BANGKOK- Parlemen Thailand kemarin mulai bekerja dengan memilih ketuanya yang baru. Somsak Kiatsuranond yang berasal dari Partai Puea Thai terpilih secara bulat untuk menjadi ketua dewan perwakilan rakyat (DPR), sehari setelah upacara pembukaan parlemen.
Parlemen pekan depan akan memilih Yingluck Shinawatra dari Puea Thai untuk menjadi Perdana Menteri (PM) Thailand yang baru. Pemilihan itu akan dilakukan melalui voting di parlemen. Somsak mengatakan, dia akan memberitahukan hal tersebut pada Kamis (4/8) atau Jumat (5/8) setelah pengesahan posisinya oleh raja.
Puea Thai menang pemilu 3 Juli dengan suara mayoritas. Yingluck yang merupakan adik kandung mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra membentuk koalisi yang terdiri atas enam partai yang mengontrol tiga per lima dari 500 kursi majelis rendah.
Yingluck dan kabinet barunya akan menghadapi tantangan berat mengembalikan stabilitas di Thailand yang sudah terguncang akibat krisis politik pasca kudeta terhadap Thaksin pada 2006. Menjelang pertemuan parlemen, Yingluck mengatakan bahwa dia telah memutuskan setengah nama-nama menteri kabinetnya.
“Saya ingin semuanya diselesaikan secepat mungkin sehingga saya dapat segera turun untuk bekerja. Ada banyak hal yang harus dikerjakan,” ujar Yingluck yang akan memimpin Thailand, lima tahun setelah kakak kandungnya dikudeta.
Semua 500 kursi parlemen sudah terisi oleh anggota yang terpilih melalui pemilu, termasuk Jatuporn Prompan, politisi dan anggota kelompok penekan Kaus Merah yang dibebaskan dengan uang jaminan dari penjara kemarn.
Jatuporn yang sedang menunggu pengadilan dalam dakwaan terorisme saat unjuk rasa Kaus Merah tahun lalu, dipenjara beberapa pekan sebelum pemilu setelah pengadilan mencabut pembebasan bersyarat karena pernyataan yang dikeluarkannya dianggap menyindir kerajaan. Setelah dia dibebaskan lagi, kemarin, Jatuporn berpidato di hadapan ratusan pendukung Kaus Merah di luar kompleks Penjara Remand Bangkok.
Parlemen baru Thailand resmi dibuka pada Senin (1/8). Putra Mahkota Kerajaan Maha Vajiralongkorn membuka secara resmi parlemen tersebut. “Menjadi tanggung jawab Anda langsung sebagai anggota parlemen untuk memimpin negeri dalam sistem demokratis, demi kepentingan negara dan rakyat,” tuturnya dalam pidato pembukaan yang pendek, seperti dikutip AFP.
Pengamat politik Thailand Pavin Chachavalpongpun menyatakan, Yingluck, 44, telah menunjukkan kharisma yang besar sejak keberhasilannya dalam pemilu. Yingluck diperkirakan adpat menjadi PM yang sangat kompeten. Tapi Pavin memperingatkan, “Saya pikir periode bulan madu Yingluck akan sangat pendek. Dia memiliki sangat banyak penghalang di hadapannya,” ujar Pavin dari Institute of Southeast Asian Studies, Singapura.
Situasi politik Thailand menjadi sangat terpolarisasi setelah kudeta 2006, ditambah lagi dengan aliansi Thaksin lainnya yang digeser dari kekuasaan oleh keputusan pengadilan dan sejumlah unjuk rasa yang digelar oleh kubu pendukung dan penentang Thaksin.
Kulminasi krisis politik terjadi saat pendukung Kaus Merah menduduki Bangkok pada April dan Mei tahun lalu. Unjuk rasa itu berakhir dengan serbuan militer yang menewaskan lebih dari 90 orang tewas. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar