Cari di Sini

Kamis, 23 Februari 2012

Negosiasi IAEA-Teheran Buntu

WINA – Ketua tim pengawas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk program nuklir Iran Herman Nackaerts kemarin menyatakan, berbagai negosiasi dengan pemerintah Teheran menemui jalan buntu.

Pernyataan itu muncul setelah dua hari kunjungan pengawas IAEA di Iran.“Kami mencoba mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan semua isu besar. Kami melakukan perjalanan ini dengan semangat konstruktif. Malangnya, kami tidak dapat mencapai kesepakatan,” ungkap Nackaerts di bandara Wina, dikutip AFP. “Kami tidak mendapat akses ke fasilitas militer Parchin, kami tidak dapat maju. Kami sekarang akan melaporkan pada direktur jenderal dan kemudian pada badan gubernur IAEA.

Lalu kami akan melihat apa langkah selanjutnya.” Tim pengawas IAEA yang dipimpin Nackaerts berharap dapat mengklarifikasi isu-isu yang muncul dalam laporan badan itu pada November silam. Laporan tersebut menuduh Iran melakukan aktivitas pengembangan persenjataan nuklir.Iran menyangkal tuduhan tersebut. Setelah munculnya laporan IAEA, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) menerapkan berbagai sanksi yang menargetkan sektor minyak Iran. Muncul pula rumor bahwa Israel akan melancarkan serangan udara di fasilitas nuklir Negeri Mullah.

Iran mengancam menutup Selat Hormuz jika militer asing menyerang fasilitas nuklirnya. Penutupan Selat Hormuz akan mengakibatkan harga minyak global meningkat dan menciptakan krisis ekonomi. Kunjungan pengawas IAEA itu dianggap sangat penting untuk upaya menghidupkan lagi perundingan antara Iran dan kekuatan P5+1 yakni AS, China, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman. Perundingan itu terhenti di Turki 13 bulan silam. Menurut pernyataan IAEA kemarin, berbagai upaya intensif untuk mencapai kesepakatan telah gagal.

Tim meminta akses ke Parchin pada kunjungan kali ini dan sebelumnya pada Januari. Fasilitas itu diyakini menjadi tempat uji coba bahan peledak.“ Tapi, Iran tidak memberi izin. Ini mengecewakan karena Iran tidak menerima permintaan kami untuk mengunjungi Parchin selama pertemuan pertama atau kedua,” kata Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano. Utusan Iran untuk IAEA Ali Asghar Soltanieh menyatakan, perundingan akan dilanjutkan. Tapi,dia ataupun IAEA tidak menyatakan kapan kunjungan selanjutkan akan direncanakan.

Setelah berakhirnya kunjungan pengawas IAEA, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa rezim Teheran tidak menginginkan persenjataan nuklir.“Kami tidak menginginkan senjata atom. Kami ingin mengalahkan supremasi kekuatan dunia yang mengandalkan persenjataan nuklir. Dengan izin Tuhan, bangsa ini akan mencapai tujuannya,”paparnya pada para pakar nuklir Iran. Iran saat ini mulai merasakan dampak berbagai sanksi internasional.

Negeri Mullah kesulitan dalam melakukan transaksi keuangan untuk eksport dan import karena AS dan UE melarang berbagai institusi keuangan negara lain bekerja sama dengan bank sentral Iran.Padahal,bank sentral Iran selama ini menangani transaksi keuangan untuk eksport dan import. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar