TEHERAN– Inggris kemarin mengevakuasi seluruh staf diplomatiknya dari Iran setelah demonstran pada Selasa (29/11) menyerbu dan menjarah kompleks Kedutaan Besar dan kediaman diplomat Inggris di Teheran.
Ratusan demonstran yang menurut Iran merupakan mahasiswa, berkumpul di luar kompleks Kedubes Inggris pada Selasa siang (29/11). Mereka kemudian menerobos pagar dan dinding Kedubes, membakar bendera Inggris dan sebuah mobil.Kompleks kediaman diplomat Inggris di Qolhak Garden, Teheran utara, juga diserang dan rusak.
Demonstran mengecam sanksi baru Inggris terhadap Iran. Pemerintah Inggris sangat marah dengan serangan tersebut dan memperingatkan konsekuensi serius.“Menyoroti kejadian kemarin dan untuk memastikan mereka aman, beberapa staf meninggalkan Teheran,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri (kemenlu) Inggris kemarin dikutip Reuters. Meski pernyataan resmi mengumumkan hanya “beberapa staf” yang meninggalkan Iran, dua sumber diplomatik menyatakan bahwa seluruh staf diplomat Inggris dievakuasi. Kelompok pertama staf kedubes Inggris dilaporkan terbang menuju Dubai.
Media Iran melaporkan, ada sekitar 100 hingga 300 demonstran di Qolhak. Penyerangan terjadi beberapa jam dan berakhir pada tengah malam setelah polisi setempat menghentikannya. Laporan media Iran menyatakan, enam staf Kedubes Inggris sempat disandera beberapa saat oleh demonstran dan kemudian dilepaskan oleh polisi. Namun, Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris William Hague mengatakan bahwa situasinya membingungkan dan dia tidak akan menyebut mereka “disandera.
” Sejumlah sumber mengatakan pada Reuters,para diplomat Inggris terbatasi geraknya oleh demonstran. Seorang sumber menjelaskan,staf di kom-pleks utama Kedubes berkumpul di sebuah ruang saat demonstran menjarah gedung tersebut. Kemenlu Iran menyatakan penyesalan atas serangan tersebut dan berkomitmen memastikan keamanan para diplomat. Adapun,Ketua Parlemen Iran Ali Larijani mengkritik Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang mengecam serangan tersebut.
“Langkah gegabah di DK PBB dalam mengecam aksi mahasiswa itu dilakukan untuk menutupi berbagai kejahatan Amerika Serikat (AS) dan Inggris saat polisi melakukan semua tindakan untuk menjaga perdamaian,” tutur Larijani. “Aksi tipu daya ini akan memicu ketidakstabilan dalam keamanan global.” Harian Kar Va Kargar mengutip pernyataan para mahasiswa yang terlibat dalam penyerangan itu.“Perebutan Kedubes Inggris dilakukan oleh mahasiswa revolusioner dan aksi ini tidak dilakukan atas perintah organisasi mana pun.Setiap rakyat Iran yang bebas harus tahu bahwa perebutan kedubes tua ini sesuai kepentingan Iran,”ungkap pernyataan mahasiswa Iran.
Sementara, China mengkritik penyerbuan di Kedubes Inggris. Beijing merupakan konsumen besar minyak mentah dari Iran dan menentang usulan sanksi Barat terharap program nuklir Teheran.“China selalu menjaga keamanan dan martabat personel dan properti diplomatik yang harus dilindungi dan dijamin,”papar juru bicara Kemenlu China Hong Lei di Beijing,dikutip Reuters.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon kemarin menyatakan marah mendengar insiden di Teheran tersebut. Norwegia kemarin menutup kedubesnya di Teheran setelah insiden yang dialami Kedubes Inggris. Staf diplomatik Norwegia masih berada di Teheran dan tidak akan keputusan untuk mengevakuasi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar