrat Jepang (DPJ) yang
berkuasa. ”Saya katakan pada Ozawa bahwa saya akan merombak kabinet
besok,” ujar Noda yang bertemu Ozawa kemarin,untuk kedua kalinya dalam
sepekan. Dia berupaya menggalang dukungan untuk pengesahan undang-
undang perpajakan tersebut dalam sidang parlemen. Namun,Ozawa mengatakan
bahwa dia menentang sikap Noda.
Ozawa lebih menginginkan
pertumbuhan ekonomi terlebih dulu, sebelum kebijakan menaikkan pajak.
Sikap Ozawa ini mau tidak mau memaksa PM Noda untuk meminta dukungan
dari oposisi. ” Noda telah mengatakan pada sekretaris jenderal DPJ untuk
berkoordinasi dengan LDP, sehingga undang-undang pajak itu dapat
diserahkan pada voting majelis rendah sebelum sidang berakhir pada 21
Juni,” ungkap media lokal. Dengan mengesahkan undang- undang tersebut,
Noda berharap dapat meningkatkan pajak penjualan 5% saat ini menjadi 8%
pada April 2014 dan 10% pada Oktober 2015.
Langkah ini dilakukan
untuk mengatasi utang publik di negara yang cepat menua tersebut.
Perombakan kabinet itu juga tampaknya dilakukan seiring kondisi politik
saat ini.Ratusan demonstran antinuklir menggelar unjuk rasa di luar
gedung PM pada Jumat (1/6).Pengunjuk rasa memukuli drum dan meneriakkan
slogan-slogan menentang rencana mengoperasikan lagi reaktor nuklir. ”
Kami menentang pengaktifan lagi,” ungkap demonstran yang mencapai 1.000
orang. Publik Jepang semakin tidak percaya dengan keamanan energi nuklir
setelah gempa bumi dan tsunami 11 Maret tahun lalu, yang mengakibatkan
bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl.
Seluruh
reaktor nuklir di Jepang telah dimatikan untuk menjalani pemeriksaan dan
perawatan rutin. Hal ini mengakibatkan Jepang rentan mengalami krisis
energi saat musim panas. Selama ini, energi nuklir memenuhi 30%
kebutuhan listrik di Negeri Sakura itu. PM Noda menyatakan penting untuk
menghidupkan lagi semua reaktor nuklir yang dianggap aman.Pemerintah
pusat menegaskan mereka memahami kekhawatiran publik.
Kelompok
gubernur regional juga menyatakan kesediaan mereka untuk menghidupkan
lagi semua reaktor yang berada di wilayah mereka masing-masing.
syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar