AGADEZ- Mantan pemimpin Libya Muammar Khadafi kemarin dikabarkan berada bersama konvoi 200 kendaraan yang melintasi perbatasan menuju Nigeria. Konvoi itu menuju ibu kota Niamey.
Konvoi tersebut memasuki wilayah Sahelian pada Senin (5/9) dan menuju kota Agadez, basis pendukung matnan pemberontak Tuareg yang pernah didukung Khadafi. Kabar tersebut diungkapkan sumber militer lokal.
“Saya melihat satu konvoi yang sangat besar dan jarang ada yang berisi puluhan kendaraan memasuki Agadez dari Arlit dan menuju Niamey,” papar sumber tersebut pada AFP, di tengah dugaan bahwa Khadafi ikut bersama konvoi tersebut. “Ada rumor kuat bahwa Khadafi atau salah satu putranya sedang bersama konvoi itu.” Menurut sumber anonim itu, konvoi itu terdiri atas kendaraan sipil dan militer.
Kepemimpinan baru Libya di Tripoli segera mengonfirmasi kabar tersebut. “Kami dapat mengonfirmasi bahwa konvoi 200 mobil melintas dari Libya ke Nigeria, tapi kami tidak dapat mengonfirmasi siapa yang berada dalam konvoi ini,“ papar Jalal al-Gallal, juru bicara Dewan Transisi Nasional (NTC) di ibu kota Libya, kemarin.
Dia menambahkan, “Tipe konvoi seperti ini biasanya membawa Khadafi atau salah satu putranya.”
Perbatasan terdekat dengan Arlit, kota tambang di Agadez utara, merupakan bagian Aljazair. Konvoi itu mungkin telah meninggalkan wilayah Libya melalui Aljazair tmur sebelum memasuki Nigeria bagian timurlaut.
“Saya melihat satu konvoi berisi puluhan mobil melintasi kota dan menuju Niamey,” kata seorang wartawan dari sebuah stasiun radio swasta di Agadez.
Wartawan itu mengatakan, beberapa orang yang dilaporkan terlihat dalam konvoi tersebut ialah Rhissa Ag Boula, tokoh pemberontak Tuareg yang memiliki hubungan kuat dengan Khadafi. Saat dikonfirmasi, dia menyangkal berada dalam konvoi tersebut. “Saya tidak dalam konvoi, saya di Niamey,” papar Ag Boula melalui telepon pada AFP. Ag Boula berada di Libya setelah kesepakatan 2009 yang dimediasi Khadafi berhasil mengakhiri pemberontakan Tuareg di Nigeria.
Pada Senin (5/9), seorang pejabat pemerintah juga berbicara secara anomim. Menurutnya, konvoi lain yang lebih kecil yang terdiri atas 11 tokoh penting Libya telah tiba di Nigeria. “Muammar Khadafi tidak tidak menjadi bagian delegasi yang tiba di Nigeria, yang terdiri atas tiga warga Nigeria: Agaly Alambo dan dua saudara kandungnya, serta 11 warga Libya, diantaranya ialah Mansour Daw,” papar sumber pemerintah.
Daw merupakan kepala intelijen internal Khadafi dan Alambo merupakan tokoh sejarah dalam pemberontakan Tuareg Nigeria yang memiliki hubungan dengan dengan Khadafi. “Sebanyak 11 warga Libya akan diterima di Niamey dan kami telah mengambil sejumlah langkah untuk ini,” tutur seorang pejabat keamanan.
Saat kekuatan Barat mendukung gerakan pemberontak Libya pada awal tahun ini, Alambo merekrut ratusan mantan pemberontak dari Nigeria untuk berjuang bersama Khadafi yang dianggap warga kawasan Tuareg sebagai tokoh panutan mereka.
Pekan lalu, seorang sumber dari Tuareg mengatakan, orang dekat Khadafi telah tiba di Agadez pada April dengan koper-koper penuh uang untuk merekrut ratusan pemuda. Sumber itu mengatakan, sekitar 1.500 mantan pemberontak Tuareg telah berjuang untuk Khadafi.
Nigeria bulan lalu secara resmi mengakui NTC sebagai satu-satunya otoritas resmi di Libya. Nigeria juga mendorong pemimpin baru Libya untuk menjaga keamanan warga asing yang tinggal di Libya.
Presiden Nigeria Mahamadou Issoufou yang terpilih pada Maret, dianggap sebagai aliansi Khadafi dan mereka bertemu di Tripoli pada Februari silam. Tuareg juga berada di wilayah Mali dan Burkina Faso yang kedua rezim itu mendapat keuntungan dari bantuan Khadafi.
Sementara itu, juru bicara Khadafi mengatakan bahwa mantan pemimpin Libya itu dalam kesehatan puncak dan berencana membela negaranya. “Khadafi dalam kesehatan yang baik dan sedang merencanakan serta mengorganisir pertahanan Libya,” papar juru bicara Khadafi, Moussa Ibrahim pada saluran televisi Arrai.
“Kami masih kuat. Putra-putra Khadafi juga ikut berperan mempertahankan dan berkorban untuk negaranya,” ungkap Ibrahim yang tidak menyebut nama putra-putra Khadafi.
Ibrahim diduga berada di Bani Walid, wilayah basis pendukung Khadafi yang kini dikepung oleh pejuang NTC. “Kami akan berjuang dan bertahan untuk Libya dan untuk semua bangsa Arab,” tegasnya. Menurut Ibrahim, pemerintahan baru Libya merupakan agen-agen NATO.
Sementara itu NATO menyatakan tidak melacak keberadaan Khadafi di Libya setelah konvoi ratusan kendaraan menuju Nigeria. “Agar jelas, misi kami melindungi populasi sipil di Libya, tidak melacak dan menargetkan ribuan mantan pemimpin rezim yang melarikan diri,” ujar Kolonel Roland Lavoie, juru bicara misi NATO.
“NATO terus menerima laporan dan masukan dari berbagai sumber terkait persenjataan, kendaraan, dan konvoi mobil yang bergerak di Libya. Kami tidak mendiskusikan informasi intelijen dan mata-mata ayng kami kumpulkan, tapi kami mengumumkan aksi-aksi yang kami lakukan saat kami anggap aktivitas itu ancaman bagi populasi sipil,” kata Kolonel Lavoie.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB akan mendiskusikan berbagai misi untuk Libya pada Jumat (9/9). Misi PBB di Libya termasuk menyangkut sistem peradilan dan persiapan pemilihan umum (pemilu).
“Utusan khusus sekretaris jenderal PBB Ian Martin akan melaporkan pada anggota Dewan Keamanan terkait kunjungannya di Libya. Martin akan meminta ijin Dewan Keamanan untuk misi awal tiga bulan di Libya,” kata juru bicara PBB Ahmed Fawzi.
Para pemimpin di Tripoli dan Benghazi menolak keras masuknya pasukan asing di tanah Libya atau proposal apa pun untuk misi penjaga perdamaian PBB. Pemimpin baru Libya menegaskan mereka tidak perlu menjadi daerah perlindungan PBB seperti bangsa-bangsa pascakonflik lainnya.
Laporan Martin akan mengungkapkan kemungkinan pengiriman penasehat PBB ke Libya untuk membantu menciptakan pasukan kepolisian yang bebas korupsi dan tidak brutal. “Mereka ingin bergerak sangat cepat. Mereka ingin melakukan hal-hal yang benar dan melakukannya dengan benar,” tutur Fawzi. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar