PARIS- Para pemimpin Afrika memberikan uang tunai senilai USD20 juta pada mantan Presiden Prancis Jacques Chirac dan kandidat presiden Dominique de Villepin, termasuk untuk mendanai pemilihan umum (pemilu).
Laporan mengejutkan itu diungkapkan Robert Bourgi kemarin. Bourgi menjelaskan, dia mengungkapkan hal ini sekarang karena dia ingin membersihkan Prancis. Menurut Bourgi, sistem balas jasa juga berlangsung di bawah pemerintahan mantan presiden Georges Pompidou, Valerie Giscard d\'Estaing dan Francois Mitterrand.
“Uang itu berasal dari beberapa presiden Afrika yang dulu bekas jajahan Prancis. Uang itu telah diserahkan langsung pada para politisi sayap kanan yang berkuasa antara 1995 dan 2005,” papar Robert Bourgi, seorang pengacara yang diwawancarai radio Europe 1, seperti dikutip AFP.
Menurut Bourgi, dia tidak dapat memperkirakan seberapa banyak uang yang telah diberikan para pemimpin Afrika, sebelum dia terlibat langsung. Tapi dia dapat menjelaskan tentang sejumlah pengiriman yang dia lakukan ke kantor Chirac saat dia menjadi walikota Paris dan kemudian pengiriman uang pada Villepin.
“Saya perkirakan sekitar USD20 juta yang saya serahkan ke Chirac dan ke Dominique de Villepin,” ujar Bourgi, tanpa menjelaskan rincian klaim yang telah dibuatnya di sebuah surat kabar yang terbit pada Minggu (11/9).
Tuduhan itu disangkal oleh Chirac dan Villepin. Tuduhan itu sangat mengkhawatirkan Villepin karena dia merupakan kandidat presiden Prancis dalam pemilu tujuh bulan mendatang. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy akan menghadapi tantangan Villepin sebagai kandidat dalam kubu sayap kanan.
Villepin merupakan seorang diplomat yang terkenal karena memimpin tuduhan terhadap perang Irak di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2003. menurut Villepin, tuduhan ini bertujuan merusak upayanya maju dalam pemilu presiden mendatang.
Bourgi merupakan sosok tidak resmi yang menjembatani para pemimpin Afrika dan Prancis. Dia menjelaskan sejumlah hadiah mewah dari para pemimpin Afrika pada pemimpin di Paris, termasuk memorabilia yang menunjukkan kekaguman Villepin pada Napoleon Bonaparte.
“Saat Presiden Gabon Omar Bongo dan pemimpin Afrika tahu dia (Villepin) suka seni Afrika dan dia mengagumi raja, Villepin menerima patung Napoleon, barang-barang langka milik Napoleon dan topeng-topeng Afrika,” papar Bourgi pada Europe 1.
Pada Minggu (11/9), Bourgi merinci hadiah-hadiah lain, termasuk sebuah arloji dengan 200 berlian yang diberikan Bongo pada Chirac. “Sebuah barang yang bagus sekali tapi sulit dikenakan di Prancis,” ujarnya.
Bourgi banyak dilaporkan dekat dengan Sarkozy, tapi menegaskan dalam wawancara bahwa dia bukan penasehat resmi atau tidak resmi Presiden Prancis. Meskipun Bourgi menegaskan bahwa praktek-praktek itu tidak berlanjut dalam pemerintahan Sarkozy yang memberinya penghargaan prestisius Legion d\'Honneur pada 2007, tapi seorang mantan pembantu Chirac mengatakan bahwa tidak ada kebiasaan yang berhenti di era Sarkozy.
“Bourgi bekerja tanpa lelah untuk Sarkozy dengan sejumlah kepala negara Afrika selama pemilu presiden 2007. Dia pergi ke Libreville pada Juli 2007 dan membuat kesepakatan baru dengan Omar Bongo yang mereka mengatakan, memberinya lebih dari 1,5 juta euro,” papar Jean-Francois Probst, mantan pembantu Chirac, pada harian Le Parisien.
Chirac dan Villepin menyatakan mereka akan menggugat Bourgi. Bourgi menggambarkan dirinya sendiri sebagai orang yang menyesal setelah bertahun-tahun berada di sisi gelap Francafrique, istilah Prancis yang menggambarkan hubungan yang kadangkala kelam antara Paris dan bekas negara jajahannya di Afrika.
Saat ditanya apakah para pemimpin Afrika mendapat imbalan dari pemberian uang tunai itu, Bourgi menjawab, “Dusta, dusta, dusta, mengingkari janji, artinya Prancis akan menutup matanya atas penyalahgunaan kekuasaan di Afrika.”
Bourgi mengakui dia tidak memiliki bukti kuat untuk mendukung tuduhannya. Sedangkan seorang menteri dari partai berkuasa UMP yang dipimpin Sarkozy, mengaku terkejut dengan pembeberan informasi yang berdampak pada Bourgi sendiri.
“Saya terkejut karena Bourgi memberatkan dirinya sendiri. Ini jenis pengakuan pribadi, dia mengakui perannya yang berdampak pada tanggung jawabnya. Dia akan mendapat dakwaan serius di pengadilan, melampaui pencemaran nama baik,” kata mantan menteri dari partai UMP yang juga seorang pengacara tersebut. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar