Cari di Sini

Rabu, 18 Juli 2012

Pemberontak Tingkatkan Serangan

DAMASKUS– Pemberontak Suriah me lan car - kan serangan terbesar melawan pasukan pe me rin - tah di Damaskus dan sekitarnya kemarin.

Pusat Komando Gabungan Tentara Suriah Besar (FSA) di Homs menyatakan, ope - ra si yang disebut “Gunung Api Damaskus dan Gempa Bumi Suriah” itu dilan car - kan sebagai respons atas pem bunuhan yang dila ku - kan rezim Presiden Bashar al-Assad. “Kami mulai me lan car - kan serangan di semua kan - tor keamanan dan cabangcabangnya di kota itu dan wilayah sekitarnya untuk memasuki pertempuran se - ngit dengan pasukan me re - ka serta mendesak mereka untuk menyerah,” papar pernyataan FSA, dikutip AFP.

FSA mendesak semua jalan internasional ditutup, mulai dari Aleppo di utara hingga Daraa di selatan, dan dari Deir Ezzor di timur hingga Pantai Latakia, agar terputus jaringan suplai. Beberapa jam setelah pengumuman FSA, aktivis dan pengawas melaporkan bahwa rezim Suriah sejak kemarin pagi telah me nge - rah kan helikopter-he li kop - ter untuk menembaki dis - trik Qaboon, Damaskus. Se - lain itu, pemberontak dan pasukan pemerintah ber - tem pur sengit di Al-Midan dan Al-Hajar al-Aswad.

“Rezim menggunakan helikopter-helikopter yang dilengkapi persenjataan berat untuk menyerang dis - trik Qaboon,” ungkap Pe - nga was Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang ber pu - sat di Inggris. Aktivis di Damaskus men jelaskan bahwa se - rangan helikopter terjadi setelah FSA di Qaboon mem balas serangan pa su - kan rezim yang berusaha menguasai kembali wilayah pemberontak. “Militer me - nem baki daerah itu dengan mortir dan senapan mesin dari helikopter-helikopter yang terbang rendah,” tutur Omar, aktivis oposisi. SOHR menjelaskan, sebanyak 149 orang tewas di Suriah, termasuk 82 warga sipil, 26 pemberontak, dan 41 tentara.

Jumlah tersebut me nambah total korban te - was melebihi 17.000 orang se jak pemberontakan terjadi. Sejumlah kawasan juga menjadi ajang per tem pur - an sejak Minggu (15/7), ter - ma suk Tadamon di selatan, Kfar Sousa di barat, dan Jobar di timur. “Per tem pur - an ini menandai titik balik revolusi melawan rezim Assad,” ujar para aktivis pada AFP. Pemerintah Suriah me - ne gaskan tidak akan me - nye rahkan ibu kota pada pemberontak. “Anda tidak akan pernah mendapatkan Damaskus,” tulis harian Al- Watanyang menjadi corong Pemerintah Suriah.

Sementara, Duta Besar Suriah yang pertama kali membelot, Nawaf Fares, mem peringatkan bahwa Presiden Assad akan menggunakan senjata kimia terhadap pemberontak dan mungkin telah mengerahkannya. Fares merupakan politisi paling penting yang membelot sejak pembe rontakan mulai bangkit. Saat ditanya BBCme ngenai maksud penggunaan senjata kimia, Fares menjawab, “Saya yakin jika rezim Bashar al-Assad akan semakin terpojok oleh rakyat, dia akan menggunakan senjata semacam itu.

” Sementara, tekanan diplomatik semakin terasa saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan melakukan voting pada Jumat (20/7) untuk memutuskan apakah Misi Supervisi PBB di Su - riah (UNSMIS) akan di per - panjang waktunya. Di sisi lain, Duta Besar Rusia di PBB Vitaly Churkin menegaskan bahwa pi hak - nya menolak resolusi DK PBB yang mengusulkan sank si terhadap Suriah. “Saya dengan sangat jelas menyatakan bahwa kami menentang resolusi ini,” tegasnya.

Kemarin Sekretaris Jen - deral PBB Ban Ki-moon me - nuju Beijing untuk men da - pat kan dukungan China agar menekan Suriah. Chi - na berulang kali menolak intervensi internasional untuk menghentikan konflik di Suriah. Namun, ke - kuat an Barat mengusulkan resolusi baru DK PBB yang hendak menerapkan sanksi terhadap Assad. “Nasib pemimpin politik Suriah saat ini hanya dapat ditentukan oleh rakyat Suriah. Ini masalah internal dan komunitas in ter na sio - nal harus menghormati itu,” tulis People’s Daily yang dikelola Pemerintah China dalam tajuknya.

Sementara, Ban tiba di Beijing untuk berunding dengan Presiden China Hu Jintao dan pemimpin China lain. Pembicaraan itu di per - ki rakan akan didominasi pembahasan krisis Suriah. “Intervensi luar untuk perubahan rezim dan men - ce gah bencana ke ma nu sia - an mungkin tampak seperti alasan yang bijaksana dan bertanggung jawab untuk dilakukan,” tulis People’s Daily yang menjadi corong Partai Komunis China.

“Sejumlah perang sejak awal abad baru telah ber - ulang kali membuktikan bah wa promosi demokrasi dan humanitarianisme men jadi alasan bagi ke - kuatan asing yang meng - ingin kan kepentingan pri - badi,” papar tajuk People’s Daily. ●syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar