SEOUL- Tidak kurang dari 40.000 tentara dan 4.000 polisi Korea Selatan (Korsel) kemarin dikerahkan dalam pemulihan pasca bencana banjir yang menewaskan 44 orang.
Ratusan rumah banjir dan jalanan utama menjadi sungai lumpur, setelah hujan deras yang terjadi sebelumnya. “Ini merupakan bencana besar. Kami akan mengerahkan sebanyak mungkin pasukan sepanjang tidak mengganggu operasi militer normal,” papar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, kemarin, seperti dikutip AFP.
Ibu kota Seoul yang dihuni 10 juta jiwa, diguyur hujan deras dengan intensitas 473,5 militer pada Selasa (26/7), Rabu (27/7), dan kemarin. Curah hujan pada Rabu (27,7) sebesar 301,5 mm merupakan yang tertinggi pada bulan ini dan mengakibatkan jalan-jalan utama di Seoul digenangi air lumpur. Air juga mengakibatkan beberapa mobil tenggelam. Para pengemudi terpaksa keluar meninggalkan mobil mereka untuk menyelamatkan diri.
“Sebanyak 16 orang tewas di selatan Seoul setelah tanah longsor dari Gunung Umyeon mengenai wilayah pemukiman terdekat,” ungkap pernyataan Badan Menejemen Darurat Nasional (NEMA).
Sedangkan 13 orang, termasuk 10 mahasiswa tewas di daerah Chuncheon, 100 kilometer timur ibu kota, pada Rabu pagi (27/7) setelah tanah longsor dari satu bukit menerjang sebuah hotel dan beberapa rumah.
Tanah longsor dan luapan sungai menewaskan 15 orang di Provinsi Gyeonggi. Lima orang masih hilang di Seoul dan wilayah sekitarnya. Sebanyak 1.370 rumah dan 645 hektar lahan pertanian banjir sehingga memaksa lebih dari 4.900 orang melarikan diri dari rumah mereka. Lebih dari 1.000 orang terpaksa menginap di sejumlah sekolah dan gereja pada Rabu malam (27/7).
Sebagian besar jalan sudah dibuka lagi kemarin, saat hujan deras mulai reda. Namun 32 jalan dan jembatan di dalam dan sekitar Seoul masih ditutup untuk pembersihan. Mesin-mesin dikerahkan untuk menyingkirkan genangan lumpur dan pohon-pohon yang roboh.
Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan pihaknya masih melakukan penyisiran di 10 ladang ranjau yang ditanam untuk melindungi unit artileri pertahanan udara di Gunung Umyeon. Tapi sejumlah ranjau berpindah posisi atau tercabut keluar akibat tanah longsor.
Media lokal menyoroti 10 mahasiswa yang tewas akibat tanah longsor di Chuncheon. Pelajar itu dari klub sains di Inha University di barat kota Incheon, yang sedang menjadi sukarelawan di sekolah lokal. “Kami mendengar suara gemuruh besar dan lumpur tiba-tiba menghancurkan jendela dan masuk dalam ruangan kami dalam beberapa detik,” kata seorang korban selamat di sebuah rumah sakit.
Penduduk lokal Kim Hyeong-Woo yang tinggal dekat penginapan tempat mahasiswa itu tinggal, segera menyelamatkan diri setelah merasakan getaran tanah di halaman belakang rumahnya. “Beberapa saat setelah kami menyelamatkan diri, tanah longsor menyapu rumah kami,” ujarnya pada Korea JoongAng Daily.
Saat tragedi terjadi, dia mendengar para mahasiswa berteriak kesakitan dan minta tolong. “Tolong! Tolong! Saya tidak dapat menemukan lengan saya!”
Kim langsung melompat ke rumpur dan menyelamatkan dua mahasiswa. Saat ini para mahasiswa dan staf Inha University sedang menggelar acara berkabung mengenang rekan-rekan mereka yang tewas dalam bencana tersebut. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar