TRIPOLI- Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron kemarin berjanji pihaknya akan membantu memburu mantan pemimpin Libya Muammar Khadafi.
Janji itu diungkapkan Cameron saat berkunjung ke Tripoli, Libya, bersama Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, kemarin. Kedua pemimpin juga akan mengunjungi Benghazi, kota tempat dimulainya perlawanan oposisi terhadap rezim Khadafi.
“Ini belum berakhir. Kami akan membantu Anda menemukan Khadafi dan membawanya ke pengadilan,” papar Cameron di Tripoli, kemarin, seperti dikutip Reuters. “Kami siap membantu tapi kami ingin tahu apa yang paling Anda inginkan dari kami untuk dilakukan. Ini merupakan momen saat musim semi Arab menjadi musim panas Arab dan kami melihat kemajuan demokrasi di negara-negara lain juga.”
Cameron dan Sarkozy terbang dalam pesawat berbeda menuju bandara Metiga, Tripoli. Orang nomor dua di Dewan Transisi Nasional (NTC) Mahmud Jibril menyambut Cameron dan Sarkozy di bandara dan dari sana ketiganya naik helikopter menuju Tripoli Medical Centre.
Pemimpin Inggris dan Prancis itu disambut bagai pahlawan atas perannya menggulingkan Khadafi yang telah berkuasa 42 tahun di Libya. Kerumunan staf medis Tripoli Medical Centre berebut untuk bersalaman dengan Cameron dan Sarkozy sambil mengucapkan, “Terima kasih, terima kasih.”
Saat ditanya apakah Sarkozy senang dengan sambutan itu, dia menjawab, “Ini bukan tentang senang. Ini sesuatu yang ekstrim melihat para pemuda Arab menuju dua negara Barat yang besar untuk mengatakan, ‘Thank you’.”
“Ini membuktikan bahwa konflik antara Barat dan Timur Tengah bukan sesuatu yang diharapkan,” tutur Sarkozy.
Di bagian bedah tulang di rumah sakit itu, kedua pemimpin berbicara pada para pejuang oposisi dan rakyat Libya yang terluka dalam pertempuran memperebutkan Tripoli. Dr Mahmud Abu Hafez menjelaskan pada PM Inggris bahwa semua rumah sakit di Tripoli dipenuhi dengan korban-korban serupa, namun situasinya kini lebih aman.
“Kami memiliki banyak korban akibat tembakan peluru sniper (penembak jitu) dan beberapa terkena senjata anti-pesawat,” papar Dr Hafez. “Kami memiliki dokter, perawat, dan obat-obatan di sini untuk perawatan dan pembedahan primer, tapi kami memiliki banyak kasus amputasi kaki dan tangan, dan orang-orang ini perlu ke luar negeri untuk rehabilitasi, mendapatkan tangan dan kaki palsu serta bantuan psikologis,” tutur Hafez.
Cameron mengumumkan sekitar 50 tempat yang akan disediakan sejumlah rumah sakit Inggris untuk rakyat Libya yang memerlukan pembedahan lanjut, kaki dan tangan palsu, serta rehabilitasi bagi korban luka parah. Cameron juga mengumumkan bantuan USD950.000 untuk pembersihan ranjau dan pengembangan tim penghubung militer untuk membantu otoritas baru menemukan, mengamankan, dan menjinakkan rudal-rudal Manpad.
Dari rumah sakit, kedua pemimpin menuju Corinthia Hotel di Tripoli untuk perundingan pribadi dengan Jibril dan pemimpin sementara Libya Mustafa Abdel Jalil di rumah sakit Corinthia, Tripoli.
Koresponden AFP melaporkan, hotel itu dijaga ketat sejak sebelum fajar dengan pengerahan pasukan keamanan dibantu polisi Prancis. Abdel Jalil sudah memberikan jaminan bahwa Tripoli aman sejak diambil alih dari pasukan Khadafi, sehingga para pemimpin Inggris dan Prancis dapat berkunjung.
Jalil kemarin menyatakan, aliansi asing yang membantu NTC akan mendapatkan prioritas dalam berbagai kesepakatan di masa depan dengan Libya. Namun Jalil memperingatkan, beberapa kontrak yang sudah ada akan menjadi target pemeriksaan atas kasus korupsi.
“Tidak ada kesepakatan sebelumnya dengan aliansi dan teman-teman NTC. Tapi sebagai seorang Muslim, kami akan mengapresiasi upaya itu dan mereka akan mendapat prioritas dalam kerangka kerja yang transparan,” papar Jalil.
Jalil menjelaskan, “Pada kontrak-kontrak sebelumnya, kami menghormatinya asalkan merupakan kontrak yang sah. Ini berarti, pemeriksaan atas kontrak-kontra itu untuk apa pun kasus korupsi yang terjadi mungkin akan mempengaruhinya.”
Sementara itu, Rusia mendukung drat pencabutan zona larangan terbang di Libya yang diberlakukan NATO atas mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Draf itu sedang ditulis oleh Inggris. “Mempertimbangkan perubahan situasi di Libya, Rusia telah mengusulkan untuk masuk dalam drat itu dan berisi pencabutan zona larangan terbang,” papar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar