Cari di Sini

Senin, 02 Januari 2012

Menyambut 2012 dengan Harapan

SIDNEY- Masyarakat dunia menyambut datangnya Tahun 2012 dengan harapan baru. Mereka berharap menutup lembaran suram 2011 yang diwarnai berbagai gejolak mulai dari revolusi kebangkitan Arab, krisis ekonomi Eropa, dan berbagai bencana alam seperti bencana banjir di Queensland, Australia, gempa dan tsunami Jepang, hingga badai tropis yang melanda Filiphina dan membuka lembaran baru yang lebih baik pada 2011. Harapan ini di antaranya disampaikan warga Australia yang memenuhi pantai Sydney untuk mendapatkan posisi terbaik menikmati kembang api di atas Harbour Bridge. Pertunjukan kembang api di Harbour pada momen kali ini didesain dengan tema “Waktu untuk Mimpi”, sebuah tanda persetujuan melepas semua yang terjadi tahun lalu. “Ini untuk memberikan orang-orang peluang untuk mimpi-mimpi pada tahun 2012 dan harapannya tahun baru ini lebih baik dari tahun yang sudah kita lalui,” kata Aneurin Coffey, produser festival Tahun Baru Sydney. Kembang api di Harbour Bridge kemudian meletus berbentuk awan. Saat bersamaan berbagai cahaya berwarna juga disorotkan ke tengah jembatan membentuk pelangi tanpa ujung yang berarti untuk membangkitkan harapan. Semua yang menyaksikan pun sangat bergembira. “Saya sudah cukup dengan tahun ini. Saya mengharapkan yang lebih baik di tahun baru ini,” papar Sandra Cameron, 68, yang kehilangan hampir semua miliknya saat rumahnya di negara bagian Queensland, Australia, diterjang banjir saat badai pada Februari silam. Harapan baru juga disampaikan warga di Jepang.berbeda dengan tahun sebelumnya yang banyak diwarnai pesta pora, kali ini mereka menghabiskan hari terakhir 2011 dengan mengunjungi kuil dan biara, berdoa untuk tahun depan yang lebih baik. Lonceng raksasa dipasang di berbagai biara yang dibunyikan 109 kali untuk membersihkan setan dunia dan membawa keberuntungan. “Ini merupakan tahun yang paling saya rasakan dengan semangat. Tapi saya juga dapat melihat kehangatan hubungan manusia dan menguatkan saya untuk mempererat tali keluarga, masyarakat dan kehidupan sehari-hari. Saya harap saya dapat memaknai tahun depan dengan lebih baik sehingga Jepang dapat maju di masa depan,” Kouichi Takayama, seorang mahasiswa negeri matahari terbit tersebut. Bagi rakyat Jepang, 2011 merupakan tahun saat negara itu diterjang gempa bumi dan tsunami yang mengakibatkan 20.000 orang tewas atau hilang dan memicu krisis nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Dai-ichi. “Bagi saya, hal terbesar yang terjadi tahun ini ialah bencana alam pada Maret,” papar Miku Sano, 28, mahasiswa pendidikan perawat di kota Fukushima. “Sejujurnya, saya tidak tahu apa yang harus dikatakan untuk orang-orang yang harus melawan ketakutan mereka untuk kembali ke rumah. Level radiasi di kota Fukushima, tempat saya tinggal, jelas tidak rendah, dan kami tidak tahu bagaimana itu berpengaruh pada kesehatan kami di sama depan.” Di kota Cagayan de Oro, Filipina, orang-orang menikmati pergantian tahun dengan masih diselimuti duka akibat badai tropis dan banjir yang menewaskan lebih dari 1.200 orang. Bagi sukarelawan Ana Caneda, tahun baru kali ini memberikan harapan. “Sangat memulihkan jiwa saat menulis tanggal 2012, bukan 2011,” ungkapnya. Master feng shui Raymond Lo mengaku tidak terkejut bahwa 2011 menjadi tahun yang penuh gejolak karena tahun 2011 diasosiasikan dengan elemen besi dan kayu. “Pada tahun 2011, bencana alam sering terjadi karena kayu yang diwakili oleh pepohonan dan alam, diserang oleh besi,” ujarnya. “Tahun 2012 dapat lebih baik karena diasosiasikan dengan air laut yang mewakili energi dan gerakan serta menghanyutkan berbagai kebiasaan lama,” kata Lo. “Air yang melimpah juga berarti kemurahan hati dan kedermawanan. Itu juga berarti berbagi. Itu mungkin juga berarti para pengusaha besar akan membagikan kekayaan mereka.” Penyambutan tahun baru 2012 dilakukan aneka cara. Samoa menjadi negara pertama di dunia yang merayakan Tahun Baru 2012. Pesta-pesta Malam Tahun Baru pun digelar lebih awal di negara pulau Pasifik Selatan itu dibandingkan negara-negara lain. Samoa merayakan tahun baru dengan pesta kembang api yang membuat langit malam menjadi penuh pelangi. Samoa dan negara tetangga Tokelau terletak dekat garis waktu yang vertikal membelah Samudera Pasifik. Itulah yang membuat kedua negara itu memutuskan untuk merayakan tahun baru mendekati waktu Asia. Waktu pun terasa lambat di Samoa saat detik-detik menuju 2012. Pantai di sepanjang ibu kota Apia dipenuhi dengan warga Samoa dan wisatawan yang merayakan tahun baru pertama di dunia. Meskipun berbagai festival meriah digelar, polisi Samoa menyatakan tidak ada laporan terjadi masalah. “Lebih dari 90% rakyat kami mengapresiasi perubahan dan itu berperan dalam keberhasilan perayaan tahun baru ini,” ujar salah satu polisi yang bertugas mengamankan Apia, dikutip ABC News. Sedangkan di Hong Kong, lebih dari 400.000 orang menyaksikan pertunjukan kembang api selama 4 menit yang membuat langit Victoria Harbour gemerlapan. Kembang api senilai USD1 juta itu diluncurkan dari 10 gedung pencakar langit di kota tersebut. (syarifudin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar