MOSKOW – Dmitry Peskov, Juru Bicara Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin, kemarin menyatakan hasil pemilihan umum (pemilu) parlemen akan tetap diakui meskipun diprotes demonstran dan di-adakan penyelidikan.
”Meskipun Anda menunjukkan semua bukti, jumlahnya hanya lebih 0,5% dari total jumlah suara,”tegas Peskov kepada AFPkemarin.”Jadi meskipun mereka menggugat di pengadilan, lalu dalam beberapa kasus, ini tidak berdampak atas legitimasi pemilu atau keseluruhan hasilnya.” Komentar Peskov itu muncul setelah Presiden Rusia Dmitry Medvedev memerintahkan komisi pemilu memeriksa semua laporan jumlah suara, pascakemenangan Partai Rusia Bersatu pimpinan Putin.
Kemenangan Rusia Bersatu diprotes melalui unjuk rasa terbesar sejak 1990-an yang digelar pekan lalu di berbagai kota di Negeri Beruang Merah. Dalam unjuk rasa yang digelar di dekat Kremlin pada Sabtu (10/12), lebih dari 50.000 orang menentang hasil pemilu parlemen 4 Desember. Pemilu itu merupakan ujian bagi ambisi Putin kembali ke kursi kepresidenan tahun depan pada pemilu presiden Maret 2012.
Demonstrasi pekan lalu menjadi tekanan politik terkuat bagi Putin dalam 12 tahun pemerintahannya. Putin tidak menunjukkan dirinya ke publik pada akhir pekan, dan kemarin secara resmi meluncurkan reaktor baru di sebuah fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Tver, pusat Rusia. Adapun Medvedev memberikan respons atas unjuk rasa pekan lalu dengan meluncurkan penyelidikan atas hasil pemilu.
” Saya tidak setuju dengan slogan-slogan dan deklarasi yang dibuat dalam pertemuan (demonstrasi) itu,”tulis Medvedev di akun Facebook miliknya. ”Kendati demikian, saya telah mengeluarkan perintah untuk memeriksa semua laporan dari tempat pemungutan suara tentang (kegagalan) mengikuti undang- undang pemilu.” Pernyataan Medvedev mendapatkecamandihalamanFacebook miliknya.
Kubu oposisi liberal dan Partai Komunis yang meraih suara terbesar kedua setelah Rusia Bersatu, menganggap langkah Medvedev itu tidak cukup. ”Kami tidak mempercayai kata-kata Medvedev.Partai Komunis menggunakan setiap sumber daya legal yang ada untuk memprotes hasil pemilu,” ujar Sekretaris Partai Komunis Sergei Obukhov kepada AFP. Mantanmenterikabinetyang berubah menjadi pengkritik Kremlin, Boris Nemtsov, menganggap janji Medvedev untuk mengusut pelanggaran pemilu hanyalah retorika.
”Itu instruksi tidak berguna karena tidak merugikan siapa pun,”ujarnya kepada radio Moscow Echo. Demonstran berjanji kembali ke lapangan di Moskow pada 24 Desember dan menggelar unjuk rasa lebih kecil di berbagai lokasi sebelum tanggal tersebut. Koalisi liberal dan nasio-nalis, kemarin, meminta walikota Moskow untuk mengizinkan unjuk rasa 24 Desember yang akan diikuti lebih dari 50.000 orang.
Pemerintah Moskow hingga kemarin belum memberikan respons atas permintaan tersebut. Kelompok pemuda pro- Kremlin kemarin menggelar unjuk rasa di pusat Moskow dengan mengusung slogan ”Kejayaan untuk Rusia!” Otoritas sebelumnya juga menggunakan kelompok pemuda untuk menunjukkan dukungan terhadap pemerintahan Kremlin dan Rusia Bersatu. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar