Cari di Sini
Selasa, 27 Desember 2011
PENELITIAN MEMBACA PIKIRAN: Perilaku Seseorang Dapat Diprediksi
Ini terdengar seperti sains fiksi,tapi para peneliti menyatakan mereka telah menemukan cara membaca pikiran manusia. Peneliti di University of California,Los Angeles,telah mengembangkan apa yang mereka sebut “membaca otak”dengan menggunakan sejarah masa lalu untuk menentukan pola kesadaran dan proses berpikir di masa depan.
Mereka membandingkan hasil penelitian tersebut dengan kemampuan mesin pencari di Google yang dapat menunjukkan pilihan-pilihan yang hendak dicari pengguna website saat sedang mengetik sebuah kata,meski kata itu belum selesai diketiknya. Penelitian itu dipimpin Ariana Anderson,penulis sekaligus mahasiswa posdoktoral di laboratorium Integrative Neuroimaging Technology,University of California.
Penelitian ini terbukti pada para perokok yang mengalami kecanduan nikotin. Peneliti menguji beberapa perokok dengan menayangkan sejumlah video untuk mengurangi kecanduan nikotin.Beberapa perokok diminta menonton video yang berisi tayangan untuk menetralisasi kecanduan nikotin,sedangkan beberapa perokok tidak melihat video sama sekali.
Mereka semua kemudian diperintahkan untuk melawan semua bentuk kecanduan nikotin. Data gelombang otak MRI kemudian dianalisa untuk melihat daerah otak dan jaringan syarat mana yang berperan untuk melawan kecanduan nikotin. Sebuah komputer menggunakan metode berdasarkan proses Markov, sehingga para peneliti dapat memprediksi perilaku seseorang seperti Google memprediksi apa yang sedang dicari pengguna websiteatau telepon seluler yang memprediksi kata apa yang hendak diketik pengguna sebelum dia selesai mengetiknya.
“Mesin pembelajar algoritma mampu mengantisipasi perubahan pada subjek berdasarkan struktur neurokognitif, memprediksi dengan derajat akurasi tinggi (90% untuk beberapa tes) tentang apa yang mereka tonton dan untuk masalah kecanduan,tentang bagaimana bereaksi terhadap apa yang mereka lihat,”papar Anderson,juru bicara tim riset itu pada LA Weekly.
Anderson menjelaskan, peneliti memprediksi dan mendeteksi apa jenis video yang sedang ditonton orangorang dan apakah mereka melawan kecanduan terhadap nikotin.“Pada intinya, algoritma mampu menyelesaikan atau memprediksi kondisi mental dan proses berpikir subjek,” katanya. Riset ini disajikan pekan lalu dalam workshop Neural Information Processing Systems’ Machine Learning and Interpretation in Neuroimaging di Spanyol.
Workshop itu terutama tertarik menggunakan metode tersebut untuk membantu para pecandu narkoba mengendalikan diri. Di masa depan peneliti berencana menggunakan metode mesin pembelajar ini dalam konteks biofeedback yang akan menunjukkan bagaimana otak bekerja untuk memperingatkan subjek saat mengalami kecanduan, sehingga diharapkan dapat melatih mereka untuk mengontrol kecanduan tersebut. SYARIFUDIN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar