2003
Indonesia mempelopori konferensi regional mengenai penanganan terorisme. Salah satu rekomendasi dari konferensi itu adalah sharing data atau informasi mengenai isu-isu terorisme. Malaysia dan Singapura merupakan negara yang terlibat aktif dalam konferensi tersebut. Mekanisme tersebut juga diikat dalam kesepakatan bilateral.
Juni¬-Agustus 2003
Program Beasiswa Seni dan Budaya mulai digelar tiap tahun. Pada 2003 program ini diikuti 14 peserta dari 6 negara dalam South-West Pacific Dialogue (Dialog Negara-Negara Pasifik Barat Daya), sedangkan pada 2004 program diperluas menjangkau 27 peserta dari SWPD, ASEAN, dan Fiji. Ini menjadi upaya Indonesia mempromosikan kesenian dan kebudayaan bangsa.
29-30 November 2004
Dalam KTT ASEAN X di Laos, Indonesia mendorong implementasi berbagai rencana kerja yang telah ditetapkan para Kepala Negara ASEAN, termasuk menyangkut masalah ASEAN Security Community, ASEAN Socio-Cultural Community, serta mengenai pembahasan East Asia Summit di Kuala Lumpur.
Desember 2004
South-West Pacific Dialogue (Dialog Negara-Negara Pasifik Barat Daya) digelar di Victor Harbor, Adelaide, Australia. Ini merupakan forum tukar-menukar informasi yang diprakarsai Indonesia dua tahun lalu. SWPD mencakup Indonesia, Australia, Selandia Baru, Filipina, Timor Leste, dan Papua Nugini. Berbagai isu dibahas di sana, termasuk masalah terorisme di kawasan, kerjasama kawasan untuk melawan terorisme, dan kerjasama keamanan maritim, kejahatan lintas negara (seperti penyelundupan manusia, illegal fishing dan perompakan) serta tantangan pembangunan (seperti pertumbuhan dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia, wabah HIV/AIDS, dan penyakit menular seperti flu burung).
6-7 Desember 2004
International Dialogue on Interfaith Cooperation digelar di Yogyakarta. Interfaith Dialogue dihadiri para tokoh keagamaan dari ASEAN dan SWPD, dan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
6 Januari 2005
KTT Khusus Pemimpin ASEAN mengenai Dampak Gempa Bumi dan Tsunami digelar di Jakarta. KTT itu dihadiri beberapa negara non-ASEAN antara lain China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa dan Komisi Eropa. India, Sri Lanka dan Maladewa diundang sebagai tiga negara yang juga menjadi korban bencana itu. Dihadiri juga oleh Sekjen PBB Bapak Kofi Annan.
11 Januari 2005
Digelar Pledging Conference di Jenewa untuk menghimpun dana guna keperluan emergency relief di negara-negara yang terkena musibah tsunami. Indonesia terlibat aktif dalam menyukseskan konferensi itu.
18 Januari 2005
Sidang Majelis Umum ke-59 PBB di New York membahas tema “Strengtehening Emergency Relief, Rehabilitation, Reconstruction and Prevention in the Aftermath of Tsunami Disaster”. Indonesia memprakarsai Resolusi Majelis Umum PBB yang isinya mendukung hasil-hasil yang dicapai dalam KTT Khusus Pemimpin ASEAN mengenai Dampak Gempa Bumi dan Tsunami di Jakarta pada 6 Januari lalu.
Maret 2005
Ketegangan antara Malaysia dan Indonesia terjadi terkait klaim atas pulau Ambalat di laut Sulawesi di sebelah timur pulau Kalimantan.
Ratusan TKI ilegal ditangkap di Malaysia dalam operasi tegas. Sebanyak 380 orang , 298 pria dan 81 wanita asal Indonesia ditangkap aparat Malaysia. Indonesia menempatkan wakil-wakil dari KBRI di titik-titik pemrosesan Pekerja Indonesia di Malaysia untuk secara langsung melihat pelaksanaannya.
22-23 Maret 2005
Tim teknis dari Malaysia dan Indonesia bertemu di Jakarta untuk membahas masalah ambalat. Tim tersebut bersifat antar-departemen dan terdiri dari ahli hukum, hidrografi, pemetaan, dan ahli strategi.
22-23 April 2005
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT AA) digelar di Jakarta dan Bandung. Ini merupakan KTT AA ke-50 tahun.
6-7 Mei 2005
Menlu RI Nur Hassan Wirayuda ke Kyoto, Jepang, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTM) Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-7. Indonesia mendorong pentingnya kerjasama internasional dengan memperkuat rezim multilateralisme, meningkatkan peran dan reformasi PBB serta upaya dalam menghadapi tantangan-tantangan global baru, seperti: terrorisme, ancaman senjata pemusnah massal, transnational organized crime. Indoneisa juga akan mendorong kerjasama para mitra ASEM bagi terciptanya keamanan regional di semenanjung Korea dan Timur Tengah.
25-26 Mei 2005
Pertemuan II tim teknis Indonesia – Malaysia di Langkawi membahas delimitasi batas laut Indonesia – Malaysia di Laut Sulawesi, Selat Malaka dan Selat Singapura serta Laut China Selatan. Telah dicapai semacam kesepakatan mengenai pendekatan yang akan diterapkan sehingga membantu penetapan garis batas. Pendekatan yang telah disepakati ini tidak akan bertentangan dengan prinsip hukum laut internasional.
6-8 Desember 2005
KTT Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI). Indonesia mendorong reformasi OKI sehingga menjadi organisasi yang lebih efektif. Indonesia mengangkat perlunya demokrasi dalam OKI.
Agustus 2006
RI dan Myanmar menandatangani MoU on the Establishment of Joint-Commission of Indonesia-Myanmar. Disepakati pula pertemuan pertama Joint-Commission Indonesia-Myanmar di Jakarta.
21 Maret 2006
Pertemuan ASEAN – European Union Senior Officials Meeting (ASEAN-EU SOM) digelar di Brussels. Agenda pertemuan membahas perkembangan kerjasama ASEAN-EU, tukar pandangan mengenai isu regional dan internasional, Aceh EU-ASEAN Joint Monitoring Mission, dan penanganan pandemi flu burung, serta kondisi 15 bulan setelah bencana tsunami di Samudera Hindia.
15 Maret 2006
Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Resolusi membentuk badan baru bernama Dewan Hak Asasi Manusia (Human Rights Council). Indonesia termasuk dalam 170 negara yang mendukung pembentukannya, 4 negara menolak yakni Amerika Serikat, Israel, Kepulauan Marshall, dan Palau, sementara 3 negara abstain yakni Belarus, Venezuela, Iran.
19-20 April 2006
ASEAN Ministerial Meeting Retreat digelar di Ubud. Pertemuan Eminent Persons Group digelar pada 17-20 April 2006, untuk membuat Draft Asian Charter. Agenda pertemuan untuk memperkuat sentralitas ASEAN dalam mendorong regionalisme di Asia Tenggara, Aksesi Timor Leste ke TAC (Treaty of Amity and Cooperation), termasuk penguatan perdamaian, keamanan, dan pembangunan kawasan.
Juni 2006
Indonesia mengevakuasi 1.498 WNI dari Timor Leste. Evakuasi tersebut dilakukan melalui udara dengan pesawat C-130 Hercules sebanyak 10 sortie.
5-6 Oktober 2006
Simposium antar budaya dan antar agama APEC digelar di Yogyakarta, bertema ”Membangun rasa saling percaya, saling pengertian, saling menghormati menuju pencapaian stabilitas dan kemakmuran di kawasan APEC”.
2 November 2006
Indonesia terpilih lagi sebagai anggota UN-ECOSOC untuk periode 2007-2009, dengan perolehan suara 184/192. Pemilihan tersebut dilakukan pada Sidang Majelis Umum PBB dan pemilihan anggota dilakukan berdasarkan pemenuhan syarat perolehan 2/3 dari total suara. Dari kelompok Asia terdapat empat calon, yaitu Indonesia, Filipina, Irak dan Kazakhstan. Sesuai jumlah kuota untuk Asia, keempat negara tersebut terpilih semua menjadi anggota UN-ECOSOC. Negara-negara berkembang berupaya untuk mendorong upaya maksimal ECOSOC melalui pembuatan pengkajian dan penetapan kebijakan ekonomi internasional.
22 Januari 2007
Pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan ekspor pasir berdasarkan atas peraturan No. 2/2007 tertanggal 22 Januari 2007 yang dikeluarkan Menteri Perdagangan mengenai lingkungan hidup. Di lain pihak, reklamasi yang dilakukan Singapura tidak akan mengubah batas wilayah Singapura yang didasarkan atas perjanjian mengenai batas wilayah Indonesia-Singapura yang berbatasan di bagian selatan Singapura.
24 Maret 2007
Indonesia mendukung Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1747/ 2007 tentang isu nuklir Iran yang rancangannya diprakarsai oleh negara-negara anggota tetap DK PBB ditambah Jerman (P5+1). Indonesia setuju kepada Resolusi tersebut karena dipandang mengandung empat usul yang diajukan Indonesia, yaitu: (1) Adanya rujukan mengenai kawasan bebas senjata pemusnah massal di Timur Tengah; (2) penghapusan senjata nuklir oleh nuclear power states; (3) jaminan atas hak semua negara, termasuk Iran, untuk mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai, dan; (4) agar segala perundingan dilakukan dalam itikad baik (”in good faith”).
Juli 2007
Indonesia melalui KBRI Brussel melakukan lobi dan pendekatan terhadap pihak-pihak di Uni Eropa terkait dikeluarkannya larangan terbang bagi maskapai Indonesia yang terbang menuju wilayah Eropa.
15-22 November 2007
KTT ASEAN yang ke-13 digelar. Dilakukan penandatanganan beberapa document penting oleh para Kepala Negara anggota ASEAN, antara lain: ASEAN Charter; 2 (dua) buah deklarasi: ASEAN Declaration on Environmental Sustainability dan ASEAN Declaration on the 13th Session on the Conference of Parties to the UNFCCC and 3rd Meeting of Parties of the Kyoto Protocol; Singapore Declaration on the ASEAN Charter; dan Declaration on the ASEAN Economic Community Blue Prints. Sedangkan dalam konteks East Asia Summit ditandatangani 3rd East Asia Summit Declaration, yaitu Singapore Declaration on Climate Change, Energy, and the Environment.
Para kepala negara juga menyaksikan penandatanganan dan mengesahkan 2nd Joint Statement of the ASEAN+3, yang menandai 10 tahun kerjasama ASEAN+3 (China, Korea Selatan, dan Jepang) dan meletakkan dasar strategi dalam rangka meningkatkan kerjasama di masa mendatang di antara ASEAN+3, khususnya di masa 10 tahun yang akan datang.
November 2007
Indonesia mendapat giliran menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB dan dalam perdebatan di bawah kepemimpinan Indonesia, delegasi Indonesia mengangkat isu peran organisasi regional dan sub regional dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Pertemuan yang dipimpin Menteri Luar Negeri RI dihadiri Sekjen DK, seluruh anggota DK, wakil 6 organisasi regional dan sub regional – termasuk ASEAN – serta 18 negara anggota PBB lainnya.
28 Januari – 1 Februari 2008
Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Kedua Negara-Negara Pihak Konvensi PBB Menentang Korupsi (The Second Conference of the State Parties to the United Nations Convention against Coruption, CSP-2 UNCAC), di Nusa-Dua, Bali. Konferensi Kedua ini dihadiri 140 negara yang terdiri atas 104 Negara Pihak dan 36 Negara Penandatangan Konvensi, organisasi internasional, kalangan parlemen, LSM, Akademisi, dan pengusaha dengan jumlah perkiraan keseluruhan peserta sekitar 1.000 orang.
15 Juli 2008
Penyampaian Laporan Akhir Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) RI - Timor Leste di hotel Grand Hyatt, Bali.
14-15 Juli 2008
Konferensi Asia-Afrika untuk Peningkatan Kapasitas Palestina digelar di Jakarta. 7 menteri (tidak termasuk menteri Palestina), 40 negara dan dua organisasi internasional hadir. Perdana Menteri Palestina juga datang.
29-30 Agustus 2008
Pertemuan I Eminent Persons Group (EPG) RI-Malaysia membahas peningkatan hubungan antara masyarakat kedua negara (people-to-people), misperception, kurangnya dipahami sejarah oleh generasi muda (generation gap) dan sebagainya.
20 Agustus 2009
Pertemuan Joint Working Group Ke-3 Indonesia-Malaysia di Bidang Tenaga Kerja di Kuala Lumpur. Pertemuan dilaksanakan di Kementerian Dalam Negeri Malaysia.
Pemerintah Indonesia menghendaki adanya satu hari libur dalam seminggu. Untuk mengakomodasi keinginan tersebut maka diperlukan revisi undang-undang ketenagakerjaan Malaysia. Indonesia menyatakan perlu adanya pengkajian pada sektor informal di Malaysia yang dapat menjadi pedoman upah minimum. Menurut Indonesia, apabila semua pembahasan sudah selesai, maka paspor penata laksana kerumahtanggaan (PRT) akan dipegang oleh yang bersangkutan. Jika PRT tersebut melarikan diri maka perlu diperhatikan faktor-faktor penyebabnya.
12-13 Oktober 2009
Berlangsung pertemuan tingkat pejabat tinggi dan pertemuan tingkat menteri Forest Eleven (F-11) di Jakarta untuk membahas upaya bersama dalam pengelolaan hutan-hutan tropik. Forum F-11, yang diprakarsai Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada saat menghadiri sidang PBB pada 24 September 2007 merupakan forum kerjasama negara-negara pemilik hutan tropik. Pertemuan ini merupakan yang pertama sejak Presiden SBY menggagas forum F-11 tersebut. Negara-negara yang tergabung dalam F-11 adalah Malaysia, Kosta Rika, Brazil, Kolombia, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Peru, Gabon, Republik Kongo, Papua Nugini dan Indonesia.
12-13 Oktober 2009
Pertemuan SOM mengenai kerjasama kemitraan strategik antara Asia-Afrika (New Asian-Africa Strategic Partnership) dilaksanakan di Hotel Borobudur, Jakarta.
25-27 Januari 2010
Kerjasama Lintas Agama atau Interfaith Cooperation Indonesia-Amerika Serikat digelar di Jakarta. Pertemuan ini merupakan kerjasama lintas agama yang pertama antara kedua negara, walaupun pertukaran informasi mengenai kehidupan beragama di masing-masing telah dilakukan sejak 1970. Selama ini kedua negara memiliki mekanisme dialog dan pertemuan yang melibatkan beberapa negara, namun belum dalam konteks kerjasama yang terstruktur.
23 – 26 Februari 2010
Sidang Government Council UNEP (United Nation on Environment Program) di Bali.
26-27 Mei 2010
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 2nd ASEAN-Europe Meeting (ASEM) Development Conference di Yogyakarta. Konferensi yang pertama dilaksanakan di Manila, Filipina. Konferensi tersebut menindaklanjuti isu yang dibahas di Manila yakni sustainable development yang diarahkan ke arah kerjasama yang konkrit. Konferensi itu menghasilkan dua dokumen yakni summary report dan Deklarasi Yogyakarta.
11 Februari 2011
Evakuasi WNI kloter keenam tiba dengan membawa sebanyak 400 WNI. Dua kloter evakuasi terakhir merupakan WNI yang berasal dari 6 kota di luar Kairo, baik yang datang sendiri atau dijemput. Setelah 6 kali penerbangan, jumlah WNI yang dievakuasi dari Mesir berjumlah 2.432 WNI yang terdiri atas 855 wanita, 937 laki-laki dan 240 anak-anak.
25 Februari 2011
Evakuasi WNI di Tripoli, Libya, kloter pertama yang membawa 260 WNI menuju Tunisia dan selanjutnya akan ditangani untuk dibawa ke Indonesia. Evakuasi WNI kloter pertama ini membawa seluruh pegawai P.T. Wika serta WNI lain dengan menggunakan Tunis Air menuju Tunisia. Hingga saat ini, semua 875 WNI yang terdaftar di KBRI Libya dalam keadaan selamat. Lebih dari 500 WNI merupakan pekerja sektor formal (201 orang merupakan pegawai P.T. Wika) dan sekitar 130 orang adalah pelajar. Sebagian besar WNI di Libya bermukim di sekitar kota Tripoli. Menurut laporan Dubes RI di Tripoli, keadaan di kota Tripoli cenderung terkendali walaupun masih tetap terdengar suara tembakan.
24-25 Oktober 2011
Pertemuan Pertama Forum Walikota ASEAN dilaksanakan di Hotel JW Marriott, Surabaya. Pertemuan dipimpin Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Walikota Eddy Santana Putra, dan dihadiri 70 walikota ASEAN dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Singapura dan Thailand. Pertemuan Pertama Forum Walikota ASEAN ini merupakan inisiatif Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), dan diselenggarakan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kota Surabaya, dan Asian Development Bank. Forum ini bertujuan memajukan people-to-people contact dan kesadaran ASEAN menuju pembentukan Komunitas ASEAN 2015 serta memperkuat jaringan masyarakat sipil di kawasan.
5-6 Oktober 2011
Pemerintah RI dan Pemerintah Australia telah sepakat menyelenggarakan untuk pertama kalinya Indonesia-Australia Dialogue (IAD), dialog antar tokoh masyarakat RI dan tokoh masyarakat Australia, sebagai salah satu inisiatif guna mendukung upaya-upaya peningkatan hubungan antar-masyarakat kedua negara. Inisiatif ini merupakan kesepakatan kedua kepala pemerintahan pada kesempatan kunjungan Presiden RI ke Australia, Maret 2010. IAD diselenggarakan di Jakarta, di Hotel Four Seasons.
17 November 2011
Para pemimpin dari sepuluh negara anggota ASEAN bertemu di Bali, Indonesia menghadiri KTT ke-19 ASEAN. Pertemuan dipimpin Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua ASEAN di tahun 2011. KTT membahas perkembangan kerja sama dalam pencapaian Komunitas ASEAN 2015 yang mencakup pilar politik keamanan, ekonomi, dan sosial budaya. Para pemimpin ASEAN juga melakukan pembahasan mengenai hubungan eksternal ASEAN dan KTT Asia Timur serta bertukar pandangan mengenai perkembangan dan situasi terkini di kawasan dan isu-isu global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar