TOKYO- Gempa bumi berkekuatan 8,9 skala richter yang mengguncang Jepang kemarin, memicu gelombang tsunami setinggi 10 meter hingga menewaskan sedikitnya 300 orang.
Gempa bumi kemarin merupakan gempa terbesar di Jepang dalam 140 tahun terakhir. Survei Geologi Amerika Serikat menyatakan gempa terjadi di kedalaman 15,1 mil dan berada 81 mil timur Sendai, pulau utama Honshu, Jepang.
“Sedikitnya 300 jasad ditemukan di Sendai. Korban tewas tampaknya karena tenggelam. Banyak orang yang hilang,” papar badan penyiaran NHK.
Korban tewas, hilang, dan terluka diperkirakan terus bertambah seiring proses evakuasi. Di antara korban tewas ialah seorang pria berusia 67 tahun yang tertimpa dinding dan seorang perempuan lanjut usia yang kejatuhan atap. Keduanya tewas di wilayah Tokyo. Korban tewas ketiga meninggal saat rumahnya roboh di wilayah Ibaraki, timurlaut Tokyo. Polisi di daerah Iwate mengonfirmasi ada 10 korban tewas di sana.
Badan Polisi Nasional (NPA) yang bertanggung jawab mengumpulkan data tentang bencana itu belum dapat mengonfirmasi jumlah korban. “Kerusakan sangat mengerikan sehingga akan memerlukan waktu untuk mengumpulkan data,” ujar seorang pejabat NPA.
Tsunami yang terjadi setelah gempa, menyapu semua yang ada di jalurnya, termasuk rumah, kapal, mobil, dan menimbulkan kebakaran. “Besarnya kerusakan menunjukkan korban tewas dapat meningkat drastis,” tulis kantor berita Kyodo. Kyodo melaporkan sedikitnya 80 lokasi mengalami kebakaran setelah gempa bumi.
Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan berjanji pemerintah akan bertindak semaksimal mungkin. “Kita perlu menyelamatkan negeri setelah bencana yang menyebabkan kerusakan di wilayah utara,” paparnya pada para politisi.
Gempa bumi kemarin lebih besar daripada gempa Great Kanto pada 1 September 1923 yang hanya sebesar 7,9 skala richter dan menewaskan lebih dari 140.000 orang di Tokyo.
Gempa bumi memang sering terjadi di Jepang, salah satu wilayah paling aktif di dunia. Negara itu mengalami 20% gempa bumi di dunia dengan kekuatan 6 skala richter atau lebih besar.
Pada 1933, gempa 8,1 skala richter di pantai Pasifik Jepang, Sanriku, menewaskan lebih dari 3.000 orang. Sedangkan gempa Kobe pada 1995 mengakibatkan kerugian USD100 miliar dan menjadi bencana alam paling mahal dalam sejarah. Kerugian ekonomi dari tsunami Samudera India 2004 diperkirakan mengakibatkan kerugian USD10 miliar.
Warga Jepang yang terkejut akibat gempa bumi kemarin, semakin panik akibat terjadinya tsunami. “Saya sangat ngeri dan takut. Saya tidak pernah mengalami gempa bumi sebesar ini sebelumnya,” papar Hidekatsu Hata, 36, manajer sebuah restoran mie China di daerah Akasaka, Tokyo.
Beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dan pengilangan minyak segera dihentikan aktivitasnya. Sedikitnya 2.000 warga di sekitar Fukushima dievakuasi untuk mengantisipasi jika terjadi kebocoran radioaktif dari PLTN di daerah itu. Selain itu, sebuah fasilitas pengilangan minyak dan pabrik baja terbakar setelah terjadi gempa bumi.
Kabinet yang menggelar pertemuan membahas masalah nuklir menyebutkan, pemerintah akan mendeklarasikan darurat tenaga nuklir jika terjadi kebocoran radioaktif atau kerusakan sistem pendingin reaktor.
Bencana alam itu merusak jaringan listrik. “Sekitar 4,4 juta rumah tidak mendapat aliran listrik di utara Jepang,” tulis media setempat.
Sebuah hotel roboh di kota Sendai dan korban dikhawatirkan terkubur di reruntuhan gedung. Perusahaan elektronik Sony Corp, salah satu ekportir terbesar di Jepang, menutup enam pabriknya. Bersamaan dengan itu pesawat-pesawat angkatan udara dikerahkan ke pantai timurlaut untuk memperkirakan besarnya kerusakan yang terjadi.
Setelah gempa pertama mengguncang, terjadi beberapa gempa susulan. Di Tokyo, gedung-gedung terguncang keras. Sebuah fasilitas pengilangan minyak dekat Tokyo mengalami kebakaran dan puluhan tangki penyimpanan terancam terbakar.
Tayangan TV menunjukkan gelombang tsunami yang membawa sampah dan puing menerjang wilayah pertanian di pantai dekat kota Sendai yang berpenduduk satu juta jiwa. Kapal-kapal di pantai juga terhempas dari laut menuju ke sebuah pelabuhan. Kapal-kapal itu tergeletak dan berserakan.
Kota Sendai berada 300 kilometer timurlaut Tokyo dan tidak jauh dari pusat gempa di laut. Televisi NHK menunjukkan lidah api dan asap hitam membumbung dari sebuah gedung di Odaiba, pinggiran Tokyo. Kereta super cepat yang menuju utara Tokyo juga berhenti meluncur saat gempa.
Asap tebal terlihat di kawasan industri di Isogo, Yokohama. Tayangan televisi juga menunjukkan kapal-kapal, mobil-mobil, dan truk-truk, terhanyut oleh tsunami seperti mainan di air saat gelombang itu menerjang kota Kamaichi di utara Jepang.
Kebakaran juga terjadi di Sendai, saat gelombang tsunami membawa mobil-mobil melintasi landasan pacu bandara. “Gedung terguncang dalam waktu lama dan banyak orang di ruang berita mengambil helm-helm mereka dan beberapa berlindung di bawah meja mereka,” papar koresponden Reuters Linda Sieg di Tokyo. “Saya baru kali ini merasakan pengalaman terburuk sejak saya datang ke Jepang lebih dari 20 tahun silam.”
Para penumpang di jalur subway di Tokyo berteriak dan memegang tangan penumpang lainnya selama gempa bumi. “Gempa bumi sangat hebat sehingga sulit untuk bisa berdiri,” kata wartawan Reuters Mariko Katsumura.
Ratusan pekerja dan pedagang segera berlarian ke jalan Hitotsugi, kawasan perbelanjaan di Akasaka, pusat kota Tokyo. Kerumunan warga berkumpul di depan televisi-televisi di sebuah toko untuk menyaksikan perkembangan berita gempa dan tsunami secara lebih rinci.
“Gambaran dari gempa bumi Selandia Baru masih segar dalam ingatan saya sehingga saya benar-benar takut. Saya tidak percaya gempa bumi besar terjadi di Tokyo,” papar Asagi Machida, 27, perancang web di Tokyo, yang lari dari sebuah caffee shop saat gempa terjadi.
Bandara Narita, Tokyo, secara bertahap kembali mengaktifkan penerbangan, setelah ditutup sementara. “Beberapa pesawat lepas landas dari bandara, tapi belum menerima penerbangan setelah gempa,” papar pejabat bandara.
Sebanyak 10.000 orang terjebak di bandara Narita dan 1.100 orang di bandara Sendai. “Bandara di Sendai, Narita, Iwate Hanamaki, Yamagata dan Aomori ditutup,” papar Japan Airlines. Sedangkan Nippon Airways Co menjelaskan, 131 penerbangan domestik dan internasional telah dibatalkan, membuat 32.700 penumpang terkatung-katung.
Pejabat Kementerian Transportasi Jepang menjelaskan, penutupan sementara dilakukan, kecuali di Sendai. JAL dan All Nippon Airways menyatakan seluruh pesawat yang terbang dekat dan di atas Jepang pada saat gempa terjadi, dalam keadaan aman.
Sebuah kereta penumpang dengan jumlah orang tidak diketahui, tidak diketahui keberadaannya saat tsunami menerjang bagian pantai Jepang. “Kereta East Japan Railway Co yang beroperasi dekat Stasiun Nobiru di Jalur Senseki yang menghubungkan Sendai menuju Ishinomaki saat gempa terjadi,” papar laporan kantor berita Kyodo, mengutip pernyataan polisi.
Sebuah kapal yang membawa 100 orang tersapu tsunami dan kini nasibnya belum diketahui. Kapal itu milik perusahaan pembuat kapal di Ishinomaki, Miyagi. Tidak ada informasi tambahan dari media Jepang atau polisi setempat.
Sebuah pusaran air sangat besar tercipta oleh tsunami yang menyeret kapal-kapal. Pusaran air itu tampak dari sebuah helikopter yang melintas di atasnya.
Empat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang telah dihentikan dengan aman. “Pusat Insiden dan Darurat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menerima informasi dari Pusat Keamanan Seismik Internasional (ISSC) pada pukul 07.15 GMT pagi ini tentang gempa bumi di dekat pantai timur Honshu, Jepang,” papar IAEA. “Kami berkomunikasi dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang untuk mengonfirmasi detail situasinya. Empat PLTN telah dihentikan operasinya dengan aman.”
Bank Sentral Jepang segera melakukan berbagai tindakan untuk memastikan stabilitas pasar. “Kami akan melakukan semua tindakan untuk memastikan stabilitas pasar finansial saat yen dan saham-saham Jepang merosot,” papar Bank of Japan.
Gempa bumi terjadi beberapa saat sebelum bursa saham Tokyo ditutup, sehingga Nikkei merosot pada level terendah dalam lima pekan terakhir. Perdagangan saham-saham Nikkei di Osaka merosot hingga 4,7% sebagai reaksi atas berita bencana tersebut.
Saham-saham perusahaan asuransi Eropa juga merosot. Sejumlah reinsurer seperti Swiss Re , Hannover Re dan Munich Re turun hingga lebih dari 4%. Saham Aviva turun lebih dari 2%, Alianz turun 1,7%, dan Axa turun 1,3%.
Filipina, Taiwan, dan Indonesia juga mengeluarkan peringatan tsunami, tapi mencabutnya lagi setelah ancaman gelombang berlalu. Sedangkan Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) mengeluarkan peringatan untuk negara-negara di pasifik, hingga ke Kolombia dan Peru. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar