BEIJING- Kementerian Kereta China kemarin memerintahkan dua bulan review keamanan operasi jalur kereta dan meminta maaf atas kecelakaan yang menewaskan 39 orang tersebut.
Surat kabar People’s Daily yang menjadi corong Partai Komunis, mengutip pernyataan Menteri Kereta China Sheng Guangzu bahwa sejumlah pejabat perkeretaapian akan diperintahkan bekerja di garis depan operasi dalam dua bulan ke depan dan belajar dari kecelakaan itu.
“Kampanye keamanan akan diperpanjang hingga akhir September dan akan fokus pada kereta kecepatan tinggi dan penumpang kereta, termasuk pelaksanaan standar perawatan dan menguatkan pemeriksaan jaringan listrik untuk mencegah matinya aliran listrik,” papar Guangzu pada People’s Daily, seperti dikutip Reuters.
Menurut Guangzu, perhatian khusus juga akan dilakukan untuk mencegah kecelakaan yang diakibatkan banjir dan perubahan cuaca.
Sebelum investigasi penyebab kecelakaan berakhir, pemerintah China sudah memecat tiga pejabat tinggi kereta api pada Minggu (24/7). Berbagai upaya yang dilakukan departemen propaganda untuk melarang media China menanyai sejumlah pejabat terkait kecelakaan, kian mengakibatkan kemarahan dan kecurigaan publik. Otoritas China memerintahkan media menggunakan informasi yang dirilis dari pemerintahdan tidak boleh melakukan wawancara independen.
Para pengguna internet di China membanjiri berbagai laman dan mikroblog dengan beragam komentar setelah kecelakaan kereta di Provinsi Zhejiang, timur China. Kecelakaan kereta itu merupakan yang terburuk di negeri itu sejak 2008.
Sejumlah komentar di situs mikroblog mirip Twitter di China, Weibo, memaksa pemerintah bekerja lebih keras untuk meredam kemarahan publik atas kecelakaan tersebut. dalam salah satu survei online Weibo, sebanyak 98% dari lebih 5.000 responden menjawab, “Hanya setan yang mempercayai data resmi korban tewas sebanyak 39 orang.”
“Kami telah menyaksikan kebesaran hati rakyat China selama bencana ini dan keserakahan mereka yang memerintah kami,” tulis salah satu orang yang menyebut namanya "well-behaved partition 57". “Bagi siapa pun yang berbohong pada rakyat China harus membayar harganya.”
Pemerintah China sudah mulai membayar kompensasi pada keluarga korban, dengan keluarga pertama mendapatkan USD77.500. Polisi juga merilis untuk pertama kalinya 28 nama korban tewas beserta alamat tempat tinggal dan nomor kartu identitasnya. “Daftar itu termasuk dua warganegara asing, yakni seorang warga Italia dan seorang warga Amerika Serikat (AS),” tulis kantor berita Xinhua.
The Global Times, tabloid yang diterbitkan People’s Daily, menulis editorial yang mempertanyakan mengapa China mampu mengembangkan perekonomian yang cepat, tapi mengabaikan standar keamanan. “Saat dunia mengalami globalisasi dan integrasi, mengapa China tidak dapat menyediakan keamanan yang sama pada rakyatnya?” tulis tabloid tersebut.
Tapi The Global Times juga memperingatkan publik untuk tidak mudah mengambil kesimpulan. “Kritik dan hukuman akan mempercepat proses menuju kondisi lebih aman, tapi tindakan saling tunjuk (kesalahan) harus harus dihindari. Pembangunan China pada tahap ini tidak bisa sempurna,” paparnya.
Media pemerintah menulis, satu kereta menabrak kereta ekspres yang listriknya putus setelah terkena petir. Putusnya listrik mematikan sistem keamanan elektronik yang didesain untuk memberi peringatan masinis tentang keberadaan kereta lain di jalur mereka.
Kecelakaan itu meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan jaringan kereta yang dikembangkan dengan sangat cepat. Kekhawatiran ini dapat merusak rencana mengeksport teknologi kereta berkecepatan tinggi.
Secara terpisah, pada Senin (25/7), lebih dari 20 kereta tertunda hingga tiga jam karena listrik mati di jalur kereta berkecepatan tinggi antara Beijing dan Shanghai. Ini merupakan gangguan terbaru yang dialami jalur kereta tersebut sejak dibuka pada Juni silam.
“Listrik padam terjadi setelah badai di Provinsi Anhui mengakibatkan tiang-tiang listrik roboh, sehingga memutus aliran listrik pada Senin malam (25/7),” tulis Beijing News, mengutip pejabat dari biro kereta Shanghai. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar