TRIPOLI (SINDO)- Pemimpin Libya Muammar Khadafi bersikeras rakyatnya mencintainya, meski rezim saat ini hanya mengontrol beberapa wilayah barat sekitar ibu kota.
“Mereka semua mencintai saya. Mereka akan mati untuk melindungi saya,” tegas Khadafi dalam wawancara dengan wartawan Barat di sebuah restoran Tripoli, seperti dikutip kantor berita AFP.
Dia tertawa saat ditanya kemungkinan meninggalkan Libya seiring tekanan Gedung Putih yang menunjukkan kemungkinan mengasingkannya. Menurut Khadafi, dia tidak dapat mundur karena dia tidak memiliki jabatan resmi. Khadafi menegaskan, kekuasaannya ada bersama rakyat.
Kolonel Khadafi menantang sejumlah orang, termasuk Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron yang menuduhnya memiliki uang di luar negeri. “Saya akan meletakkan dua jari di mata mereka,” tegasnya.
Menurut Khadafi, rakyat Libya sebenarnya tidak berdemonstrasi, tapi mereka yang turun ke jalan ialah yang dalam pengaruh narkotika dan obat-obat terlarang yang disuplai Al-Qaeda. Khadafi menegaskan, orang-orang itu merampas senjata dan pendukung rezim diperintahkan untuk tidak menyerang balik.
Amerika Serikat (AS) sudah memblokir USD30 miliar aset Libya. Ini merupakan pembekuan aset terbesar dalam sejarah. Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Susan Rice menyatakan, wawancara dengan Khadafi itu menunjukkan pemimpin Libya tersebut sudah tidak layak memimpin dan terputus dari realitas.
“Ini sejujurnya terdengar mengkhayal, saat dia dapat bicara dan tertawa pada seorang wartawan Amerika dan internasional, saat dia membantai rakyatnya sendiri,” ujar Rice.
AS menggerakkan angkatan laut dan angkatan udara dalam posisi di sekitar Libya. Inggris menyatakan bekerja sama dengan aliansinya untuk penerapan larangan zona terbang militer di atas Libya. Namun Inggris juga menekankan kesulitan dalam logistik dan diplomatik.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyangkal bahwa aksi militer pasukan aliansi akan dilakukan segera. Tapi Hillary menegaskan, Khadafi harus menyerahkan kekuasaan sekarang juga.
Sesuai laporan kantor berita Reuters, di Dewan HAM PBB, Jenewa, Hillary menegaskan, dukungan untuk transisi politik secara damai di Libya bukan hanya masalah yang ideal tapi juga strategi yang tidak boleh tidak bagi Barat.
Sementara itu, Presiden Venezuela Hugo Chavez memperingatkan, dia memperingatkan bahwa AS ingin menginvasi Libya untuk mendapatkan minyaknya. Chavez menegaskan bahwa dia tidak akan mengecam seorang teman yang tidak tahu menjadi seorang pembunuh.
“Siapa yang mengatakan Khadafi seorang pembunuh, apakah Chavez mengatakannya?” kata Chavez dalam pertemuan dengan mahasiswa di ibu kota Karakas.
Bersamaan dengan langkah Kementerian Pertahanan AS yang mengerahkan angkatan laut dan angkatan udara ke dekat Libya, serta kemungkinan besar intervensi militer negara-negara Barat, Chavez menegaskan, “AS telah mengatakan siap menginvasi Libya. Dan seluruh negara Eropa mengecam Libya. Apa yang mereka inginkan? Minyak Libya,” papar Chavez.
Menurut Chavez, Khadafi sedang menghadapi perang sipil di negaranya. “Panjang umur Libya dan kemerdekaannya! Kadhafi menghadapi perang sipil!” tulis Chavez di Twitternya. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar