Kedua negara pada 2006 menyepakati pemindahan sekitar 8.000 marinir dari Okinawa ke wilayah AS,Guam,dan relokasi satu pangkalan udara di Okinawa. Namun, pelaksanaannya tertunda karena Jepang masih berupaya meyakinkan penduduk Okinawa agar menerima kesepakatan tersebut. “Kementerian Pertahanan AS sekarang mempertimbangkan pemindahan sisa 3.300 marinir ke berbagai wilayah di Pasifik, seperti Hawaii,Australia, dan Filipina,” ungkap sumber diplomatik yang dikutip kantor berita Kyodo News.
Pejabat pertahanan dan luar negeri Jepang serta AS akan bertemu di Washington hari ini. Kedua negara akan menjelaskan perincian pemindahan tersebut pada 13 Februari. Tokyo berupaya meyakinkan warga Okinawa untuk menerima rencana relokasi Pangkalan Udara Futenma,sebagai bagian paket penyusunan kembali. Banyak warga Okinawa menentang rencana tersebut, termasuk pemindahan pangkalan AS ke bagian lain pulau itu. Okinawa selama beberapa dekade menjadi tempat bagi lebih dari 50.000 pasukan AS di Jepang.Tokyo dan Washington juga sepakat membangun satu landasan pesawat di laut.
“Langkah pemindahan marinir ke Guam mungkin menjadi sikap kompromi Tokyo karena pemerintah Jepang telah berupaya meyakinkan warga Okinawa untuk menerima kesepakatan tersebut,” ungkap laporan harian Asahi. Dalam isu berbeda, AS berencana mempertahankan pasukan khusus di Afghanistan setelah mengurangi operasi tempur di negara itu.Pasukan khusus itu akan dimanfaatkan untuk memburu para pemimpin pemberontak dan melatih pasukan Afghanistan. Harian New York Times (NYT) mengutip sumber dari Pentagon yang mengatakan bahwa pasukan khusus itu dapat tetap berada di Afghanistan setelah misi NATO berakhir pada 2014.
Para menteri pertahanan (menhan) NATO dalam pertemuan di Jerman pekan ini berharap pasukan Afghanistan dapat mengambil alih tanggung jawab keamanan di negara itu pada 2013. Pada saat yang sama, pasukan asing akan mengurangi perannya. Menhan AS Leon Panetta sebelum tiba di Eropa pekan lalu menyatakan,AS berencana mengurangi misi tempur paling cepat pada pertengahan 2013. “Sesuai rencana yang ada,ribuan pasukan khusus AS akan tetap berada di Afghanistan setelah pasukan konvensional AS ditarik,” papar laporan NYT.
Pengamat militer dan pejabat Pentagon menjelaskan, rencana baru untuk Afghanistan itu bukan respons langsung atas memburuknya kondisi di negara itu.Perubahan ini dapat memberi perlindungan politik bagi Presiden AS Barack Obama yang saat ini menghadapi serangandarilawannya diPartai Republik. Republikan mengkritik Obama yang dianggap menarik pasukan terlalu cepat dari Afghanistan.Fokus baru ini untuk menghadapi sisa ancaman teroris dan melatih trainer militer untuk menyiapkan pasukan keamanan Afghanistan. syarifudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar