BENGHAZI- Serbuan NATO menewaskan putra pemimpin Libya Muamar Khadafi, Khamis, dan lebih dari 30 orang lainnya. Kabar tersebut diungkapkan pemberontak kemarin.
Pemerintah Libya menuduh NATO menargetkan lokasi-lokasi warga sipil dan menciptakan krisis kemanusiaan. Juru bicara pemberontak menyatakan, Khamis Kadhafi, 28, dikonfirmasi menjadi salah satu korban tewas akibat serangan udara NATO di pusat komando di kota Zliten.
“Sepajang malam, serangan pesawat NATO di ruang operasi Khadafi di Zliten dan di sana terdapat sekitar 32 tentara Khadafi yang tewas. Salah satu dari mereka ialah Khamis,” papar Mohammed Zawawi, juru bicara Pasukan Revolusioner Bersatu, seperti dikutip AFP.
Pemberontak menyatakan, ruang operasi mereka di Libya menangkap pembicaraan melalui radio yang mengindikasikan putra Khadafi tewas. Tidak ada verifikasi independen atas kematiannya karena sempat muncul beberapa kali rumor semacam itu selama lima bulan perang sipil di Libya.
Di kantor pusat operasi NATO di Libya, Naples, seorang pejabat ditanya tentang klaim tersebut dan menjawab, “Kami sedang mencari tahu tentang itu.”
Khamis yang dilatih di akademi militer Rusia, memimpin komando Brigade Khamis yang paling ditakuti. Brigade Khamis merupakan salah satu unit tempur terhebat yang dimiliki rezim Libya.
Serangan NATO tampaknya terjadi hanya beberapa jam setelah rezim Libya membawa para wartawan melakukan tur di pusat kota Zliten. Langkah tersebut untuk menunjukkan pada publik klaim pemberontak salah bahwa kota itu diserang.
Pemberontak dari Misrata, pekan ini menyatakan bahwa mereka telah membuat kemajuan di Zliten, kota pantai strategis di jalan menuju Tripoli. Tapi otoritas di Tripoli menyangkal klaim tersebut dan menyatakan pemeirnta masih mengontrol seluruh kota.
Pada Kamis (4/8), wartawan AFP melihat pusat kota dalam kontrol pasukan pemerintah, meski serangan artileri intensif terdengar di kejauhan. Penduduk mengatakan, garis depan terletak dalam jarak 10 hingga 15 kilometer timur pusat kota. Sementara pemberontak menyatakan mereka mengontrol tiga wilayah bagian timur Zliten.
Televisi pemerintah menyatakan, pesawat-pesawat NATO menyerang Tripoli pada kemarin pagi, saat rezim Khadafi menuduh pemberontak menyabotase jaringan pipa yang menuju tempat pengilangan utama Libya.
“Sebanyak 10 ledakan keras mengguncang ibu kota Libya pada pukul 1.30 pagi,” papar seorang wartawan AFP.
Beberapa saat setelah itu, televisi Libya menyatakan, “Lokasi sipil dan militer di tenggara kota Khellat al-Ferjan ditargetkan oleh penyerang penjajah.”
Deputi Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaaim menjelaskan, pada Kamis (4/8), pemberontak menyabotase jaringna pipa di pegunungan Nefusa, tenggara Tripoli. “Pemberontak menutup katupnya dan menuangan semen ke atasnya,” paparnya.
Menurut Kaaim, tindakan pemberontak itu mengakibatkan krisis listrik di ibu kota karena minyak dan gas yang digunakan di pengilangan miyak Zawiyah untuk menyalakan listrik. “Suplai makanan dan obat-obatan rusak di Tripoli karena lamanya pemadaman listrik. Penduduk Tripoli mengeluhkan panjangnya listrik padam pada Kamis (4/8) dan terjadinya keterbatasan gas,” ujarnya.
“NATO ingin menciptakan krisis kemanusiaan di Libya, padahal tujuan misinya untuk melindungi warga sipil,” kecam Kaaim.
Rezim Khadafi mencoba memecah faksi-faksi oposisi Libya dengan mengklaim beraliansi dengan kubu Islam. Setelah beberapa bulan menyebut semua oposisi sebagai ekstrimis radikal, putra Khadafi, Seif al-Islam Kadhafi menyatakan menjalin pakta aliansi dengan Ali Sallabi, pemimpin ulama Islam di wilayah timur yang dikuasai pemberontak. Sallabi menyatakan bahwa pakta itu tidak ada, tapi dia mengakui bahwa perundingan terjadi antara dia dan Seif al-Islam.
Oposisi masih terkejut dengan pembunuhan terhadap Jenderal Abdel Fatah Yunis. Sebanyak 28 suku dan tokoh sipil bertemu otoritas pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) untuk meminta investigasi penuh dan transparan atas kematian Yunis.
Fakta di sekitar kematian Yunis masih simpang siur. Sejumlah anggota senior NTC memberikan penjelasan yang tidak sempurna dan saling bertentangan tentang bagaimana Yunis meninggal, siapa yang membunuhnya dan motif pembunuhnya. (syarifudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar