Cari di Sini

Jumat, 10 Februari 2012

Oposisi Suriah Dekati China

BEIJING – Negeri Tirai Bambu kemarin mengungkapkan, satu delegasi oposisi Suriah mengunjungi Beijing pekan ini dan bertemu Wakil Menteri Luar Negeri China. 

Ini merupakan kontak pertama antara oposisi Suriah dan Beijing yang diungkapkan China, saat kecaman internasional atas veto China terhadap draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengecam Suriah. ”Delegasi dari Badan Koordinasi Nasional Suriah untuk Perubahan Demokratis (SNCBDC) yang dipimpin wakil koordinator umum Hassan Mana melakukan perjalanan empat hari ke China. Mereka meninggalkan Beijing pada Kamis (9/2),”papar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Liu Weimin, dikutip Reuters.

SNCBDC menentang intervensi asing dalam krisis, tapi tidak menolak keterlibatan Liga Arab. Delegasi oposisi Suriah bertemu Wakil Menteri Luar Negeri China Zhai Jun dan diplomat senior lainnya.”Kedua pihak bertukar pendapat tentang situasi terbaru di Suriah, dan China menjelaskan prinsip dan posisinya serta menyeru semua pihak segera menghentikan kekerasan,” ujar Liu. 

”Pemerintah Suriah harus memenuhi janji-janjinya, segera melakukan proses reformasi inklusif dengan partisipasi luas, serta menyelesaikan perselisihan dan konflik melalui perundingan dan konsultasi.” Liu menegaskan China merupakan teman rakyat Suriah.” China ingin mempertahankan kontak dan komunikasi dengan kelompok oposisi Suriah yang relevan, berupaya mendorong perundingan, serta melakukan upaya memperbaiki situasi,” katanya.

”China akan melakukan berbagai upaya menuju perdamaian dan stabilitas Suriah.” Menurut Liu, delegasi oposisi Suriah mengapresiasi sikap China di Timur Tengah. ” Delegasi oposisi berharap China akan memainkan peran lebih besar sehingga Suriah dapat bangkit dari krisis secepatnya,” ujarnya. China bersama Rusia akhir pekan ini memveto resolusi DK PBB yang mendukung rencana Liga Arab mendesak Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur, setelah beberapa bulan terjadi kekerasan.

Veto itu dikecam Barat dan Liga Arab. Negeri Tirai Bambu menepis kecaman itu dengan menegaskan bahwa veto dilakukan demi kepentingan jangka panjang rakyat Suriah. Awal pekan ini,pemerintah China menyatakan sedang mempertimbangkan mengirim delegasi ke Timur Tengah untuk membahas krisis Suriah. Sementara oposisi Suriah menyatakan, pasukan rezim membombardir Kota Homs hingga hari keempat,kemarin. 

”Pasukan Suriah menewaskan sedikitnya 29 orang pada Kamis (9/2) dalam serangan roket dan mortir di Homs,” papar sumber oposisi kepada Reuters. Oposisi menyatakan bombardir difokuskan di Baba Amro, Inshaat, Khalidiya, al- Bayyada,dan Jouret al-Shayyah yang dihuni satu juta jiwa. Sebelumnya, Pengawas Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) menyatakan 12 orang tewas di Baba Amro dan Khalidiya. 

Aktivis menyatakan sedikitnya 40 tank dan 50 infanteri dengan 1.000 tentara dikerahkan dari perbatasan dekat Lebanon dan dari pantai,menuju Homs.” Warga mayoritas Sunni yang menjadi target serangan roket dan mortir pasukan loyalis Assad yang dipimpin Alawite, masih belum mendapat aliran listrik, air, dan kebutuhan pokok,” tutur aktivis di Homs. 

Tidak ada komentar dari otoritas Suriah dengan laporan tersebut.”Kami telah menyaksikan penyerangan 24 jam terakhir di berbagai wilayah seperti Khalidiya,Bab Amro,dan Inshaat. Tank-tank dikerahkan setelah bombardir, dan kemudian ditarik lagi,” kata aktivis Mohammad Hassan kepada Reuters melalui telepon satelit. 

Tokoh oposisi Suriah Mazen Adi yang melarikan diri ke Paris beberapa pekan silam, menjelaskan bahwa pemberontak kurang terorganisasi di bawah payung Angkatan Bersenjata Suriah Bebas (FSA). Pemberontak melakukan taktik perang gerilya melawan pasukan pemerintah di Homs. ” FSA masih berupaya menyerang target-target strategis di Homs, seperti kantor polisi rahasia,” ujar Adi.

”Rezim tidak dapat menempatkan tanktank dalam waktu lama di wilayah oposisi karena mereka akan diserang dan mereka membalas dengan membombardir warga sipil.” Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, negaranya ingin menjadi tuan rumah negosiasi internasional untuk menyepakati cara menghentikan kekerasan di Suriah dan menyediakan bantuan kepada rakyat Suriah.

”Tidak cukup menjadi pengatas. Saatnya untuk mengirim pesan kuat para rakyat Suriah bahwa kita bersama mereka,” tuturnya kepada Reuters, sebelum terbang ke Washington untuk membahas krisis Suriah. syarifudin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar