SHANGHAI- Sedikitnya 54 kereta peluru super cepat yang melayani jalur Beijing-Shanghai akan ditarik karena memiliki memiliki cacat.
Keterangan yang diungkapkan perusahaan kereta China CNR Corp kemarin menjadi tamparan baru bagi industri kereta cepat China. Langkah untuk menarik 54 kereta dari jalur operasi itu dilakukan sehari setelah China mengatakan menunda pengesahan proyek jalur kereta baru dan mengurangi kecepatan di jalur yang baru dibangun, setelah kecelakaan fatal dua kereta cepat bulan lalu.
Menurut China CNR Corp, penarikan itu dilakukan untuk meneliti masalah yang mengganggu layanan kereta di jalur baru yang pembangunannya menghabiskan dana USD33 miliar dan baru dibuka pada 30 Juni silam.
“China CNR Corp menarik 54 kereta peluru CRH380BL yang diproduksi perusahaan subsidi kami yang telah beroperasi untuk menganalisis penyebab cacatnya secara sistematis,” papar pernyataan perusahaan milik negara tersebut, seperti dikutip AFP. “Penarikan akan memberi kita kesempatan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kualitas dan keamanan mereka.”
Penarikan puluhan kereta itu telah diijinkan oleh Kementerian Kereta China. Langkah ini akan mempengaruhi seperempat layanan kereta di jalur baru. Sejak diresmikan hingga kini, layanan kereta di jalur baru masih mengalami sejumlah penundaan dan pemadaman listrik.
Pemerintah China menciptakan rekor dengan membangun jaringan kereta super cepat terbesar di dunia. Namun kecelakaan kereta bulan lalu, ditambah dengan adanya berbagai masalah di jalur Beijing-Shanghai, membuat pemerintah harus melakukan pemeriksaan ulang untuk menjamin keamanan layanan kereta.
Kecelakaan kereta bulan lalu menewaskan 40 orang dan menyulut kecaman publik terhadap pemerintah. Publik menuduh pemerintah lebih mengutamakan pembangunan yang cepat daripada keselamatan penumpang.
Akhirnya pemerintah memperlambat ekspansi jaringan kereta super cepat yang pada akhir 2010 sudah mencapai 8.358 kilometer. Pemerintah awalnya berencana memperpanjang jalur itu menjadi 13.000 kilometer pada 2012 dan 16.000 kilometer pada 2020, sebelum Dewan Negara atau kabinet menyatakan hendak menghentikan pengesahan proyek konstruksi jalur kereta baru.
Kemarin, surat kabar China Daily mengutip Luo Lin, kepala tim investigasi yang mengatakan bahwa kecelakaan itu sepenuhnya tidak dapat dihindari dan tampaknya diakibatkan oleh kesalahan desain.
Awal pekan ini China CNR Corp mengatakan bahwa Kementerian Kereta telah memerintahkan pihaknya menghentikan pengiriman model kereta yang sama seperti kereta yang termasuk dalam penarikan setelah berbagai masalah yang mengakibatkan serangkaian penundaan di jalur Beijing-Shanghai.
China CNR Corp menyatakan, sistem pengereman otomatis yang dipasang di kereta telah mengakibatkan penundaan di jalur cepat. Kereta yang dibuat oleh unit CNR, Changchun Railway Vehicles Co, dipasangi sejumlah sensor yang mengirim peringatan untuk mengurangi kecepatan kereta secara otomatis.
Juru bicara Changchun Railway Vehicles Co, Tan Xiaofeng, mengatakan pada AFP bahwa kereta yang mengalami masalah itu menggunakan teknologi yang digunakan di kereta model lain yang dibuat dalam kemitraan dengan perusahaan teknologi Jerman, Siemens.
“Kecil tapi mengakibatkan banyak masalah di model CRH380BL, termasuk mempengaruhi sensor panas kereta. Sensor itu bekerja baik dalam pemeriksaan dan pengujian, tapi saat dipasang di kereta, mereka sepertinya memberikan peringatan salah karena terpengaruh oleh lingkungan,” kata Tan Xiaofeng.
Penarikan kereta itu merupakan tanda terbaru bahwa masalah keamanan dan kelayakan menjadi perhatian perusahaan manufaktur kereta dan pemerintah China sekarang.
Pada Kamis (4/8), perusahaan kereta lainnya, China Railway Group, menyatakan telah membatalkan rencana untuk meningkatkan dana publik USD975 juta. Perusahaan kereta yang tercatat di Hong Kong dan Shanghai itu menyebut ketidakpastian tentang proses mendapatkan ijin pemerintah untuk pembukaan saham ke publik, setelah sejumlah perubahan kebijakan perkeretaapian.
CSR Corp, pembuat kereta yang terlibat dalam kecelakaan Juli mengatakan, dua pemegang saham utama akan menunda perdagangan publik saham non-perdagangan senilai USD6,52 miliar yang mereka kuasai selama lebih dari tiga tahun. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar