WASHINGTON- Para perancang keamanan nasional Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan opsi militer dari darat, laut dan udara di Libya, jika suatu saat Washington serta aliansinya memutuskan intervensi di sana.
Laporan The New York Times itu muncul kemarin, saat pasukan Muammar Khadafi menyerbu wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak dan berhasil merebut kota Misrata.
“Hanya dengan menggunakan pesawat pengacau sinyal di ruang udara internasional, dapat mengacaukan komunikasi pemerintah Libya dengan unit-unit militernya,” ungkap beberapa sumber pejabat pemerintah AS, seperti dikutip Times.
Menurut sumber itu, berbagai persiapan untuk operasi militer sedang dilakukan. “Salah satu pengerahan pasukan militer dalam jarak serang Tripoli ialah Unit Ekspedisi Marinir ke-26, yang terdiri atas dua kapal penyerang amphibi, Kearsarge dan Ponce,” tulis Times.
Unit itu dapat mendukung angkatan udara, laut, dan darat untuk melakukan serangan secara cepat, melintasi ratusan mil, bahkan melalui dek kapal di Laut Mediterranea atau di pantai.
Taktik lain dapat berupa persenjataan dan suplai yang dijatuhkan dari udara untuk para pemberontak Libya. “Opsi lain termasuk menyelundupkan tim-tim operasi khusus dalam jumlah kecil untuk membantu pemberontak, seperti yang dilakukan di Afghanistan untuk menjatuhkan Taliban,” tulis Times.
Tim-tim itu dilatih khusus untuk melatih berbagai kelompok pemberontak selama semalam saja, sehingga menjadi pejuang yang lebih efektif. Ini termasuk memberi pelatihan singkat, memberi peralatan, dan kepemimpinan.
Saat ini pemerintahan Presiden AS Barack Obama juga mendapat tekanan keras untuk mempersenjatai pemberontak Libya. Washington dituduh melewatkan beberapa peluang untuk menggulingkan Khadafi.
Obama menegaskan, semua opsi, termasuk aksi militer, tetap ada untuk Libya. Tapi dengan adanya peringatan pemerintah AS bahwa keputusan untuk zona larangan terbang di Libya masih sulit terlaksana, muncul pendapat dari para anggota parlemen dan mantan pejabat Paman Sam, untuk menyuplai persenjataan bagi pasukan pemberontak.
“Saya anggap perlu pengiriman banyak persenjataan untuk pemberontak di Libya pada beberapa pekan ke depan,” kata Ketua Komite Senat Hubungan Luar Negeri AS John Kerry, dari Partai Demokrat.
Mantan Gubernur New Mexico Bill Richardson yang juga mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menegaskan, ini waktunya untuk menyediakan persenjataan pada pemberontak dan memberlakukan zona larangan terbang di Libya.
Mantan Penasehat Keamanan Nasional Presiden AS George W. Bush Stephen Hadley menyatakan, Washington harus melihat peluang pengiriman persenjataan untuk musuh-musuh Khadafi. “Tentu saja, jika ada cara untuk mengirimkan persenjataan ke tangan pemberontak, jika kita dapat memiliki sistem anti pesawat, sehingga mereka dapat memberakukan zona larangan terbang di atas wilayah mereka sendiri, itu akan membantu,” katanya.
Sementara itu, pemberontak di Libya timur khawatir Khadafi dapat beraksi seperti serigala terluka dan menyerang ladang-ladang minyak jika Barat tidak berupaya menghentikan taktik serangan udaranya. “Barat perlu bergerak atau pria ini akan melakukan sesuatu di ladang-ladang minyak. Dia seperti serigala terluka. Jika Barat tidak intervensi dengan serangan udara taktis, dia dapat membuat ladang-ladang minyak itu tidak berfungsi untuk waktu lama,” kata Mustafa Gheriani, juru bicara pemberontak di Benghazi.
Gheriani menjelaskan pada kantor berita Reuters, ada sekitar 17.000 pejuang pemberontak di Ajdabiyah dan lainnya, tapi mereka tercecer.
Menghadapi berbagai tekanan untuk mundur, Khadafi kemarin menegaskan, Libya merupakan mitra penting bagi Barat untuk menghadapi al Qaeda dan migran ilegal yang mencoba menuju Eropa. Pernyataan ini merupakan peringatan bagi Eropa yang hendak menerapkan sanksi-sanksi baru.
“Libya memainkan peran penting dalam perdamaian regional dan dunia. Kami mitra penting dalam melawan al Qaeda. Ada jutaan kulit hitam yang datang ke Mediterranea untuk melintas menuju Prancis dan Italia. Libya memainkan peran dalam keamanan di Mediterranea,” tegas Khadafi dalam wawancara dengan televisi France 24, seperti dikutip Reuters.
Khadafi tetap menekankan, kerusuhan di Libya didalangi al Qaeda. “Uni Afrika sudah emngirim satu komisi untuk menyelidiki bahwa apa yang dipublikasikan tentang Libya di luar negeri itu 100% kebohongan. Dunia memiliki citra yang tidak berdasarkan bukti apa pun dan yang tidak masuk akal. Citra yang terdistorsi itu berupa demonstrasi damai,” katanya. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar