MOSKOW- Kemiripan antara jet tempur China yang baru dan prototip pesawat Rusia memunculkan dugaan bahwa Moskow mungkin membantu Beijing meningkatkan kemampuan militernya.
Pakar mengatakan, jet tempur generasi kelima J-20 yang melakukan penerbangan pertama pada Januari, saat kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), dapat berasal dari pesawat tempur siluman Mikoyan 1.44 yang tidak pernah dibuat secara massal.
Sumber yang dekat dengan industri pertahanan Rusia mengatakan, kemiripan itu memunculkan dugaan bahwa teknologi Mikoyan telah diberikan ke tangan para perancang persenjataan China.
“Tampaknya mereka mendapatkan akses pada dokumen yang terkait Mikoyan, pesawat yang dihapus dari tender untuk menciptakan sebuah pesawat tempur siluman,” papar sumber anonim kemarin, seperti dikutip AFP.
Sumber itu mengatakan, tidak jelas apakah transfer teknologi itu legal atau tidak. Pengamat mengatakan, bantuan Rusia pada China mungkin membantu Moskow tetap mengontrol kemampuan pertahanan militer di negara tetangga bagian timurnya itu.
Pengamat independen Adil Mukashev yang khusus mengkaji hubungan antara Rusia dan China menyatakan, ada kemungkinan transaksi finansial antar kedua negara. “China membeli teknologi untuk beberapa bagian, termasuk ekor pesawt Mikoyan, dengan uang,” tuturnya.
Kementerian Pertahanan China menolak berkomentar atas dugaan tersebut. Persatuan Korporasi Pesawat Rusia (UAC) yang mengawasi produksi jet tempur Mikoyan, menolak bahwa ada teknologi atau desain yang dipindahkan ke China.
Hanya AS yang saat ini mengoperasikan pesawat tempur generasi kelima, yang hampir mustahil terlacak radar. Rusia sedang bekerja untuk memulai serial produksi prototipe pesawat generasi kelima dalam lima hingga enam tahun ke depan.
Kemampuan China memproduksi pesawat generasi kelima akan menempatkan negara itu dalam jajaran kelompok elit kekuatan militer. Namun pengamat mengatakan, masih membutuhkan waktu beberapa tahun bagi Beijing untuk menyempurnakan pesawat generasi kelimanya.
Sumber itu mengatakan, pejabat China telah diundang ke pameran publik pertama pesawat itu saat Rusia dalam tahap awal membuat jet tempur untuk menyaingi pesawat tempur AS tipe F-22.
Pembuat Sukhoi akhirnya dikontrak untuk membantu pembuatan pesawat tempur itu dan Mikoyan 1.44 yang kurang memiliki teknologi pengelak radar seperti F-22, tidak pernah diproduksi secara massal.
Rusia yang merupakan produsen energi terbesar dunia, memasok gas alam dan minyak ke China. Tapi Rusia tidak dapat menandingi anggaran belanja militer China yang berada di nomor dua setelah AS pada 2010.
Hubungan kedua negara cukup baik, tapi tetap saling mencurigai. Moskow saat ini menguatkan kemampuan militernya di Timur Jauh Rusia untuk membela posisinya di wilayah Siberia yang kaya sumber daya alam.
China merupakan pembeli kelas kakap untuk tank, helikopter, dan jet tempur Rusia. Tapi pembelian China mulai berkurang karena Beijing mulai memproduksi sendiri. Meski demikian, hubungan militer kedua negara semakin meningkat. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar