Cari di Sini

Rabu, 08 Februari 2012

AS Tutup Kedubesnya di Suriah

DAMASKUS – Amerika Serikat (AS) menutup kedutaan besarnya di Suriah dan menarik semua stafnya karena khawatir dengan meningkatnya kekerasan di Damaskus. Inggris dan Prancis juga memanggil diplomatnya untuk konsultasi.

Langkah ini dilakukan untuk menyusun tindakan selanjutnya menekan rezim Suriah. Meski demikian,Presiden AS Barack Obama menekankan pentingnya diplomasi dan menyatakan situasi di Suriah sangat berbeda dengan di Libya. “AS telah menghentikan operasi kedubes kami di Damaskus mulai 6 Februari. Dubes Robert Ford dan semua personel AS telah meninggalkan negara itu,” papar pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS, dikutip AFP.

“Meningkatnya kekerasan, termasuk pengeboman di Damaskus pada 23 Desember dan 6 Januari, meningkatkan kekhawatiran bahwa kedubes kami tidak cukup terlindungi dari serangan bersenjata.” “Kami bersama beberapa misi diplomatik lainnya, menyampaikan kekhawatiran tentang keamanan kami pada pemerintah Suriah, tapi rezim gagal merespons dengan memadai,” ungkap Kemenlu AS.

Obama menyatakan solusi negosiasi dengan Suriah masih dimungkinkan. Dia membela cara pemerintah AS menangani krisis di Damaskus.“Penting untuk menyelesaikan ini tanpa intervensi militer asing dan saya pikir itu mungkin. Insting saya ialah,Anda melihat semakin banyak orang di Suriah yang menyadari pentingnya perubahan dan rezim Assad merasakan tekanan di sekitar mereka. Ini hanya menunggu waktu,”katanya.

Sementara itu,Menteri Luar Negeri (menlu) Rusia Sergei Lavrov berada di Damaskus kemarin untuk berunding dengan Presiden Suriah Bashar al- Assad. Kunjungan itu dilakukan setelah Moskow dan Beijing memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB) yang mengecam kekerasan di Suriah. Kemenlu Rusia menyatakan, Lavrov menuju Damaskus karena Moskow menginginkan stabilitas situasi di Suriah.

Rusia merupakan pemasok persenjataan utama ke rezim Assad. Pelabuhan Tartus, Suriah merupakan pangkalan angkatan laut Rusia satusatunya di Mediterania. Pemerintah China juga mempertimbangkan mengirim delegasi ke Timur Tengah untuk membahas krisis Suriah.

Juru Bicara Kemenlu China Liu Weimin menegaskan, negaranya bertekad menjadi teman Dunia Arab dan mungkin mengirim delegasi mereka ke sana. Liu menegaskan, rakyat China teman Suriah dan rakyat Arab. “Kami selalu bekerja sama dan dalam semua masalah,” ungkapnya. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar