Para delegasi menjelaskan, negara-negara Arab yang kaya akanmenyuplaijutaandolarper bulan untuk dana SNC.Konferensi Teman-Teman Rakyat Suriah itu mengakui,SNC sebagai perwakilan resmi rakyat Suriah. “Uang akan diberikan pada para tentara yang membelot dari militer pemerintah,”papar pernyataan SNC,dikutip AFP. Presiden SNC Burhan Ghalioun mengatakan,“SNC akan memberikan bayaran gaji tetap untuk semua pejabat, tentara, dan profesi lain yang menjadi anggota Tentara Suriah Bebas (TSA).
” Seorang pemimpin SNC mengungkapkan bahwa dia mengharapkan lebih banyak pendanaan yang akan membantu mengikat berbagai unit yang berbeda di FSA sehingga menjadi pasukan tempur yang lebih solid dan mendorong tentara lain untuk membelot dari pihak pemerintah. Sejumlah negara dalam konferensi itu, terutama Arab Saudi, secara terbuka menyerukan agar pemberontak di Suriah dipersenjatai.Tapi negara lain, termasuk AS dan Turki, menentang langkah tersebut karena khawatir akan memicu perang sipil yang lebih besar.
Menurut pengamat, keputusan meningkatkan bantuan non-senjata pada pemberontak dengan membayar gaji bagi para pejuang,merupakan langkah kompromi. Tidak semua kelompok oposisi senang dengan keputusan konferensi itu untuk memberikan dana melalui SNC, serta mengakuinya sebagai perwakilan resmi rakyat Suriah. Namun, di Suriah juga ada banyak aktivis yang yakin bahwa kepemimpinan SNC tidak efektif dan harus diganti. Perdana Menteri (PM) Irak Nouri al-Maliki menegaskan bahwa dia menentang ide mempersenjatai oposisi. Dia juga yakin Pemerintah Suriah mampu bertahan.
Rezim Damaskus menyatakan pihaknya segera mengakhiripemberontakanyangterjadi. Juru bicara Kementerian LuarNegeriSuriahJihadal-Makdissi menyatakan bahwa pertempuran untuk menjatuhkan negara telah berakhir. Pemerintah Suriah menganggap konferensi yang terdiri atas 70 menteri luar negeri (menlu) Barat dan Arab di Istanbul itu sebagai “musuh-musuh Damaskus”. Sejumlah pemain kunci tidak hadir dalam konferensi itu,termasuk Rusia,China,dan Iran.Persatuan internasional yang hendak ditunjukkanmelaluikonferensiitu dirusak oleh ketidakhadiran Rusia dan China,dua negara yang merupakan aliansi utama Suriah.
Moskow dan Beijing telah mengeluarkan veto untuk menolak dua draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB) yangmengecamrezimSuriah. Dalam konferensi pers,Menlu Turki Ahmet Davutoglu memperingatkan Suriah bahwa enam poin rencana damai Utusan Liga Arab dan PBB Kofi Annan harus segera dilaksanakan. “Kami tidak akan membiarkan rezim Suriah mengabaikan peluang lainnya,yang merupakan kesempatan terakhir bagi kondisi di Suriah,”tegasnya.
Pernyataan itu didukung Menlu Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton yang mengungkapkan bahwa tidak ada waktu lagi bagi pemerintahan Assad untuk menunda pelaksanaan rencana damai Annan.“Hampir satu pekan telah berlalu, dan kami menyimpulkan bahwa rezim memperpanjang daftar melanggar janji.Tidak ada waktu lagi bagi pemakluman atau penundaan. Ini momen pembuktian,”paparnya. Hillary mengatakan bahwa pemerintahannya menyuplai peralatan komunikasi yang akan membantu mengorganisir aktivis, menghindari serangan olehrezimdanmenghubungkan pemberontak pada dunia luar.
AS juga membahas bagaimana cara terbaik untuk memperluas dukungan tersebut. “Rezim akan dinilai oleh t i n d a k a n - t i n d a k a n nya daripada janji-janjinya. Kami menyeru Annan untuk menetapkan batas waktu bagi langkah- langkah selanjutnya, termasuk ke DK PBB jika pembunuhan terus berlanjut,”ungkap pernyataan bersama perwakilan 83 negara dalam konferensi Teman-Teman Rakyat Suriah di Turki,dikutip Reuters. Sementara,kekerasan terus terjadi di Suriah.
Pada Minggu (1/4) lebih dari 10 orang tewas. Sehari sebelumnya, lebih dari 60 orang tewas di penjuru negeri. PBB yakin sedikitnya 9.000 orang tewas dalam satu tahun kekerasan di Suriah. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar