Pyongyang akan meluncurkan sebuah roket untuk membawa satelit ke orbit pada kurun 12–16 April untuk merayakan 100 tahun kelahiran pendiri Korut Kim Il-Sung.Negara komunis itu menegaskan bahwa peluncuran roket itu untuk tujuan damai. “Tidak pantas ada seorang pejabat Jepang yang berpartisipasi dalam melihat peluncuran tersebut. Jepang mendesak Korut tidak meluncurkan roket,” ungkap Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Osamu Fujimura, dikutip AFP.Dia mengonfirmasi bahwa Pyongyang telah mengundang pemantau dari Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA).
Fujimura menegaskan, Jepang akan memperpanjang sanksi-sanksi sepihak selama satu tahun lagi terhadap Korut. Sanksi itu termasuk pembekuan perdagangan dan larangan visa. Sanksi tersebut akan berakhir pekan depan dan diperpanjang satu tahun lagi. “Kami memutuskan untuk memperpanjang satu tahun langkah yang melarang kapalkapal Korut berlabuh di Jepang dan melarang impor serta ekspor dengan Korut,”kata Fujimura. Tokyo, Amerika Serikat (AS), dan aliansinya menuding peluncuran roket itu merupakan uji coba rudal jarak jauh. Peluncuran itu menurut mereka akan melanggar sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang melarang Korut meneruskan program rudalnya.
“Undangan dari Komite Teknologi Antariksa Korut mungkin yang pertama,” tutur juru bicara JAXA Tetsuya Sakashita. Dia menjelaskan, undangan itu diberikan secara pribadi oleh pejabat dari Asosiasi Umum Penduduk Korea yang menjalankan fungsi kedutaan besar Korut di Tokyo. Interaksi antara Jepang dan Korut telah memburuk sejak lama karena program nuklir dan rudal Korut serta penculikan warga negara Jepang oleh intelijen negara komunis itu di masa lalu. Selain itu, juga akibat penjajahan Jepang di Semenanjung Korea pada 1910–1945.
Pekan lalu kabinet Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihiko Noda telah memberi lampu hijau untuk menembak jatuh roket Korut jika mengancam wilayah Jepang. Pada 2009 Jepang juga memerintahkan persiapan pertahanan rudal sebelum peluncuran roket jarak jauh Korut yang mengakibatkan munculnya sanksi DK PBB terhadap Pyongyang. Sementara, otoritas penerbangan sipil Filipina akan mengalihkan penerbangan dari dan menuju Jepang dan Korea Selatan (Korsel) untuk mengantisipasi serpihan roket Korut. Jalur penerbangan dari Jepang dan Korsel ke bandara Manila akan ditutup pada 12–16 April, saat Korut diperkirakan menembakkan roket ke orbit.
“Kami telah mengeluarkan peringatan untuk penerbangan (NOTAM) tentang jalur udara yang kami perkirakan terkena dampak serpihan terkait peluncuran itu. Sementara jalur penerbangan akan ditutup, kami telah menyediakan rute alternatif atau jalur lain,”ungkap juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Filipina Joy Songsong. Sejumlah maskapai telah mendapat peringatan tentang langkah Filipina tersebut. Joy Songsong tidak dapat menjelaskan berapa banyak penerbangan yang akan terpengaruh akibat kebijakan tersebut.
Peluncuran roket Korut itu akan semakin mengisolasi rezim Pyongyang.Padahal, ketegangan di Semenanjung Korea diperkirakan mereda setelah Korut dan AS membuat kesepakatan baru. Dalam kesepakatan itu, AS akan mengirimkan bantuan pangan ke Korut jika Pyongyang bersedia menghentikan program nuklir dan rudalnya.Kesepakatan itu tampaknya rusak akibat rencana peluncuran roket. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar