Cari di Sini

Senin, 20 Februari 2012

Pengawas IAEA Tiba di Iran


TEHERAN- Tim pengawas dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tiba di Teheran kemarin pagi. Kunjungan dua hari itu bertujuan mencari solusi untuk program nuklir Iran.

Ini merupakan kunjungan kedua delegasi IAEA ke Iran dalam tiga pekan terakhir. Kunjungan ini dianggap sebagai tes bagi keinginan Iran menggelar perundingan dengan IAEA tentang aktivitas mencurigakan terkait pengembangan senjata nuklir, seperti laporan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu pada November silam.

“Kami harap mendapat dua hari yang baik dan konstruktif di Teheran,” papar ketua tim pengawas IAEA Herman Nackaerts sebelum terbang ke Teheran dari Vienna. “Kami harap ada hasil kongkrit dari perjalanan ini. Prioritas utama tetap pada kemungkinan dimensi militer program nuklir Iran, tapi kami akan menangani semua isu besar lainnya. Ini tentu saja isu yang sangat rumit yang mungkin perlu waktu. Tapi kami harap ini bisa konstruktif.”

Pada diplomat Barat di IAEA menyatakan, perjalanan pertama pada 29-30 Januari lebih pada membangun kepercayaan. Saat itu tim pengawas tidak menemui tokoh-tokoh penting dalam program nuklir Iran atau pun mengunjungi fasilitas nuklir manapun.

Sementara, diplomat Barat tidak terlalu berharap dengan hasil kunjungan IAEA di Iran. “Saya masih pesimistis bahwa Iran akan menunjukkan kerja sama yang diperlukan, ujar salah satu diplomat di Vienna, dikutip Reuters.

Laporan IAEA pada November silam menyatakan Iran melakukan aktivitas terkait produksi senjata nuklir. Sejak terbitnya laporan itu, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) menerapkan sejumlah sanksi yang menargetkan sektor minyak Iran. Muncul pula perkiraan bahwa Israel mungkin melakukan serangan militer ke fasilitas nuklir Iran dalam beberapa bulan mendatang.

Iran menyangkal laporan IAEA tersebut. Menurut Teheran, laporan IAEA tidak memiliki bukti yang kuat. Negeri Mullah itu menegaskan akan membalas semua serangan militer asing ke Iran, termasuk menutup Selat Hormuz yang merupakan rute penting pengiriman minyak dunia.

Teheran pekan lalu menyatakan siap kembali ke meja perundingan dengan kekuatan P5+1 yakni AS, Rusia, China, Prancis, Inggris, dan Jerman. Perundingan itu terhenti di Turki pada Januari 2011.

Sementara, Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Martin Dempsey menegaskan bahwa serangan militer ke Iran akan terlalu dini karena tidak jelas apakah Teheran akan menggunakan program nuklirnya untuk membuat bom atom. “Saya yakin bahwa tidak jelas Iran akan merakit bom dan atas dasar itu, saya pikir akan terlalu dini untuk memutuskan bahwa saat itu opsi militer perlu kami lakukan,” ungkapnya. Dempsey yakin pemerintah Iran merupakan aktor yang rasional.

Dalam suratnya pada Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton pekan lalu, Iran menjanjikan membawa inisiatif baru ke meja perundingan. “Dalam negosiasi ini, kami mencari jalan keluar isu nuklir Iran saat ini sehingga kedua pihak menang,” ungkap Menlu Iran Ali Akbar Salehi pada televisi Iran, dikutip Reuters.(syarifudin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar